Sabtu, 25 Desember 2010

baru new

AKTOR-AKTOR

by tommylovezacky in BIG COCK (KONTHOL BESAR), CERITA dari TEMAN, MUSCLE MAN

Perkenalan: Aku seorang yang biasa aja, sudah berkerja di sebuah instansi sejak lulus SMU. Namaku Damara Setyawan (Samaran), dirumah dipanggil Setya. Aku mengenal dunia ini dari seorang temanku yang paling dekat. Dialah yang membawaku ke dunia ini dan dia pula yang mengecewakan dan meninggalkan aku begitu saja setelah aku jatuh ke dunia ini. Namun semuanya kupasrahkan pada-Nya.

*****

Sore itu, seperti biasanya para tamu berdatangan dari dalam dan luar negeri ada yang sendirian, berdua, dan satu keluarga. Beberapa diantaranya sekelompok remaja-yang kelihatannya ingin menikmati malam minggu di hotel ini. Kuperhatikan terus mereka yang berlalu-lalang di lantai bawah dari tempatku kerja.

Memang sengaja aku memilih tempat yang menghadap ruang tamu sehingga bisa dibuat untuk cuci mata. Dengan seperti ini tidak pernah bosan kerja disini meski setiap kali duduk terlihat monitor yang hanya berisi form-form keuangan. Deg, penglihatanku mulai tertuju pada dua orang yang kayaknya tidak asing lagi. Mereka sepertinya bukan orang biasa, ya mereka adalah publik figur, sehingga mereka berdua kelihatannya menyembunyikan identitas dengan memakai pakaian yang bisa menutupi siapa sebenarnya mereka. Seorang mengenakan celana jeans dengan kaos lengan panjang warna biru tua dengan topi agak kebawah. Satunya lagi mengenakan kemeja lengan panjang juga dengan celana hitam plus topi dan kacamata hitam. Praktis aku tidak bisa melihat siapa mereka. Tetapi dari gaya dan cara berjalan aku sedikit bisa menebaknya. Karena penasaran aku turun dari tempat kerjaku menuju ruang tamu. Aku menanyakan nomor berapa kamar yang dipesan oleh tamu barusan pada receptionist. Malam harinya, sengaja aku pulang agak terlambat hanya karena penasaran dan ingin membuktikan kebenaran tebakanku tadi. Di meja kerja aku hanya berfikir bagaimana bisa masuk ke kamar nomor 212 lantai 3 untuk menemui mereka. Setelah setengah jam aku menemukan cara yang aku anggap paling efektif.

Kupencet bel kamar nomor itu untuk memberikan akan malam buat mereka. Kali ini aku rela turun pangkat sebagai pengantar makaman demi ketemu dua orang yang membuat aku penasaran. Agak lama aku menunggu, sekitar sepuluh menit baru pintu kamar terbuka. Benar apa yang kuperkirakan. Seorang Roy (samaran) berdiri tegak dihadapanku dengan hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam, yang sepertinya dia ambil dan pakai sekenanya, kaos dalamnya terbalik. Aku tersenyum dan heran kenapa dia yang selama ini terlihat gagah di sinetron laga, kini tampak kusut dengan hanya memakai pakaian sekenanya. “Ada apa Mas?” Tanyanya singkat. “Wah, kebetulan aku bisa bertemu Mas Roy,”jawabku yang tidak tepat sasaran karena saking senangnya. “Ada apa Mas?” Tanyanya ulang. “Eh, maaf ini makan malamya. Tapi bolehkan saya minta tanda tangannya?” Pintaku. “Siapa Roy?” Suara dari dalam. “Ini pengantar makanan,” Jawab Roy. “Boleh, silakan masuk!” Jawab Roy yang kusambut dengan tebar pesona dengan senyum mautku. Aku masuk sambil mendorong makanan yang kubawa mengikuti langkah Roy yang ada didepanku. Herannya mataku tidak pindah dari punggung dan pantat Roy. Melihat itu saja aku sudah horny berat. Kuperhatikan tubuh mulus itu lekat-lekat, ingin sekali aku bisa menjilati dan meremas pantatnya yang aduhai itu. “Silakan duduk” “Terima kasih” Jawabku senan gagap. “Oh ya nama anda siapa?” Tanya Roy. “Aku Setya tapi biasa dipanggil Coker” Jawabku. “Lho kok bisa?” “Ya nama pemberian teman-temanku” “Ooo.. sebabtar ya aku ambil bolpoin” Katanya yang kujawab dengan anggukan. Ketika Roy berlalu dari hadapanku, kulirik ranjag di sebelahku yang semrawut tidak karuan. Di atasnya ada seorang Andry (samaran) yang hanya mengenakan celana dalam. Aku semakin horny saya memasuki kamar ini. Betapa tidak, penghuninya orang-orang ganteng, seksi dan setengah telanjang. Andry menatapku tajam. Aku perhatikan dia, eh ternyata dia tersenyum padaku. Kubalas senyumamnya dengan senyumanku yang paling indah. Setelah itu dia turun dari ranjang dan menghampiriku. “Aku Andry kau Coker ya?” Katanya sambil mengulurkan tangan. “Kok tahu”J awabku sok akrab. “Tadi aku mendengarkan kamu ngomong sama Roy” Baru beberapa menit aku ngobrol dengan Andry, Roy datang dengan membwa bolpoint. Dengan gayanya yang kalem dan manja dia duduk di sebelah Andry. Astaga.. aku bingung kalang kabut melihat mereka. Ternyata.. Belum selesai memikirkan mereka Andry menawariku untuk menemaninya bermalam disini. Mungkin dia tertarik dengan penampilanku saat itu. Aku hanya pura-pura tidak tahu apa mau mereka, padahal semua pengamatan dan dugaanku semuanya sudah terjawab dan itulah sebenarnya yang aku ingikan. Kini kami bertiga duduk diatas ranjang menonton film laga kesukaan mereka.

Aku tidak memperdulikan lagi pekerjaan yang arus kulembur. Yang terpenting saat ini keinginan dan cita-citaku untuk bercinta dengan seorang aktor idolaku bisa terwujud untuk menghapus dukaku selama ditinggal kekasihku dan mengawali pengembaraan seks ku yang terhenti sebelum terwujud cita-citaku. Meski gairah seks yang kurasakan meletup-letup, aku tidak akan memulainya sebelum mereka mendahului. Kami bertiga mulai rebahan untuk melepas capai yang kami rasakan. Andry yang saat itu ada di sebalah kananku mulai memegang dan meraba tanganku. Sedangkan Roy lebih berani, ia merangkulkan tangannya ke atas dadaku. Aku diam tidak bereaksi, menunggu aksi mereka.Andry mulai menelungkupkan tubuhnya keatas tubuhku yang masih menganakan pakaian kerja. Melihat ulah Andry, tampaknya Roy tak ingin kalah ia juga menulungkupkan tubuhnya ke sebagian tubuhku. Aku tersenyum melihat mereka berdua yang lagi horny berat. Meski aku ingin sekali menikmati tubuh mereka tapi aku tidak keburu menjawab perlakuan mereka. Aku hang terdiam merasakan kehangatan dua sosok tubuh gagah dan seksi. Mereka terus meraba dan entah tangan siapa yang mulai melepas baju yang kukenakan, tahu-tahu kancing bajuku sudah terlepas semua. Roy yang tadinya hanya berani meraba kini ia memberanikan diri untuk melumat bibirku. Ia mengenyut bibir bawah dan atas secara bergantian. Sesekali ia menjulurkan lidahnya kemulutku untuk memancing keluarnya lidahku.Ia juga menciumi hidung mancungku, pipi dan keningku.

Sementara aku hanya menikmati saja tanpa reaksi yang berarti. Di bawah sana, Andry sibuk melepas celana yang kukenakan. Sampai aku merasakan hanya tinggal CD saja yang tersisa. Praktis, kini kamu bertiga hanya mengenakan CD. Wow gesekan demi gesekan dengan tubuh mereka sangat kunikmati. Andry mulai menjilati punting susuku yang kenyal bergantian kiri dan kanan. Puas dengan susu kini ia menjalar ke bagian perut. Tangannya meremas remas penisku yang sudah tegang. Jilatannya kurasakan terus turun menghampiri kedua pahaku yang mulus. Aku merasakan kenikmatan tiada tara. Betapa tidak, diatas aku merasakan lembutnya bibir Roy dan di bawah kurasakan ilatan-jilatan maut Andry. Aku tetap dengan keadaan semula. Diam tak beraksi hanya mengeluarkan desahan-desahan kenikmatan. Melihat mereka berdua yang sepertinya tidak kuhargai, kini aku mulai memberikan reaksi. Aku hisap lidah Roy yang menjulur ke rongga mulutku. Kupeluk erat-erat tubuhnya yang kini berada diatasku dengan kaki mengapit pinggangku. Sedangkan Andry tampaknya tidak puas-puas dengan daerah baawahku. Ia terus menjilati kedua paha dan beberapa kali dia membuat tanda merah disana dengan sedotan-sedotannya. Ia juga menciumi penisku yang masih ada di dalam CD. Puas dengan permaina itu, kubalikkan tubuhku. Kuterlenlangkan Roy dan Andry dan aku berada duatas mereka berdua.

Kini dengan bebas dan buas kuciumi pipi mereka yang mepet bergantian antara Andry da Roy. Kunikmati benar-benar pipi dan hidungnya yang kenyal dan mulus itu. Kurang lebih sepuluh menit baru kukulum bibir mereka. Ketika mengelomoti mulut Roy, kuraba terus wajah Andry, begitu pula ketika menguum mulut Andry kuremas-remas wajah Roy. Aku mulai turun ke bawah mengerjai leher dan puting mereka berdua. Kujilati terus-menerus leher Roy sampai merata dan kubuat merah lehernya dengan kecupan-kecupan menggairahkan. Sementara Andry tidak kusia-siakan, kupilin putingnya sampai kelonjotan tidak karuan. Setelah puas dengam leher Roy yang putih aku mulai mengalihkan serangan kebagian dada, kujilati dan kusedot puting susunya yang merah merona. Beberapa saat kemudian kuperlakukan Andry seperti yang baru kuperagakan pasa Roy. Wah.. ternyata Andry paing suka dengan permainan ini, itu terlihat dari responnya yang sungguh menggairahkan. Ketika kusedot lehernya, ia seakan mau mengikuti arah bibirku bergerak. Apalagi ketika kujilati putingnya ia meronta-ronta dan memukul-mukul tubuhku karena nikmatnya. Melihat kejadian itu Roy langsung membantuku untuk memegang tangannya. Dalam posisi seperti ini Andry hanya bisa meraung kenikmatan. Lama-kelamaan aku tidak tega melihatnya sehingga kubebaskan ia dari permainanku. Menikmati permainan demi permainan dengan mereka berdua, aku semakin tidak tahan untuk merasakan kehangatan tubuhnya. Kini kurebahkan lagi tubuhku yang menggigil menahan libido yang menggebu-gebu. Melihat tubuhku yang sintal terbaring, Roy mengambil kendali atas tubuhku. Dengan terburu-buru ia melepas CD ku dari tempatnya sehingga tongkat kesayanganku berditi bebas setinggi 25 cm dengan diameter sekitar 3 cm. Sejekak mereka berdua heran dengan benda itu, lalu tanpa komando lagi Roy langsung mengulumnya. Mula-mula ia jilati bagian ujungnya, lalu dikulum kepalanya dan akhirnya ia masukkan juga batangnya, tetapi tidak sampai masuk semua karena besarnya.

Aku hanya mendesah merasakan penisku yang terkulum di mulut cowok ganteng itu. Andry yang hanya melihat aksi Roy kini menyerahkan penisnya yang ngaceng total ke mulutku. Melihat penis putih berbulu lebat milik aktor laga itu aku nikmati sepuasnya. Kurang lebih 15 menit permainan itu berjalan sperma Andry tumpah ruah dimulut dan langsung kutelan dengan perlahan agar tidak tersedak. Setelah menimati ejakulasi yang baru ia rasakan, Andry menggantikan posisi Roy. Ia nampaknya dendam karena penisnya menyerah dimulutku dan kini ia ingin penisku juga mengeluarkan sperma di mulut nya. Tapi sayang, setelah 10 menit berjalan aku masih belum ejakulasi sementara penis Roy sudah memuncratkan spermanya ke mulutku berkali-kali.Dan Andry berhenti mengoralku karena kecapaian. Mereka heran, penisku tidak mau ejakulasi padahal mereka berdua sudah. Kenapa seperti ini? Karena penisku tadi sempat beristirahat sejenak ketika Andry menikmati ejakulasinya sehingga penisku kembali seperti semula seakan belum di oral. Dan untuk mengeluarkan isinya memerlukan waktu sekiar 20 menit. Kelebihan inilah yang kurahasiakan dan membuat lawan mainku terheran-heran. “Gila kamu Ker!” Ucap Andry terheran “Shheett.. eehh.. enak..” Roy meraung menikmati ejakulasi yang beru ia rasakan. Aku hanya tersenyum melihat mereka yang kayaknya heran dan malu-malu. Beberapa saat kami beristirahat. Aku memperhatikan mereka berdua yang lagi mengembalikan staminanya yang baru terkuras habis setelah permainan 1 ronde.

Sementara aku belum mengalami ejakulasi seperti mereka. Kami bertiga tidur terlentang sambil meraba paha lawan. Stuasi yang seperti itulah kumanfaatkan untuk merangsang mereka. Kedua tanganku aktif mengocok kedua penis yang setengah tegang. Kumain-mainkan penisnya, kuremas telurnya, kugelitik ujungnya dan kutarik-tarik batangnya sampai tegang kembali. Menikmati permainanku itu mereka bangkit seakan mau menebus dendam. Roy langsung mengatur posisiku sedemikian rupa sehingga tanpa sadar aku sudah dalam keadaan menungging dengan lutut yag agak berjauhan. Ya benar apa yang kupikirkan mereaka akan mengoral dan sekaligus menganalku. Aku menunggu aksi mereka berikutnya. Siapa yang akan menggempur anusku dan siapa yang akan melahap penisku ini. Beberapa saat tampaknya Andry mulai menjilati anusku dan meermas-remas bokongku. Wow.. aku begidik merasakan jilatan itu. Tanpa permisi lagi, Andry langsung menancapkan stiknya ke anuskusku. Awalnya ia kesulitan tapi setelah beberapa kali sodokan penisnya masuk semuanya. Ia tampak asyik dengan kelembutan dan kehangatan anusku. Erangan dan bunyi kocokan Andry ke anusku terpadu mebentuk irama yang menggegah gairah. Sementara Roy melahap penisku supuasnya di bawah sana. Roy memulainya dengan kuluman kepala penis dan lidanya menjilati ujungnya. Dan beberapa kali ia menggingit kecil bagian leher penisku. Bukan itu saja, ia juga mengulum dan menyedot batangnya seakan kepalanya mau lepas. Permainannya membuatku melolong dan mengerang keenakan. Sunguh, kenikmatan ganda yang kurasakan, di belakang kunikmati entotan penis kenyal milik Andry dan di bawah kurasakan hangat dan lembutnya mulut Roy. Adegan ini yang paling kusukai dan beberapa kali membuat tanganku tak kuat menahan tubuhku. Setelah sekitar 15 menit mereka berganti posisi dengan cepat setelah kurasakan desakan cairan Andry yang hangat muncrat dalam anusku. Dalam hitungan detik penis Andry yang menancap di anusku sudah tergantikan penis Roy. Begitu pula penisku yang mulanya ada di mulut Roy juga dengan cepatnya sudah ada di mulut Andry. Tak lama kemudian Roy membenamkan penisnya dalam-dalam seraya melepas spermanya dalam anusku lengkap sudah sperma mereka berdua dalam anus dan mulut yang akhirnya kutelan. Meski sebanyak itu aku tidak perlu khawatir hamil.(He..he..he..bercanda). Sepanjang permainan itu aku belum juga ejakulasi makanya aku minta Andry agar menungging seperti aku tadi. Melihat pantat Andry yang temol Aku langsung nyungsep ke arah anusnya, kujilati anus dan pantatnya sambil meraba-raba pahanya yang mulus. Baru beberapa saat kutancapkan pelan-pelan penisku ku anusnya yang disambut dengan teriakan keras yang menandakan Andry kesakitan. Aku hanya tersenyum menyaksikan reaksi Andry yang merasakan besarnya penisku. Pertama kali masuk penisku seperti dipencet keras karena sempitnya anus Andry. Aku tidak putus asa, terus saja kutekan anusnya sampai masuk semua. Beberapa saat kudiamkan penisku ada dalam anusnya utuk memberikan kesempatan pada Andry agar merelaksasi urat anusnya. Dan kumulai lagi penetrasiku dengan menarik penisku sampai tinggal kepalanya saja. Baru seelah itu kumasukkan lagi. Begitu seterusnya sampai kudengar suara desahan-desahan kenikmatan yang keluar dari mulut Andry. “Terus Cook.. aduh.. enak.. Cook..” Rengek Andry Sementara di belakangku Roy lagi asyik menggerayangi tubuhku dengan jilatan-jilatan maut. Mulai dari tengkuk, punggung, pantat dan paha semua tidak tersisa. Puas dengan bagian belakang ia beralih ke depan. Leher dan susuku yang jadi target utama membuat aku kelimpungan menahan nikmat. Ketika kurasakan spermaku mau muncrat, kumasukkan dalam-dalam penisku ke anus Andry dengan tangan memegang erat bagian pingangnya sehingga sosokanku bisa maksimal. Dan.. cruuoott.. cruuoott.. spermaku muncrat memenuhi anus Andry. Kurebahkan tubuhku di atas tubuh Andry yang juga rebah di kasur. Aku menikmati sisa-sisa ejakulasi sambil merangkul erat tubuh Andry. Roy yang sepertinya ingin di anal mulai memainkan penisku. Ia mengelus-elus batangku dan sesekali ia menyedot-nyedot penisku sampai tegang kembali. Aku sangat horny diperlakukan seperti itu. Tanpa komando lagi, kudorong Roy kesamping. Roy mengambil posisi menungging, sepertinya ia tahu apa yang harus diperbuat. Kesempatan itu kumamfaatkan dengan baik. Kupegang penisku yang sudah ngaceng total. Kugesek-gesekkan ujungnya ke anus Roy. Kubuka perlahan belahan pantatynya sampai kelihatan anusnya yang merah muda. Melihat pemandangan itu langsung saja kusodokkan penisku ke anusnya dengan pelician air liur Roy. Anus Roy tampaknya lebih mudah kumasuki dari pada anus Roy, mungkin karena Roy terlalu sering di anal Andry. “Aduh Coo..kk penismu enakk.. achh.. sstt..achh..” Roy mengerang keenakan menikmati sodokanku Selang 10 menit kemudian kubenamkan dalam-dalam penisku dengan mencengkeram pantat Roy seraya melepas cairan kenikmatanku sekitar 6 kali semburan. “Akhh.. nikmat..” Erangku. Lega rasanya dioral dan dianal oleh 2 aktor idolaku. Dulu hanya bisa menyaksikan adegan umum di sinetron paling-paling hanya puas dengan melihat dadanya. Tapi kini lebih dari itu, aku bisa melihatnya 100% bugil. Tidak hanya itu aku juga merasakan remasan tangannya mulutnya, dan anusnya pada penisku. Dan.. aku bisa menikmati seluruh tubuhnya mulai dari dahi sampai ujung kakinya dengan jilatanku. Setelah peristiwa ini aku bebas ber ML dengan siapa saja yang kukehendaki baik dari kalangan aktor atau temen-temen yang lainnya karena cita-citaku telah terwujud yaitu bercinta dengan aktor idolaku selama ini.

*****

(Cerita ini hanya fiktif belaka yang bersifat hiburan, mohon maaf jika ada kesamaan nama, dan cerita.)

E N D


ABOUT MEN n REVAN
by tommylovezacky in ASIAN HOT MALE, CERITA dari TEMAN, MUSCLE MAN

Nama saya Yuan, terlahir di keluarga dengan ekonomi yang berkecukupan bahkan lebih. Saat kejadian ini saya masih berumur 12 tahun dan smp kelas 2 Aku Tidak mengerti mengapa kejadian ini menimpaku tapi aku senang dengan keadaan seperti ini. Hari selasa bulan November 2007 ayah saya ngajak rekan bisnisnya untuk makan malam dirumah saya. Waktu pun menunjukan pukul 7 malam. Rekan bisnis papah yang ku ketahui namanya pa ari pun datang. Pa ary mengajak keluarganya termasuk anaknya yang bernama revan ku taksir umurnya 18 – 19 tahun lah, aku panggil dya ka revan . Ketika malam berlangsung papa bilang ke aku untuk ngajak ka revan ke kamarku, yah dikamarku aku ajak ka revan main ps, pada saat itu aku belum terlalu akrab sama ka revan jadi aku bersikap dingin dan cuek. ka revan tau aku suka mengoleksi miniature mobil, dia melihat koleksiku. Sampai akhirnya pertemuan tersebut awal dari cerita ku.

waktu itu cuaca panas banget ketika saya pulang sekolah, pas saya liat jam di HP saya ka revan sms katanya dia mau nunjukin mobil miniaturenya sama aku. yaudah aku naik motor plang kerumah. jam 7 malam ka revan datang kerumah aku bawa mobil. saya liat dari kaca ka revan rapih banget kaya mau malmingan aja, setelah itu ka revan nunjukin mobil miniaturenya, bagus sih tapi sayang cat miniaturenya ada yang cacad. setelah ngobrol ngobrol panjang lebar yang arahnya semakin ga jelas, Ka revan ngajak aku jalan ngiterin Jakarta padahal saat itu jam sudah nunjukin pukul 8 lewat. Setelah mendapatkan Izin dari si papa, aku berangkat sama ka revan. Ini sungguh aneh tapi ka Revan sok romantis sama saya, dimobil saya dipegangin terus tangannya tapi saya menikmatin susananya aja apalagi Jakarta semakin larut semakin ramai. saya diajakin makan didaerah mana saya juga ga tau, Tapi tempatnya bagus untuk anak muda. Selama makan ka revan aneh sering senyum sama aku liatin aku pas makan yah begitulah. akhirnya akupun tiba didpan pager rumah aku, ka revan ikut turun dan manggil aku. Aku deketin ka revan terus aku dicium keningnya Ka revan bilang “ Kaka Cuma mau mastiin kamu ga kediginan “ . Saat itu saya sama ka revan semakin akrab Tidak jarang saya main kerumahnya Tapi saya ga pernah dibawa kekamarnya.

“ Ka revan minta es Krimnya dong “ saat diruang keluarganya ka revan, Ka revan ngasih Tapi ga seperti biasanya ka revan jutek banget, aku Tanya “ ka revan kenapa sih “ ka revan sih bilang Gpp, yaudah aku diemin. 30 menit kemudian Tiba tiba ka revan meluk aku dari belakang dan ka revan bilang “ kk tau dari tadi kamu Cuma minta diperhatiin sama kk aja kan “ iya sih emang tapi saya harus jaga image. Akhirnya ka revan ngajak aku kekamarnya, saat Buka pintu kamarnya, kamarnya penuh dengan poster mobil balap dan mobil miniaturnya ka revan hanya tersenyum kecil aja. setelah capek melihat isi kamarnya aku tidur disamping ka revan yah pada saat itu aku ngerasa aneh pada diri aku sendiri, Ka revan begitu perhatian dan anehnya aku ngerasa nyaman dibuat seperti itu. “ kamu sayang sama kaka?” Yah ku jawab Iya, ka revan ka revan mulai mencium aku dari kening sampai mulut yah akunya diem aja bersikap dingin. setelah itu ka revan tidur di samping ku sampai jam 9-an dan nganterin aku pulang. didpan pagar rumah aku ka revan bilang “ besok kamu nginep dirumah kk yah “ aku jawab “Ga janji Ka”

Ka revan Jemput aku di tempat les, aku naik ke mobilnya kira kira jam5-an, ka revan bilang ke aku katanya papa ku ngizinin untuk nginep dirumahnya yaudah aku iyain aja. Sampe dirumahnya aku numpang mandi setelah itu gantian ka revan juga mandi, ketika ka revan keluar dari kamar mandi aku hanya diem kaya patung, Ka revan keluar dari kamar mandi pake celana pendek sama handuk kecil di pundaknya,saya melotot melihat ka revan seperti itu pada saat itu saya mikir ka revan putih badanya bagus Tapi sayangnya dia kurang tinggi Tapi pas lah buat semuran ka revan. Ka revan diem aja padahal dia tau aku serius ngeliatin dia, HP aku bunyi jadi pandangan saya buyar, Ka revan tidur telanjang dada saya pun makin aneh aja tingkahnya. ketika mata saya terpejam ka revan berbisik sama aku dia bilang ke aku “ dek kk sayang sama Adek kk ingin milikin adek sepenuhnya “ blum saya menjawab ka revan langsung cium aku ka revan peluk aku. Ka revan buat aku nyaman, ka revan melepaskan kaos aku dan mulai meraba raba daerah sensitive aku, ka revan juga mengarahkan aku untuk memegang alat vitalnya, kami saling membalas ciuman sampai aku berinisiatif untuk membuka celananya dan memegang alat vitalnya ka revan hanya tersenyum kecil. Akhirnya kami pun bertelanjang bulat tanpa busana ka revan memang Tampan. Aku cium seluruh anggota tubuhnya dari dada yg putih Turun keperut, tak luput lidahku bermain diputingnya ntah darimana ide itu tapi aku tetap Melakukannya, Lama aku bermain di putingnya lalu aku mencoba menghisap alat vitalnya, awalnya aku ragu dapat memasukan barangnya itu kemulutku tapi aku tetap lakukan. Aku masukan barangnya ka revan namun hanya setengah yang hanya bisa ku masukan kedalam mulutku, aku hisap aku jilat selama 20-menitan tak lama kemudian ka revan mengangkatku dan ka revan mengarahkan alat vitalnya ke lubang anusku, rasanya tak mungkin memasukan barangnya yang lumayan besar ke lubang anusku yang masih kecil, tapi karena keringat membuat lubangku dan alat vitalnya licin akhirnya masuk juga ke tubuhku ka revan hanya menggeram sambil menyium mulutku. Pada saat itu Yang Kurasakan adalah sakit Luar biasa namun karena ka revan tersenyum aku pun merasa kan hal yang berbeda. lama ka revan menusuk lubangku ka revan akhirnya menggeram keras dan aku rasakan ada yang mengalir di lubangku aku melihat cairan kental bening dan darah mengalir. lalu ka revan menghusapnya dengan bajuku lalu ka revan menggeggam batangku yang mengeras dari tadi dan mengocoknya. aku menggeliat keenakan setelah aku bilang aku mau keluar ka revan memasukan batangku kemulutnya dan menelas semua cairan yang keluar dari batangku setelah itu ka revan mencium aku dengan sisa cairan kental dimulutnya. dia hanya tersenyum puas dan aku menangis ka revan memelukku didadanya sampai tanpa sadar aku tidur di sampingnya sampai pagi sambil berpelukan. Aku pergi kekamar mandi Ternyata ka revan mengikutiku dari belakang sambil menyubit pipiku, dikamar mandi ka revan menyabuniku layaknya seorang bayi dan aku senang.

2 tahun aku menjalin hubungan bersama ka revan setelah umurku 14 dan ka revan selesai menyelesaikan S-1nya dia mendapatkan dukungan dari orang tuanya untuk sekolah dinegri orang, saya harus berpisah dengannya dan ka revan hanya bisa bilang “ Kaka memang berat untuk semua ini tapi kk yakin dengan sifat kamu yang optimis kamu bisa terima kk” aku hanya menangis sambil dipeluk olehnya. Hari hari kulewati bersama dia memang sangat indah dan berat, ketika menjelang keberangkatannya aku, orang tuaku dan keluarganya melepas kepergiannya, ketika memasuki lobby bandara ka revan memanggilku dan ka revan bilang “Kaka Cuma mau mastiin kamu ga kediginan” teringat kata kata yang pernah terucap aku menangis layaknya seorang kaka dan adik sambil berpelukan “ ingat rajin belajar biar bisa nyusul kaka “ Iya ka jawabku “ kaka akan pulang 3-4 tahun lagi Yuan jangan nakal yah” setelah mendengar kata kata itu aku hanya diam dan melihat pesawat tersebut terbang. Hari hariku menjadi kosong setelah kepergian ka revan dan kehidupanku menjadi seperti 2 tahun yag lalu hanya belajar dan bermain tanpa ada yang bisa membimbingku. berharap aku bisa menyusulnya kelak . :)




BALI
by tommylovezacky in BIG COCK (KONTHOL BESAR), CERITA dari TEMAN, MUSCLE MAN

Pagi-pagi Tante Ida menelpon dari Jakarta :”Man, anak lelaki sahabat Tante di Denver nanti mendarat jam 11 siang, mau liburan di Bali, maaf ya ! dadakan ! Tante sibuk, lupa kasih tau, nanti sekalian ke kantor, Tante transfer ke rekening BCA kamu buat uang pegangan……” dan seterusnya…..ia memborong bicara, padahal aku masih ngantuk ! bayangkan aku baru tidur jam 2 dan jam 6 pagi Tante saya sudah telpon, lagi pula jadwal saya hari itu sudah padat. Inti pembicaraannya ; Tante saya sewaktu sekolah di New York punya sahabat Jepang yang menikah dengan pria Yunani tapi warga negara Amerika Serikat. Anaknya itu sekarang sudah berumur 18 tahun dan mau berlibur di Bali sendirian dan aku harus menjemputnya. Saya sempat bertanya pada Tante Ida :”Orangnya kayak apa Tante ?” jawaban Tante Ida semakin membuat jengkel :”Ya gitu deh, lucu…..peranakan Jepang Amerika, matanya sipit, terakhir ketemu dia waktu umur 10 tahun, mungkin kayak Richard Geere, tulis aja namanya dipapan biar dia nyamperin kamu !”

Jam 10 pagi saya berangkat ke Airport, dari di Ubud ke Ngurah Rai hanya satu jam, waktu itu masih ada penerbangan langsung Jkt-Dps-Hon-Lax pp dengan Garuda. Saya membayangkan duduk di pesawat nonstop dari Denver ke Denpasar selama 24 jam bisa membuat pantat mau lepas. Sambil menyetir saya berpikir menjadwal ulang janji-janji hari itu, yang jelas jadwal saya kacau balau.Dalam hati saya menyumpah-nyumpah, setiba di Airport saya menulis nama ‘Alexandre Niarchos’ di atas karton tebal. Jam 11.30 seharusnya pesawat mendarat, tetapi ada pengumuman pesawat Garuda dari Los Angeles terlambat satu jam, setelah satu jam pengumuman lagi, pesawat Garuda tersebut terlambat lagi 20 menit, setelah itu pengumuman lagi pesawat Garuda akan tiba jam 14.20 ! Betapa jengkel hati saya, sudah bikin jadwal saya berantakan, sekarang terlambat mendarat, jadwal saya semakin nggak karu-karuan. Makan siang saja sudah nggak sempat. Perut saya keroncongan, membingungkan, mau ditinggal makan sebentar lagi datang. Saya memandang karton tebal bertulis nama Alexandre Niarchos dengan kesal saya balik karton tersebut, dibelakangnya saya tulis nama ‘Gandhi’

Jam 14.30 barulah pesawat Garuda keparat itu mendarat, saya sudah malas berdiri di depan pintu menunggu tamu yang saya jemput, saya duduk minum coca cola dan merokok di sekitar gerbang penjemputan, tapi papan nama dari karton sengaja saya geletakan dengan tulisan Alexandre Niarchos di samping saya. Kira-kira 40 menit kemudian ada seorang anak bule menghampiri saya. Aje gile…mukanya memang benar persis Richard Geere waktu muda, malah lebih ganteng ! hanya rambutnya hitam legam, badannya meski atletis hanya setinggi saya juga, paling-paling 1.67 cm. Anak itu menunjuk namanya di atas papan karton, wajahnya kelihatan lega. “Saya Alexandre !” kata si bule itu. Saya pura-pura acuh dan membalik papan karton itu : “Saya menjemput ini….. Gandhi !” kata saya. (semua percakapan dalam bahasa Inggris). Bule itu kelihatan heran dan kecewa :”Tapi itu nama saya, Alexandre Niarchos ! kamu dapat papan ini dari mana ?” tanya bule itu dengan nada sedih. Saya menjawab :” Dari situ, di atas kursi” tangan saya asal menunjuk. Anak bule itu lantas pergi mencari-cari wartel, sepertinya dia menelpon Tante saya di Jakarta. Tak lama ia keluar dari wartel dan melewati saya menuju pintu penjemputan, ia berdiri lama di sana. Kemudian ia balik lagi masuk wartel dan kemudian mendatangi saya lagi “Kamu lihat nggak orang yang bawa papan tadi ?” ia bertanya, saya memandangnya seolah tanpa dosa :”Nggak, nggak liat, memang ada apa ? penjemputmu nggak datang ya ?” Bule itu menarik nafas panjang, kemudian ia duduk di sebelah saya “Ya, seharusnya ada yang menjemput, tapi pesawat Garuda terlambat, pasti dia sudah pulang ! tai..tai…sialan !” gerutunya. Saya pura-pura baik hati dan bertanya : ”Memang yang menjemput kamu tinggal di mana ? mungkin bisa saya antarkan !” Anak bule itu memandang saya dengan curiga lantas ia menjawab agak ketus :”Penjemput saya tinggal di Ubud, saya ada alamatnya, kalau dia tidak muncul sampai jam 17.00 saya musti ke sana, yang jelas bukan dengan kamu, karena saya tidak kenal kamu siapa !”

Sejujurnya saya masih menyimpan rasa jengkel, jadwal kacau, nunggu kelamaan dan kelaparan, tapi melihat anak bule ini mukanya ganteng-lucu jadi timbul rasa ingin balas dendam kejengkelan saya sekaligus timbul rasa kasihan. Setelah mendengar kata-katanya saya bilang begini :”Saya rasa saat ini kamu hanya kenal saya, apa kamu sudah kenal sopir taxi di sini ? kebetulan orang yang saya jemput juga nggak datang dan saya harus ke Ubud, kalau mau saya antar gratis, daripada bayar 100 ribu !” lantas saya diam saja seolah-olah tidak perduli dengan dia.

Jam 17.00 tepat anak itu kembali ke wartel, lantas ia keluar dan menghampiri taxi Bandara, tak lama kemudian ia mendatangi saya “Musti bayar kamu berapa untuk antar saya ke Ubud ?” ia bertanya, saya hanya menatapnya “Mau bayar boleh, nggak bayar juga boleh, sudahlah saya mau pergi sekarang, mau ikut silahkan, nggak mau ya nggak apa-apa !” jawab saya sambil ngeloyor. Baru 5 langkah berjalan anak itu mengejar saya dengan bawaannya. “Ya, saya ikut, tolong antar ! saya kasih kamu isi bensin 10 liter, tapi belinya sama-sama !” ia berseru dari belakang. Sampai di mobil, ia memasukkan barangnya dan duduk di kursi belakang, dalam hati saya “kurang ajar betul anak ini, liat cara saya membalas dendam !” Saya duduk sendirian di depan sambil menyetir, bule muda itu memandang indahnya daerah Tuban dari jendela belakang. Saya tidak langsung ke Ubud, tapi saya pergi ke Warung Made di Seminyak, langsung parkir, si bule muda pikir sudah sampai di Ubud, jadi ia ikut turun, semua barangnya diangkut. Dengan tenang saya masuk dan duduk memesan makanan dan minuman, si bule kelihatan bicara dengan seseorang di kasir, tak lama ia mendatangi saya :”Eh, ini bukan Ubud, katanya masih jauh, ngapain kita di sini ?” katanya dengan nada marah, saya memandangnya “Saya kelaparan nunggu tamu saya berjam-jam nggak sempat makan, duduk saja kita makan dulu, setelah itu baru ke Ubud !” Tiada pilihan baginya selain ikut duduk dan ikut makan, suasana Warung Made yang nyaman dan menyenangkan terlebih dengan tamu-tamu yang wajahnya ramah dan baik-baik membuat bule muda ini ikut nyaman. Ia mulai memperkenalkan dirinya :”Eh…nama saya sudah tau khan ? yang di papan nama tadi, Alexandre Niarchos….panggil Alex, namamu siapa ? dan nanti yang bayar ini semua siapa ? saya bayar makanan saya sendiri ya !” katanya terus terang. Saya mengulurkan tangan :”Nama saya Herman, kamu asal dari mana ?” tanya saya. Alex memandang mata saya :”Kenapa muka saya aneh ? saya asalnya dari Denver tapi saya kuliah di Purdue !” jawabnya, saya balas memandangnya :”Wah, Purdue ! hebat donk, fakultas apa ? ada beberapa sepupu dan keponakan saya di sana !” saya meneruskan, Alex kelihatan bangga, ia lantas mengatakan :”Kamu tau Purdue ya ? saya tehnik kimia, nama sepupumu siapa ? pasti bisa saya cari !” Tanya jawab dan obrolan singkat mencairkan suasana diantara kami, selesai makan kami melanjutkan perjalanan ke Ubud, dia pindah duduk di depan. Saya menghindari lewat pantai, sore begitu, jalan sesak dan macet, lain waktu saya akan ajak Alex jalan-jalan ke pantai Kuta.

Hari sudah gelap ketika kami memasuki Ubud, Alex menunjukan alamat, yang sebetulnya alamat saya sendiri. Mobil saya hentikan di depan Ary’s Warung, Alex memberi saya uang, tapi saya menolaknya, ia menutup pintu dan mengatakan :”Herman, sorry ya mungkin tadi saya agak kasar, tapi terima kasih saya benar-benar tulus, semoga bisa bertemu lagi !” saya melambaikan tangan dan memarkir mobil kira-kira hanya 12 meter dari Ary’s Warung. Saya ingin tahu apa yang akan terjadi, tentunya Alex mencari dan menanyakan nama saya kepada pegawai di tempat ia berhenti tadi. Ary’s Warung adalah tempat makan yang elok, ditata penuh selera, makanannyapun bagus. Sebetulnya saya tidak tinggal di situ, tetapi hampir setiap sore saya nongkrong di situ, semua orang sudah mengenal saya dengan baik.

Langkah saya santai saja, masuk Ary’s Warung, serta merta pegawai-pegawai di situ memanggil saya, “Mas Herman, ini ada bule mencari !”……..pegawai yang lain menghampiri Alex yang duduk di bar sambil menunjuk saya dan berkata padanya “Itu dia si Herman yang kamu cari !” Tak disangka tak diduga Alex seketika berdiri dan langsung menampar muka saya dengan keras :”Nggak lucu…..nggak lucu sama sekali nggak lucu, becanda kamu keterlaluan…..tai…tai…!!!!” Alex menyumpah-nyumpah bahkan saking marah dan jengkelnya ia sampai terjongkok-jongkok, saya ditampar bukan marah tapi bahkan tertawa sekeras-kerasnya, semua orang pada bingung. Saya meminta maaf padanya sambil terus tertawa, tapi Alex diam saja, kelihatan sekali ia sangat marah dipermainkan, mukanya merah padam, tapi harus bagaimana lagi ? Saya menawarkan padanya, mau tidur di rumah saya atau nginap di hotel. “Saya mau tidur di hotel dan capek, sekarang lekas tunjukan hotel saya !” katanya pendek penuh kejengkelan.

Alex saya bawa pulang ke rumah, di daerah Payangan, sebuah pondok berlantai dua, lantai bawah untuk ruang duduk, 1 ruang tidur tamu lengkap kamar mandi, ruang makan dan dapur. Lantai atas terdiri dari balkon luas dengan kamar tidur besar dan kamar mandi. “Ini hotelnya, lebih tepat disebut villa, mudah-mudahan kamu senang di sini !” kata saya dan membukakan kamarnya di lantai bawah. Alex terkesan dengan keindahan penataan gaya Bali, ia memandang sekelilingnya dengan senyuman, lantas masuk kamar dan menutup pintunya. Saya naik ke kamar saya di lantai atas, mandi, lantas menelpon beberapa klien dan menjadwal ulang perjanjian. Juga saya menelpon Kelian, Kepala Desa tempat saya tinggal meminta tolong sesuatu. Sejam kemudian saya dengar langkah di tangga kayu, Alex muncul di kamar saya, mukanya terperanjat. “Lho koq kamu juga di sini ? ini hotel atau rumahmu ? celetuknya dengan heran, saya menjawab ringan :”Ya, ini hotel atau penginapan yang saya sudah sewa 2 tahun, jadi kamu sekarang tinggal di penginapan, di hotel dan kebetulan kita satu atap!” Alex menarik nafas, tangannya diangkat ke atas, katanya :”Huh ….kalau kamu bukan keponakan Tante Ida kamu sudah saya tampar bolak balik !”

Ia berkeliling dan memeriksa kamar saya, foto-foto dan lukisan di dinding diperhatikan satu persatu, ia membuka pintu balkon yang menghadap taman di tengah kompleks rumah adat Bali itu. Saya menyetel music dari Secret Garden, suaranya lembut bahkan menyayat hati, dari lemari es kecil saya keluarkan Brem Bali dan 2 gelas berkaki. Bersamaan dengan itu terdengar suara kentong bertalu-talu dari jauh di luar rumah saya, itu tanda dari Kepala Desa yang tadi saya telpon. Saya buru-buru memanggil Alex, ia kembali dari balkon dan bertanya galak :”Ada apa ?” saya hanya menunjuk jendela persis di atas kepala tempat tidur saya “Coba kamu buka !” perintah saya, sambil mematikan lampu. Alex naik ke atas tempat tidur dan membuka jendela lebar-lebar. Jendela saya menghadap ke lembah Kadewatan. Alex memekik …….jauh di seberang lembah terlihat rangkaian huruf dari nyala obor dengan tulisan “WELCOME ALEX”. Saya menuang Brem ke dalam gelas, mengangsurkannya kepada Alex dan mengajaknya ber-toast “Selamat datang ke Bali !” kata saya, Alex menyikut perut saya, ia meneguk Brem dan berkata : “Hebat ! hidupmu indah, luar biasa indah, beruntung kamu bisa hidup seperti ini……gila….sungguh kamu gila ngerjain saya kayak begini !” lantas ia tertawa karena tidak bisa berkutik dengan perbuatan saya. Kami duduk bersila, berdiam diri di atas ranjang memandang ke lembah seberang, kamar saya kini hanya diterangi lilin-lilin, nun di seberang sana kalimat “welcome alex” mulai meredup. Saya melamun, Alex melamun, music saya ganti dengan sebuah lagu yang dikarang oleh Yang Mulia Sri Baginda Bhumipol Adulyadey, Raja Thailand, judulnya Blue Days, iramanya Blues. Arti lagu itu adalah sebagai berikut : Apalah artinya hari yang cerah tanpa mentari, atau malam yang damai tanpa rembulan, tetapi tiada lagi hari yang sendu ketika engkau hadir dalam hidupku. Mendengar syair dalam lagu itu, seketika Alex mengambil sebuah bantal dan meletakkannya dikaki saya. Matanya memandang ke langit lepas, tiba-tiba ia berbisik :”Herman, kamu pernah seks dengan lelaki ? maksud saya dengan sesama lelaki ?” saya terkejut mendengarnya, saya menjawab hati-hati : “Saya kurang jelas maksudmu” Alex mencari-cari tangan saya, lantas katanya : ”Suasana ini luar biasa indah ! romantis, ini moment paling indah yang pernah saya alami, saya nggak mau kehilangan moment ini, kalau kamu keberatan nggak apa-apa, tapi tolong bantu saya,!” saya mengulurkan tangan, Alex langsung menangkap jemari saya dan meletakkan di pipinya, saya mengusap-usap wajahnya, dagunya saya elus-elus. Alex meremas telapak tangan saya dan diciumnya, katanya : ”Saya belum pernah merasa emosi saya hanyut dalam romantisme seperti ini…..saya bukan gay, seumur hidup belum pernah berbuat atau ingin dipeluk laki-laki, tapi ini kenyataan…..tapi ini logis bahkan rational….saya ingin menikmati suasana romantis ini selengkapnya !” ia duduk dan memeluk bahu saya, cukup lama ia mendekap, kemudian ia menarik badan saya berbaring. Alex sangat sentimentil, ia betul-betul hanyut dalam suasana Bali yang menghipnotis, ia memeluk saya, mengelus-ngelus punggung dan menciumi kening dan rambut saya. Kemaluan saya langsung tegak !

Udara bertiup dingin, tanpa sadar saya mendekapnya, Alex semakin erat memeluk dan tiba-tiba ia memegang dagu saya dan mencium bibir saya sangat halus dan sopan. Saya membalas mencium pipi dan matanya, mengelus rambutnya, Alex sekali lagi mengecup bibir saya dan kami berciuman lama sekali. Tangan saya ditarik ke celananya, alat vitalnya terasa menonjol, saya mengelus-elus kepala kemaluannya yang masih lemas di balik celana, tapi daging itu semakin keras. Alex membuka celana dan tinggalah celana dalamnya, ia menjawil pinggang saya katanya :”Jangan egois, kamu buka juga !” dengan agak segan saya membuka kaos, Alex menarik celana pendek saya dan menjatuhkannya ke bawah “Ayo donk ! jangan kecewakan saya, saya serius ingin memuaskan diri, sebelum gairah ini hilang !” katanya jujur, ia lantas melepas semua pakaian di tubuhnya. Gantian saya melotot, tubuh Alex mulus bagai porselin, kulitnya khas Jepang, kuning langsat, sebuah tahi lalatpun tak ada, dadanya berkotak-kotak atletis, pentilnya kecil dan berwarna terang, seperti belum atau jarang disentuh orang. Kemaluannya disunat, bagus ! kulupnya sudah agak basah dan lengket, jembutnya rimbun dan agak lurus. Ketiaknya berbulu halus, lehernya jenjang, saya pandang wajahnya, setype dengan Richard Geere, bahkan lebih ganteng 3 kalinya, rambutnya yang jigrak juga pas betul dengan wajahnya yang teduh, damai, bibirnya tipis warna merah jambu. Semakin lama dipandang, Alex semakin tampan, saya memeluk pinggangnya dan menaruh wajah saya diperutnya. Alex menindih saya sebentar, menempelkan kemaluannya di atas perut saya, bibirnya menciumi leher dan lidahnya menari-nari lembut ditengkuk.

Pemuda peranakan itu menggauli saya dengan cara yang sangat sopan dan romantis, jemarinya meremas, menjalar dan mengelus leher, punggung, pinggul dan paha saya perlahan. Bibirnya mengecup setiap jengkal tubuh saya. Permainan pendahuluan ini begitu lama, kemaluan saya sudah tegak sedari awal, saya meremas alat vital Alex, daging kenikmatan yang tadi belum terlalu keras sekarang menegang, menjelma seolah sosis raksasa, kenyal-kenyal membal. Gairah saya menjadi penuh semangat, saya meremas dan mengocok daging itu hati-hati, sangat ingin kucium dan kukulum, tetapi merasa malu-malu. Alex sendiri mungkin begitu juga, ia ingin tapi mungkin bingung musti bagaimana. Saya percaya ia sering ngeseks layaknya anak-anak muda di Amerika, tetapi dengan lelaki mungkin ia belum pernah. Ia hanya memeluk, mencium dan mengocok kemaluan saya, jadi saya memutuskan menjadi kapten perjalanan mengarungi lautan kenikmatan.

Saya kembali duduk di ranjang, kepala Alex saya tarik dan menyuruhnya menjilati pentil saya, tubuhnya yang bersandar miring menyebabkan burungnya mudah dijangkau, saya remas sampai ia merintih pelan, kukocok-kocok dan ia mempercepat jilatan dan gigitannya di dada saya. Melihat ia sudah spanning barulah saya ciumi dan saya jilati kemaluan blasteran Yunani dan Jepang itu. Selama ini banyak teman-teman bilang orang Yunani dan Yugoslavia punya perkakas sangat besar. Kenyataannya milik Alex biasa-biasa saja, memang sangat besar untuk ukuran Indonesia, tetapi tidak terlalu Yunani. Mungkin darah Jepangnya menetralisir ukuran extra king size jadi king size belaka. Yang jelas kemaluan Alex patut mendapat anugerah “the perfect phallus” warnanya bagus….sungguh bagus….terang ! mulus ! istilah Yunani “sincere” tiada cacat, daging kenyal idaman para homo itu seperti dari plastic….…sempurna ! Kepalanya juga sempurna membulat berwarna semu kemerah-merahan sampai leher….batang hingga pahanya seperti pualam, bijinyapun bersiiiiiiiih…..apalagi pantatnya…busyet ! semok mulus dan…tiada kata-kata menggambarkannya ! Kemaluan itu akhirnya saya sedot-sedot sruput-sruput keluar masuk mulut sampai Alex hanya bisa melolong dan menggeram. Saya tarik kepalanya kuarahkan supaya ia mengemot kontol saya yang sudah tegang. Alex ragu-ragu, ia hanya mengocoknya, tapi saya mendorong lagi kepalanya dengan kasar, akhirnya ia mencium dan menjilati kepala kontol saya, mula-mula perlahan gaya amatir, tapi kemudian ia cepat menjadi pandai. Jilatan dan kulumannya mampu membuat saya meringkik, kemaluan Alex saya isap-isap semakin penuh gairah dan saya sedot-sedot. Seperti orang latah, Alex melakukan hal serupa, kontol Alex tiba-tiba mengencang dan berdenyut-denyut dalam mulut saya………crroooooooooooooooot ……… crooooot……!! Alex melepaskan pejunya dalam mulut, ia terpekik, ia menekan kontolnya dalam-dalam, tenggorokan saya seperti disodok ! kontolnya langsung saya cabut dari mulut, cairan kental Alex saya telan bulat-bulat, saya jilati dan saya klomot kepalanya sampai Alex kegelian dan mendorong kepala saya jauh-jauh ! “Kamu buas sekali ya……!” katanya terkejut melihat saya mengulum dan menjilati kepala kontolnya sampai hampir bersih. Ia berbaring mengangkang, saya terus saja berlutut sambil mengulum penisnya yang mulai melemas. Alex membiarkan saya terus mengoral kemaluannya, ia mengelus dan memijit-mijit punggung saya, lantas katanya :”Ayo saya bikin kamu juga keluar, saya nggak mau egois !” Kemudian ia menyuruh saya tiduran, ia mengepit penis saya dan menggeseknya sampai saya kegelian, setelah itu ia tiduran miring, mulutnya dihadapkan ke alat vital saya, dijilatinya dan langsung dimasukkan mulut, sisa batang saya yang ketinggalan digenggamnya dan dikocok-kocok sehingga membuat saya merasa diawang-awang, sejenak kemudian penis saya memuntahkan peju segar………Alex menjilati sperma yang meleleh di batang kontol saya sampai saya ngesot-ngesot kegelian. Dengan dagu dan pipi belepotan peju Alex menghambur memeluk saya, ia mencium saya dan berkata :”satu sama ya !”

Sambil berpelukan kami duduk berdua memandang keluar jendela, memandang Lembah Kadewatan yang agak berkabut, langit bermandikan bintang. Saya merasa kedinginan, saya menyelimuti tubuh kami berdua, sambil meneguk Brem kami terus berpelukan. Alex menciumi saya berulang kali, ia sungguh merasa bahagia. Fajar menjelang, matahari mulai naik, cahayanya kemerahan di seling warna biru tua, biru muda, terlalu indah semuanya dilukiskan, mata kami menjadi berat. Sambil bertelanjang di bawah selimut kami berpelukan dan terlelap.

Kami bangun hampir saat makan siang, selimut dan sprei acak adut, saya buru-buru menelpon klien saya dan mengajak mereka makan siang bersama. Besok saya harus membawa tour “the other side of Bali” pesertanya gerombolan the haves dari Amerika, pencinta perhiasan dan barang-barang seni bermutu tinggi. Saya menawarkan Alex, mengikuti tour saya atau pergi sendirian. Ia memilih ikut rombongan saya besok. Siangnya kami makan di Café Wayan, masakannya enak, suasananya juga ramah, klien-klien saya adalah pemesan perhiasan perak, atau lukisan. Kami makan dengan akrab dan urusan saya sekejab beres, karena dapat dikoordinasi dengan baik. Sehabis makan Alex saya pinjamkan motor teman dan ia keliling-keliling sesuka hati, sementara saya memeriksa jadwal perjalanan rombongan tour besok.

Kira-kira jam 18.00 sore Alex kembali ke rumah, ia mengajak mandi sama-sama, sayangnya saya sudah mandi. “Mandi saja sendiri, nanti malam baru kita mandi sama-sama” kata saya, Alex kelihatan agak kecewa, lantas ia bertanya : “Kita makan dirumah saja ya, aku kepingin merasakan makan di rumahmu seperti apa“ tapi terus terang saya sedang malas memasak, lebih senang makan di luar, lagipula bahan baku makanan sedang kosong. “Sudah nanti ada waktunya kita makan di rumah, sekarang kita makan di Batan Waru saja, kamu pasti suka makanannya” jawab saya. Alex sengaja saya ajak makan di sana, karena pengunjung di sana orang-orang terpelajar, sama seperti pengunjung Ary’s Warung atau Café Wayan.

Sambil makan Alex bercerita tentang keluarganya. Mereka sebelumnya tinggal di Minneapolis, katanya di sana banyak bekas GI, tentara US yang bertugas di Jepang dan membawa pulang istri dari Okinawa atau Fukuoka. Ayahnya dulu dinas di militer di Okinawa, selesai bertugas pulangnya menenteng oleh-oleh istri Jepang. Ia juga bercerita tentang pacarnya dahulu, yang orang Swedia, tapi ia sudah bosan, alasan lain juga karena ia kuliah di kota yang berbeda. Lebih lanjut ia menceritakan kuliahnya yang baru masuk, ia mahasiswa termuda, ia bercerita tentang kekasih barunya, seorang cewek Asia, mereka sering ML di pagi hari, sebelum kuliah, apartment mereka bersebelahan. Ia mengaku belum pernah ML dengan lelaki, saya adalah orang lelaki pertama baginya. Ia tidak kelihatan canggung, apalagi menyesal, ia menganggap segala sesuatu harus dinikmati secara total. Kejadian semalam baginya terlalu indah, katanya :”Suatu hari saya akan datang dengan pacar saya ke sini, Bali sungguh luar biasa, saya beruntung kamu menjadi host yang sangat baik” Alex tidak menanyakan apakah saya homo atau apakah saya punya pacar, orang bule bukan orang yang busy body, tidak mau tahu urusan orang. Malam itu kami pulang dan tidur di kamar masing-masing.

Keesokan harinya jam 08.30 saya sudah siap di depan Wantilan, seberang Puri Saren dengan 17 buah sepeda, Alex menemani peserta tour, suasana pagi sangat menyenangkan. Kami bersepeda menyusuri Jalan Suweta ke utara, menyusuri sawah mampir di rumah Made Bentul, pelukis Dewi Saraswati, mampir di rumah Wayan Repot pembuat bingkai lukisan, mampir ke pengrajin beads perak dan emas di Petulu mutar ke Andong dan makan siang di daerah Ceking, sawahnya indah berteras-teras. Setelah itu kami turun ke Selatan ke daerah Mas, kami berhenti di beberapa gallery, tapi yang terbaik adalah Gallery Ida Bagus Nyana Tilem. Di situlah patung-patung kayu terbaik yang dibuat di Bali, gallery khusus bagi mereka yang berselera tinggi. Meski harganya mahal, tetapi patung mereka fine-art, langganan mereka raja-raja, ratu-ratu, presiden, dan orang-orang hebat. Bagi kaum selera rendah silahkan pergi saja ke Pasar Sukawati.

Semua peserta tour sudah ngos-ngosan, usia mereka rata-rata 50 tahun ke atas, tetapi mereka bahagia, memborong banyak barang, kesemua itu akan diantar ke rumah saya. Jam 16.00 mereka saya ajak pulang ke rumah, cukup jauh, setiba di pondok saya, mereka saya persilahkan main-main di sungai. Seperti anak kecil mereka berebutan nyemplung ke air, pelayan-pelayan saya hilir mudik mengantarkan kopi dan aneka kue yang dihidangkan di atas rumput beralas taplak kotak-kotak merah putih. Seperti piknik saja. Jam 18.00 sebuah bis kecil datang dan membawa tamu-tamu saya pulang ke Amandari, semua mencium pipi saya mereka puas dan senang dengan perjalanan hari itu. Alex juga merasa senang, katanya :”Kamu memang host yang baik, trip tadi bagus….bagus sekali !” ia memuji, saya senang juga dan merasa lega. Malam itu saya mengajak beberapa teman dekat makan malam menyambut kedatangan Alex, ada beberapa teman Bali, rata-rata yang dulu sekolah di Amrik dan beberapa yang pernah sekolah di Eropa, ada 4 teman lain dari Jawa. Kami pergi makan di Warisan, Krobokan, jauh memang ! Tapi namanya menyenangkan tamu kemana saja boleh donk ! Pemilik Warisan adalah teman baik saya Dayu Sri, makanannya enak, suasananya juga romantis. Berbagai minuman membuat Alex sekali lagi hanyut dengan romantisme, tanpa malu-malu ia memegang tangan saya, matanya menatap mesra. Teman-teman saya pada bingung berbagai komentar diumbar antara lain :”Gile mujur amat sikh lu ! dapet brondong begini lucu” Alex sudah mulai mabuk, kemanjaan dan kekanak-kanakannya timbul. Kami pulang tengah malam, di mobil Alex ketiduran, sampai di rumah ia jalan terseok-seok dan langsung naik ke kamarku. Saya melepaskan baju dan celananya, membasuh muka, tangan, kaki dan tubuhnya, saya paling benci orang naik ranjang tanpa membersihkan badan. Tapi Alex menganggap perbuatan saya membersihkan badannya sebagai bagian dari romantism, cilaka…….gairahnya langsung naik ! Kemaluannya belum dipegang sudah ngaceng, ia menarik pinggang saya dan meloloskan kaos dan melomoti puting saya habis-habisan. Celana pendek saya ditarik paksa sampai robek, Richard Geere yunior itu menindih tanpa bicara, menggauli saya penuh semangat. Tangannya menjalar seperti gurita, lidahnya disapunya ke sekujur badan saya, liurnya yang beraroma alcohol melekat dan membasahi dada, leher dan selangkangan, perut saya habis diklomoti, mulutnya mulai menghirup dan mengisap penis saya. Alex yang kekanak-kanakan itu rupanya doyan sex ! Kemaluannya yang bagai pualam nampak bergoyang-goyang dari sela-sela paha dan pantatnya. Saya mulai bergairah, saya remas pantat yang molek itu, saya gigit sampai Alex menguik, lidah saya mulai menjulur dan mengelomot belahan pantat dan lubang anusnya yang masih sempit. Anusnya bersih dan wangi, saya sedot lubang anusnya dan saya jilati sampai ludah saya menetes dan mengalir membuat bijinya geli. Alex mendesah nikmat, ia mulai lebih berani, ia membalikkan badan menghadap muka saya dan menjejalkan penisnya yang sudah merah ke mulut saya. Sluuuuuup…….hmmmmmm sebentar saja kontol itu sudah menikmati permainan lidah saya, Alex mengejan-ngejan menahan rasa birahi yang bergolak tak karuan. Pantatnya maju mundur perlahan, ia meremas pentilnya sendiri, mengusapnya dan mencubit-cubit puting di dadanya supaya keindahan bersetubuh ini semakin menggelora. Kemaluan saya sudah ngaceng-ceng-ceng-ngaceng habis-habisan. Saya mendorong mundur Alex…..dan tabrakanlah kontol saya dengan pantatnya, tanpa ampun saya dorong kemaluan saya ke titik sasaran….lubang anus Alex yang masih perawan. Bahunya saya tekan dan saya naikkan pantat sekuat-kuatnya…….kontol saya menembus lubang pantat Alex tanpa permisi…….bleeeeeeeeeeeeeesssss ! Alex menjerit keras :”Aaaaaaaghhhh !!” pelayan saya berlari naik tangga dan mengetuk pintu, mereka terkejut dengan teriakan Alex, mereka pikir Alex terjatuh dari jendela. Alex tertawa sambil menahan nyeri, ia duduk menggantung dengan setengah kemaluan saya menancap di dalamnya. Ia berbisik :”Busyeeettt…. ternyata rasanya sakit sekali, penasaran kenapa homosex senang disakiti begini !” meski merasa kesakitan Alex bertahan ingin meneruskan sodomi session ini. Ia nekad menurunkan pantatnya dan sekali lagi ia menjerit sambil tertawa keras-keras, hal ini mengakibatkan otot cincinnya merapat dan mengempot berulang-ulang. Kontol saya jadi semakin enak, tanpa sadar saya mengangkat pantat saya dan memainkan gaya mesin jahit, tangan saya menahan tubuh Alex supaya ia tetap menempel dan tidak melepas kontol yang menancap di anusnya. Gerakan naik turun dan hujaman kontol saya hanya mampu Alex mendelik, mulutnya melongo seperti huruf O besar ! Supaya ia happy, tangan kanan saya akhirnya turun dan meremas-remas kemaluannya yang menyusut, saya gosok dan kocok, saya plintir dan telapak tangan saya basahi dengan ludah supaya bisa mengocok kemaluan Alex lebih nyaman.

Alex mulai keenakan, kontolnya mencuat dan menegang, saking enak dan geli, Alex jadi sempoyongan, pinggulnya ngelendot ke kiri ke kanan sehingga memluntir dan memutar kontol saya dalam anusnya. Goyangan dan goncangan yang saya kerahkan akhirnya membuat saya mencapai klimax, saya mendorong pantat saya tinggi-tinggi, menekan bahu Alex ke bawah, kontol saya memuncratkan peju bertubi-tubi…preeeeeetttttt…preeeeettttt pet !!! sekali lagi saya hujam kontol saya sedalam-dalamnya, Alex melolong dan menjepitkan anusnya kencang-kencang. Saking kegelian, ngilu dan nikmatnya tanpa sadar kemaluan Alex saya kocok sejadi-jadinya, Alex melenguh panjang, ia semakin menggoyang-goyangkan pantatnya, bahkan ia melonjak-lonjak di atas selangkangan saya, tool saya yang sudah muncrat rasanya seperti dicengkeram, rasanya luar biasa ketat dan licin, basah, enak nggak terkira, kontol saya nggak jadi lemes deh ! Kenceng lagi dan ngaceng seperti belum ngecret. Gantian sekarang saya mengaduh dan meronta-ronta, telapak tangan saya meremas dan mengocok kemaluan Alex simpang siur, semakin dahsyat dan…..peju Alex tiba-tiba saja menerjang wajah saya seperti mitraliur…… preeeeeeeet….creeeeeeeett….creeeeeeeeet……creeeeeeet…….ceeeeet…ceeeet…ceeeet !!! Alex memekik dan memekik keenakan, tubuhnya kejang-kejang, duburnya menyempit dan menjepit tool dalam duburnya..”Aaaaaaaaaaaggggggghhhhhhhhhhhh………….Leeeeeeeeexxx !!! ……..saya nggak kuat menahan gairah untuk meledak kedua kalinya………..srrrrrrrroooooooooottttttttt…..ssssrrrooooottt !!! peju saya membanjir dan mengalir sampai jauh seperti Bengawan Solo……..paha dan selangkangan saya basah keringat, basah air mani……lelehan peju bahkan membasahi sprei putih ranjang pengantin ! Alex terkulai lemas, kemaluan saya lunglai dan membebaskan diri dari anus perjaka negeri seberang. Kami berdua ngos-ngosan, sama-sama layu, sama-sama terjerembab setelah mengarungi puncak asmara.

Karena kesibukanku yang tiada terkira, setiap pagi Alex gentayangan sendirian, naik motor, tapi ia mengunjungi beberapa daerah sesuai advisku. Aku sendiri sebenarnya diam-diam mencari penilaian yang adil terhadap sebuah daerah. Katakan saja ia kukirim sebagai pengamat, apakah selama ini penilaianku terhadap suatu tempat cukup beralasan untuk dijual sebagai tujuan pariwisata atau kurang layak. Ada ribuan tempat di Bali yang belum dilirik orang, selama ini aku selalu sukses, tetapi aku perlu masukan dari orang lain, orang bule ! Dan Alex menjalankan tugasnya dengan baik. Saat kami makan malam kami bertukar pendapat dan aku tidak malu-malu menanyakan hal-hal yang tidak kuketahui, paling tidak pendapatnya sebagai turis muda ! Meskipun bukan the upper class of America, tetapi Alex berasal dari keluarga terpelajar, status merekapun middle up. Jadi pendapatnya turut aku pikirkan untuk menciptakan perjalanan liburan anak-anak muda ke Bali seperti dia.

Alex sangat menikmati hari-harinya, pagi ia mengamati pengrajin-pengrajin perhiasan, siang ia mengamati para seniman kayu, sore atau malam hari ia menyaksikan pertunjukan tarian. Ia keluar masuk galeri lukisan, museum dan sebagainya. Aku mengenalkan dia kepada teman-temanku seniman tulen, pelukis senior dan yunior, pemahat kenamaan, penyair dan pemotret. Ubud adalah surga para seniman, lembah pencinta seni. Margareth Mead mengatakan Ubud adalah surga para Bohemian. Sementara Bali sendiri merupakan surga yang nyata di muka bumi. Seperti siapapun, Alex jatuh cinta kepada Bali, kepada penduduknya yang ramah dan penuh persahabatan, cinta pada alamnya yang elok permai, ia terpesona bahkan tersihir dengan alunan music gamelan dan tari-tariannya yang menghipnotis.

Rencana Alex sebelumnya berlibur 3 bulan keliling Asia, ke Bali, Jakarta, Singapore, Hong Kong, Tokyo, Kyoto, Nara, Osaka dan Fukuoka. Kenyataannya ? selama 3 bulan Alex nyangkut di Bali, hatinya nyangkut dihatiku, toolnya nyangkut di anusku. Ia meniduriku penuh birahi setiap malam, menghabiskan gairah selama 3 bulan. Argh,….. masih kepingin lagi.


ALDO
by tommylovezacky in BIG COCK (KONTHOL BESAR), CERITA dari TEMAN, MUSCLE MAN

“kamu bener mau berangkat?” kata ibuku. “iya bu. Kapan lagi saya bisa bertemu sama teman temanku seperti dulu”.jawabku. “ibu ngijinin kok, tapi sekarang kan hujan lebat nak, gak ntaran aja berangkatnya”. “kalo berangkat nanti saya bisa ketinggalan bus bu”. Jawabku lagi. “ya sudah. Aldo berangkat dulu bu”.

Namaku aldo. Aku di lahirkan di Surabaya 18 tahun yang lalu. Sebenarnya saya punya banyak cerita menyenangkan dan baru sekarang saya bisa menuangkan dalam bentuk cerita. Ya tentunya karna banyak alasan. Tinggiku 170cm. tak terlalu tinggi sih. Namun aku cukup berotot karna aku suka berenang dan kata anak – anak badanku seksi. Wajahku tadak terlalu ganteng namun masih enak dilihat. Kulit putih dengan senyum yang menawan.(he..he..he…). disini saya akan menceritakan tentang perngalaman saat dalam perjalanan menuju solo. Tempat sekolahku dulu waktu smp. Disana di adakan reonian, jadi saya memutuskan untuk datang. Saya minta maaf sebelumnya jika menempatan kata atau kalimat yang kurang bagus dalam carita ini. Maklum saya tidak pandai merangkai kata.

Saya naik bus dari tempat tinggalku( sekarang saya tidak tinggal di Surabaya lagi) menuju terminal bungurasih di Surabaya. Kuliat jam yang melingkar di tanganku menunjukkan tepat jam 19:00. perjalananku menuju terminal bungurasih kira kira memakan waktu 2jam. Tak ada yang istimewa pada perjalananku menuju bungurasih masih di temani suara hujan yang mengguyur atap bus yang saya tumpangi. Lumayan capek, berdesak desakan sepanjang perjalanan hingga akhirnya aku sampai di terminal bungurasih. Saya segera turun dari bus lalu segera menuju pintu masuk di terminal bungurasih. Setelah membayar karcis. Saya masuk dan melihat-lihat bus yang berjejer di sepanjang penglihatanku mencari bus yang menjurus ke kota solo. Dan akhirnya aku dapatkan bus itu. aku langsung naik dan memilih tempat duduk di tengah yang berisi 3 kursi. Saya segera menaruh tas di tempat yang tersedia di atas tempat duduk saya ( saya naik bus patas ) dan segera duduk . tak lama kemudian ada seseorang yang menghampiriku. Tingginya sama denganku. Wajahnya manis dengan gaya rambut seperti Darius (seorang presenter di acara tv ). Badannya kekar menggunakan kaos putih ketat dengan kerah V dan celana black jass. Lalu dia duduk di sebelahku. Dia memilih tempat duduk yang dekat dengan kaca melewatiku yang memilih tempat duduk di tengah tengah. Kucium tubuhnya wangi sekali. Membuat adek dalam celanaku mulai mengeras. Setelah dia duduk dia tersenyum padaku. “mau kemana mas?” Tanyanya. “ ke Solo, kalo mas?” “saya mau ke jogja mas”. Jawabnya. “saya aldo, nama mas siapa?” tanyaku sambil mengulurkan tangan padanya . “saya joko..” jawabnya singkat sambil berjabat tangan denganku. Tangannya begitu gagah membuatku tambah horny. Setelah itu tak ada percakapan di antara kami. Dan dia segera memejamkan mata.

Namun aku tetap tak bisa tidur, dalam otakku hanya ada bayangan tentang joko. Sesekali aku menoleh ke joko. Kulihat dia telah tertidur pulas. Kulihat jamtanganku. Waktu sudah menunjukkan jam 22:45. aku semakin gelisah. Si “otong” juga sudah mendesak ingin segera memuntahkan isinya. Ku lihat di sekeliling. Semua orang sudah tertidur pulas , dan aku memutuskan untuk memberanikan diri menaruh tanganku di atas pahanya. Suasanya di dalam bus sangat mendukung. Semua lampunya sudah dimatikan dan karna ini bus patas jadi tidak menaikkan penumpang di pinggir jalan.

Lalu aku menaikkan tanganku terus menuju ke daerah terlarangnya. Ku elus pelan, ku gosok gosokkan tanganku. Semakin keras, semakin cepat. Joko menggerakkan badannya. Ku berhenti sejenak dan ku lanjutkan aktifitasku lagi. aku mulai membuka kancingan celananya dan menurunkan resletingnya. Dia menggunakan cd crocodile. Ku masukkan tanganku kedalam cdnya. Terasa hangat dan kenyal, aku mulai mengurut urut palan. Kumainkan telunjukku di lubang spermanya. Kontolnya mulai mengeras, ku terus mempercepat urutanku. Kontolnya semakin membesar dan megeras lalu ku turunkan cdnya. Dan ku keluarkan kontolnya. Tak begitu panjang. Panjangnya kira-kira 16cm. tanpa pikir panjang langsung ku masukkan penisnya ke dalam mulutku. Ku mainkan kepala penisnya. Ku sedot kencang hingga semua kontolnya masuk ke dalam mulutku,lalu aku mulai memaju mundurkan kepalaku. Ku jilat pangkal penisnya. Lalu kumasukkan lagi penisnya ke dalam mulutku. Jembutnya menempel di hidungku. Aroma Kejantanannya tercium membuat aku tambah horny. Lalu tiba-tiba dia langsung membalikkan badannya membelakangiku. penisnya dengan kasar di tariknya dari mulutku Dan langsung memasukkan senjatanya kedalam kurungan. Aku merasa sangat malu dan menyesal telah melakukan itu. aku terdiam, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku dan mulutnya. Hingga akhirnya kami sampai di rumah makan Pagi sore,di ngawi. Setiap penumpang diberi jatah makan di restaurand ini.

Saya langsung turun dan menukar kuponku ke pelayan restaurant. Aku memilih nasi rawon dan teh hangat. Tak lama aku menunggu tiba-tiba joko duduk di sampingku. Aku merasakan deg-degan bercampur malu. Lalu kulihat joko berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Waktu di pintu kamar mandi dia melihat ke arahku dan mengernyitkan dahinya. Aku sangat bahagia melihat ekspresinya. Tanpa pikir panjang aku segera menuju ke toilet. Saat aku masuk kulihat joko masuk ke salah satu ruangan toilet.aku membuntutinya dan ketika aku masuk ku lihat joko sudah menurunkan celana dan celana dalamnya hingga ke kututnya. Tanpa basa basi aku segera menekuk kakiku dan memasukkan penisnya ke mulutku. ku jilat- jilat pangkal penisnya. Ku jilat lubang kencingnya . penisnya mulai membesar. Aku terus mempermainkan penisnya dan dengan seketikan penisnya sudah besar dengan kepala yang memerah dan mengkilat. Aku langsung masukkan penisnya ke dalam mulutku. Ku hisap, ku maju mundurkan kepalaku. Joko mulai mengerang ke enakan. Aku tambah bersemangat menghisap penisnya. Dia mulai memegang kepalaku dan memaju mundurkan kepalaku. Dia mengerang ke enakan. Aahhhhh…. Aaahhhhhh….. ahhhh………

Dan akhirnya spermanya tumpah ke dalam mulutku. Ccrrroooottttttt…… crrrooootttt….. crrooottttt…….Aku langsung meneguk habis spermanya . ku jilat jilat kepala penisnya hingga bersih, aku melihat ke wajahnya. Dia tersenyum, aku berdiri dan ku cium bibirnya. Dia membalas ciumanku. Kami berciuman lama.Dan terdengan suara dari spiker. “bagi menumpang bus tujuan jogja harap segera menaiki bus karna bus akan segera berangkat”. Kami berdua segera membereskan pakaian kami dan menuju ke bus. Kulihat dimeja ada semangkuk rawon dan segelas teh yang sudah mulai dingin. Sayang aku tak sempat makan. Pikirku. Tapi tak apa toh aku sudah dapat minum sperma joko.

Kami langsung menuju ke bus dan menidurkan diri. Namun si adek dalam celanaku belum sempat muntah. Aku tak bisa tidur. Ku lihat joko sudah pulas tertidur. Aku mulai memegang senisnya lagi yang sekarang sudah tertidur di selimuti cd dan kelana jeansnya. Tangan kananku masuk ke dalam kaos putihnya. Dia membuka matanya dan kembali tersenyum padaku. Aku langsung mencium bibirnya. Kami berdua berciuman tangan kananku terus menjelajahi tubuh seksinya. Ku elus-elus putting susunya sampil sesekali ku cubit kecil. Dia mengerang. Tangan kiriku terus memeras penisnya yang sekarang mulai membesar. Ku buka resletingnya dan aku kembali menghisap penisnya. Dia mendesah keras. Kuhisap keras keras. Tangannya mulai menggerayangi penisku . dia membuka resletingku dan mengeluarkan penisku dari sarangnya. Tangan kekarnya terus mengocok penisku. Aku mendesah keenakan. ku naikkan bajunya, kuhisap puting kanannya yang mulai mengeras , lalu ku pindah ke puting kirinya kuhisap dengan sekuat tenaga, dia mengerang keenakan. ku gigit putingnya, dia langsung mendesah pelan. takut membangunkan orang yang ada di sekitar kami, aku mencium bibirnya lidahku masuk ke mulutnya kami berdua saling berciuman. aku kembali menurunkan mulutku kuciumi lehernya, kugigit pelan, dia kembali mendesah. ku cium lagi mulutnya, sangat lama. lalu ku turunkan lagi mulutku menuju penisnya kuhisap penisnya, ku maju mundurkan mulutku dia mengerang keras lagi. ahhhh…. ahhh…….. aaaahhhhhhh.. tangannya menggenggam penisku keras. dia kocok-kocok penisku. aku merasakan kenikmatan yang sangat nikmat. penisku mulai mengejang. seluruh tubuhku telah di banjiri oleh keringat, dan kurasakan ada yang mendesak ingin keluar dari tubuhku. Dan beberapa saat kemudian crrrooooootttttt…… crrrrrooooooottttt………….. cccrrrrrooooottttt………. nikmatt sekallii.. Spermaku tumpah membasahi celana jeansku dan kursi. Aku mengejang keras, aku terus menghisap penis joko. Dan beberapa saat kemudian joko kembali mengerang , dia memaju mundurkan pantatnya maju mundur, dan cccrrrooootttt……. ccccrrroooooootttt ccrrrooooo……..tt spermanya tumpah untuk kedua kalinya membasahi rongga mulutku. Langsung kutelan habis spermanya. ku jilat jilat spermanya. aku menyisakan sedikit sperma dalam mulutku. dan aku langsung berciuman dengan joko. sperma joko masuk kedalam mulutnya. kami berdua saling melumat bibir . terus mendesah. kupeluk joko. kuciumi lehernya. kuhisap kuat hingga menimbulkan bekas merah pada lehernya. joko terus mengerang, aku kembali menciumi bibirnya. ku hisap bibirnya kuat kuat sambil memeluknya. kami berdua saling berciuman ganas. rasanya aku tak ingin lepas darinya. lalu aku melepas ciumannya dan tidur di pangkuannya dengan kepala menghadap ke penisnya. kulihat penisnya sudah layu ku ciumi lagi penisnya, kumasukkan dalam mulutku lalu ku emut-emut seperti seorang bayi yang lagi menusui. dan penisnya mulai mengeras. aku kembali menyegot penisnya. dan penisnya langi lagi menumpahkan sperma di dalam mukutku untuk yang ke tiga kalinya, aku terus menyedotnya. aku tak melepaskan penisnya dari mulutku. hingga aku tertidur masih dengan penis yang bersarang di mulutku.

Saat sampai di solo, joko membangunkanku. aku segera mengambil tasku .sebelum aku turun dari bus aku mencium bibirnya dan kuucapkan trimakasih atas segala yang telah dia berikan padaku. Aku langsung turun dan langsung menuju sekolahku. Oh bus malam yang menyenangkan.

Tak sampai disitu ceritaku, saat aku tiba di sekolahku (lebih tepatnya pondokku) karna dulu aku mondok di solo. Aku bertemu banyak teman lamaku termasuk teman bfku dulu. Namun dulu aku tak pernah berbuat yang jauh karna aku baru smp dan pengetahuanku tentang sex Cuma sedikit. Jadi paling-paling cumin saling raba. Dan oral. Namun ketika kami bertemu kami sudah tau banyak tentang sex. Jadi kami bermain dengan sangan indah dan menantang. Pada “reoni pondokku” aku menikmati indahnya penis dan disa anda bayangkan, kami bermain lebih seru dan memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar