Senin, 14 Maret 2011

baru baru baru

Permainan cabulku dengan pengawas pekerja bangunan di lokasi proyek.

KULI-KULI

Berbeda dengan di masa lalu, maka kuli-kuli atau pekerja bangunan di masa kini banyak yang punya pendidikan lumayan.Ada yang tamat Sekolah Dasar,ada juga yang tamat Sekolah Lanjutan Pertama,Sekolah Menengah Atas,bahkan ada juga yang tamatan perguruan tinggi walaupun seringkali hanya DO [Drop Out].

Wendy bekerja di suatu kontraktor bangunan yang terkenal dan perusahaan itu memang sangat peduli pada kondisi kerja karyawannya. Maklum perusahaan itu adalah perusahaan multi nasional yang menerapkan standard internasional pada semua aspek operasionalnya.

Pekerja bangunan yang mereka rekrut minimal tamatan SMU atau lebih disukai tamatan Sekolah Menengah Khusus [SMK] Tehnik Jurusan Bangunan. Akibat tingginya angka pengangguran dinegara tempat perusahaan itu beroperasi,maka terkadang ada juga sarjana yang mau bekerja jadi pekerja bangunan atau istilah vulgarnya kuli. Wendy bukan kuli atau pekerja bangunan,dia adalah pengamat atau pengawas pegawai.

Status kepegawaian Wendy di perusahaan itu unik.Sebab,sebetulnya dia adalah anggota aparat berseragam yang "dikaryakan" di perusahaan itu oleh kesatuan-nya untuk security. Tapi supaya tidak menyolok, maka Wendy ditugasi di bagian personalia atau tenaga kerja [Human Resources].Tugas Wendy adalah bergaul dan mengenal para pekerja bangunan yang bekerja di perusahaan sialan itu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Wendy adalah pemuda tampan. Kulitnya putih bersih, tubuhnya ramping [lean], tapi kalau Wendy telanjang dada atau telanjang bulat,maka tampaklah otot-otot- nya tubuhnya yang indah, amat menggiurkan! Otot dadanya menonjol ke depan ditancapi sepasang puting susu di puncak bukit dadanya yang tegang melenting. Amat menggoda iman untuk mengelus,meremas atau menjilatinya. Agh!

Perutnya rata tapi berhiaskan tonjolan otot-otot yang membentuk pola six-packs. Pinggangnya kencang dan rata terkesan cekung akibat kegiatan fisik yang intens untuk mengecangkan pinggangnya.Otot lengannya juga indah, besar, dan kekar. Jika Wendy mengenakan T-shirt yang ketat [ngepas] maka lengannya terkesan sesak [kekecilan] oleh otot bisepsnya yang menggembung tapi berisi itu.

BERTEMAN DENGAN WENDY

Perusahaan tempat Wendy dikaryakan adalah perusahaan yang membangun dan mengelola gedung apartemen tempat aku tinggal. Itulah sebabnya, Wendy sering berkeliaran di gedung apartemenku.Tugas rahasianya adalah mengamati situasi lingkungan tempat kerja para karyawan perusahaan itu.

Aku jumpa Wendy pertama kali ketika dia sering datang di gedung apartemenku untuk mengawasi pembangunan unit tambahan.Saat itu aku langsung terpikat dan kontan aku memasang niat untuk melakukan pendekatan[PDKT] pada cowok tampan yang ternyata berpangkat sergeant [bintara] itu. Meskipun Wendy bukan levelku yang berijazah Ph D. dan berstatus Finance Manager, tapi bagiku kriteria keindahan laki-laki sudah cukup ditentukan oleh : (1) Wajah yang tampan, (2) Tubuh yang indah,atletis,ketat berotot lumayan,(3)Kontol yang besar dan disunat ketat [high and tight],(4)Jembut yang lebat, hitam, tebal dan tumbuh luas,(5) Bulu -ketek yang lumayan, (6) Bau badan yang netral dan tidak menyengat. Tentu saja untuk mendapatkan data informasi yang amat pribadi itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Jadi, berpegang pada dua point - wajah tampan dan tubuh atletis Wendy aku mulai mengambil langkah yang perlu.

Aura,tenaga prana,dan enersi positif yang terpancar dari diriku yang berwajah lumayan dengan tubuh yang terjaga,berkat jogging 5 km sehari,latihan fisik push up,sit up,pull up 1000 kali sehari dan latihan beban dua jam sehari,menjadi modal dasarku buat pendekatan pada Wendy.Cara yang kugunakan untuk pendekatan atau berkenalan sangat simpel.Hanya dengan melempar senyum danl menyapa cowok yang jadi target atau sasaranku itu.Tentu saja dibarengi dengan membaca -kan lafal,hisib,isim,dan mantra yang diajarkan oleh guru-guru rohaniku.Ternyata dengan kekuatan tenaga dalam dan fadilah dari lafal,hisib,isim,dan mantra yang aku punyai itu,maka Wendy yang dingin dan arogan itu[mentang-mentang CPM] mau merespons sapaanku dan akhirnya aku pun berhasil menjadikan Wendy sebagai teman,

Setelah aku kenal dekat dengan Wendy, aku berhasil mengajak Wendy masuk ke apartemenku, ngobrol, makan siang,dan sekali-sekali Wendy menginap.Kalau kami berdua ada waktu luang - kadang-kadang aku mengajak Wendy berenang, main badminton, pingpong atau apa saja.Meski umur Wendy jauh lebih muda dariku, tapi berkat penampilanku yang lumayan dan keterampilanku bergaul dan berinteraksi - maka pendekatan yang aku lakukan dan pertemanan yang aku kembangkan berhasil dengan sukses.Aku memanfaatkan "jiwa tentara" Wendy dan mengajaknya mandi bareng [telanjang-bulat],setiap kami selesai melakukan kegiatan olah-raga.Bagi seorang anggota tentara seperti Wendy,mandi telanjang -bulat bareng sesama laki-laki bukan masalah - not a big deal ! Sebab, semua kamar mandi asrama militer [di seluruh dunia] selalu dirancang untuk mandi bareng ! Tentu saja aku amat menikmati acara mandi bareng Wendy itu !

Tak heran jika kelak aku jadi hafal di luar kepala seluruh bagian tubuh Wendy yang indah itu!Bukan hanya yang bagian tubuhnya yang tidak tertutup pakaian, seperti: wajah, lengan, dan tangannya,melainkan juga bagian yang tertutup oleh pakaian seperti dada,perut, panggul dan tentu saja kontol, biji-peler, dan jembut-nya juga bulu keteknya!Bulu ketek Wendy tumbuh ringan tapi cukup meyakinkan untuk dijadikan bukti kedewasaan dan kelaki-lakiannya yang sempurna ! Ukuran kontol Wendy lebih besar dari ukuran rata-rata lelaki seumurnya dan ternyata dia disunat ketat. Tak sedikitpun ada kulup yang tersisa.Seluruh kulupnya sudah habis dikudung [dipotong] waktu Wendy disunat.

SUNAT MILITER

Menurut Wendy, karena dia disunat waktu masih bayi [balita], dia tidak sempat melihat bentuk kontolnya sebelum disunat.Ketika dia "mulai sadar" yang dia tahu adalah bentuk kontolnya yang sudah disunat.Tapi,tambah Wendy,waktu dia baru masuk di kesatuannya, setelah tamat Secaba [Sekolah Calon Bintara] ,semua anggota baru [new recruits] wajib diperiksa lagi kesehatannya.Dokter militer yang memeriksa Wendy mengatakan bahwa meski Wendy sudah sunat, tapi sunatnya belum sempurna.Oleh sebab itu Wendy harus disunat ulang. Beberapa orang teman seangkatan Wendy,sesama new recruits,juga harus disunat ulang hari itu juga, setelah pemeriksaan kesehatan. Karena itu Wendy dan teman-temannya yang sunatnya dianggap belum sempurna,diperintahkan menunggu dulu di klinik dan harus tetap dalam keadaan teanjang bulat. Setelah seluruh new recruits selesai diperiksa kesehatannya, barulah dokter militer itu "mengerjai" sisa-kulup Wendy dan beberapa new recruits lainnya.Yaitu dengan melakukan sunat ulang secara militer [tanpa anestesi].

Anehnya,kata Wendy,jika sewaktu memeriksa kesehatan para new recruits,dokter militer itu mengenakan seragam militernya, tapi sewaktu menyunat ulang, dokter dan asistennya itu bertelanjang dada saja.Tubuh dokter dan asistennya amat ber -otot.Meskipun belum seperti otot-otot Ade Rai,tetapi nyata sekali bahwa mereka berdua itu binaragawan.Sehingga kesannya mereka berdua itu bukan dokter dan asistennya, melainkan seperti dua orang algojo atau tukang jagal [butcher],

Untuk mengurangi rasa sakit yang amat sangat saat sisa kulup mereka digunting tanpa anestesi - mereka hanya disuruh mengatur nafasnya.Yaitu memindahkan perhatian dari rasa nyeri kulup dipotong - pada hembusan nafas keluar-masuk hidung. Menurut Wendy cara itu sama sekali tak menurangi rasa nyeri sewaktu sisa-kulupnya digunting. Kata Wendy:

"Agh!Sakitnya bukan main! Untung aku nggak pingsan. Ada dua temanku yang pingsan,karena nggak tahan sakitnya!.Mengatur nafas nggak ngaruh",

Bahkan menurut cerita Wendy,salah seorang temannya berteriak-teriak karena amat kesakitan waktu sisa kulupnya dipotong pelan-pelan oleh dokter militer itu, sehingga dokter sialan tersebut terganggu.Lalu dia menyuruh seorang anggota provos yang ada di situ untuk memberi tamparan keras di pipi new recruit sialan itu:PLAKK! PLAKK! Sambil membentak keras:"DIAMM!". Anggota provos yang diperintah menampar new recruit yang reseh itu kemudian mengambil inisiatif melepaskan koppelriem dari pinggangya. Dia bersiap untuk menghajar tubuh telanjang [atau kepala ?] new recruits reseh itu dengan koppelriem,jika dia tak berhenti berteriak-teriak, karena kesakitan.Benar juga,setelah ditampar dengan keras,new recruits itu tidak berani lagi berteriak-teriak.Apalagi setelah dia melihat anggota provos itu menyiapkan koppelriemnya.Meski begitu,dari wajahnya masih tampak bahjwa dia merasa teramat sangat kesakitan! Sampai-sampai tubuhnya yang telanjang buat itu tampak jadi berkilat-kilat akibat cucuran keringatnya yang membanjir [Ha..Ha..Ha..]

Menurut Wendy pula,dia dan teman-temannya yang baru sunat ulang, diperintah -kan untuk menginap selama tiga hari di klinik militer itu.Katanya untuk observasi. Selama observasi itu mereka itu diharuskan telanjang bulat! Dengan alasan agar luka sunat mereka tak tergesek-gesek kain celana,sehingga bisa cepat sembuh! Rupanya, pola sunat Wendy yang high and tight, ketika cerita ini ditulis, adalah karena Wendy sudah disunat ulang.

Menurut cerita Wendy, setelah dia mulai berdinas, dia melihat bahwa sunat militer sering digunakan untuk alat interogasi.di rumah tahanan militer.Supaya tahanan militer mau mengaku, maka mereka disunat ulang tanpa anesesi.Bahkan kalau ada tahanan yang belum sunat sama sekali,maka sengaja kulup dipotomg secara bertahap.Sehingga pada kali lainnya tahanan itu masih bisa disunat ulang,Kalau kulup tahanan itu cukup panjang, biasanya diusahakan agar tahanan itu masih bisa disunat sampai dua-tiga kali. Di kesatuannya, sunat ulang dianggap tidak merugikan tahanan - bahkan baik untuk kersehatan hanya saja sakitnya bukan buatan ! [Ha..Ha..Ha..!]

Kebetulan aku dan Wendy sama-sama karateka, karena itu aku sering mengajak Wendy latihan karate di dojo perkumpulanku. Sejak itu, Wendy makin respek [hormat] kepadaku, setelah dia tahu bahwa aku pelatih karate dan di dojo aku dipanggil "sensei".Bukan itu saja,orang-orang yang aku latih juga banyak yang anggota aparat berseragam dengan pangkat tinggi seperti perwira menengah dan perwira tinggi.Maka,jika sebelumnya Wendy menempatkan "setara" dengan-ku, lama-kelamaan Wendy mulai surut dan menempatkan dirinya seperti anak-buah.Meski demikian pertemanan kami tidak terganggu. Kami masih sering jalan, main,dan olah-raga bareng.

PERMAINAN CABUL

Suatu kali,Wendy mengajakku jogging di suatu proyek pembangunan apartemen. Di lokasi itu infrastruktur sudah dibangun,seperti jalan,selokan,dan taman.Tetapi gedung-gedung masih dalam proses pembangunan.Sebab itu,tempat itu nyaman untuk jogging. Selesai jogging, Wendy mengajak aku ke suatu apartemen yang baru selesai dan sedang dirancang interior designnya.Beberapa unit apartemen di situ sudah selesai dan Wendy mengajak aku untuk duduk-duduk di apartemen yang sudah jadi dan dijadikan contoh atau sampel [prototype] untuk para calon pembeli. Seperti biasa kami jogging mengenakan celana pendek [boxer] dan kaos singlet.

Hari masih pagi, sekitar pukul 07:30. Kami jogging sejak pukul 05:00.Kami sudah push up dan sit up 1000 kail dan kami sempat memakai beberapa alat - di fitness center yang belum siap itu,untuk latihan beban.Kemudian aku dan Wendy duduk-duduk di apartemen sampel itu sambil minum teh[yang dihidangkan oleh petugas kantor promosi] sambil istirahat dan ngobrol dengan Wendy. Lalu kata Wendy:

"Saya ngantuk sekali.Tadi malam saya nggak bisa tidur.Saya tiduran sebentar, ya,Pak", lalu Wendy masuk ke kamar tidur apartemen sialan dan membaringkan diri.Aku lihat dari luar kamar,Wendy melepaskan kaos singletnya sehingga tubuh-nya yang atletis,ketat,berotot indah itu terlihat olehku dan membangkitkan berahi-ku! Kemudian dia menelentang di atas tempat tidur yang ada di situ !

Melihat Wendy telanjang-dada, aku pun ikut masuk dan berbaring di samping Wendy.Tempat tidur itu memang muat dua orang.Ketika itu aku memang sedang "mencari kesempatan".Wendy mengangkat tangannya ke atas dan diletakkan di samping kepalanya - sehingga aku bisa melihat bulu keteknya.Keringat Wendy akibat jogging sudah mengering. Seingatku, tubuh Wendy memang tidak pernah berbau tak sedap - meskipun dia sedang atau barusan berkeringat! Itu pula yang menyebabkan aku betah berteman dan berada dekat-dekat dengan Wendy.

Aku bangkit...memandangi wajahnya kemudian pelan-pelan dadanya yang kekar dan menonjol ke depan itu aku raba dan aku elus puting susunya yang ketat, tegang dan melenting itu. Agh ! Nikmat.Wendy kaget,mungkin geli.Dia membuka matanya dan waktu melihat aku di sampingnya dia tersenyum.Aku langsung saja menciumi bibirnya dengan bibirku.Wendy bergidik,dia seperti mau bangkit.Tapi kutahan dengan tanganku yang kekar dan aku mulai menindih tubuhnya dengan tubuhku yang lebih besar.Wendy seperti mau berontak tapi aku justru makin kuat menggumulinya.Aku terus menciumi dan mencipoki bibirnya.Wendy seperti mau memalingkan wajahnya.

Aku pun memegangi kepalanya dengan tanganku kuat-kuat, sehingga aku dapat dengan leluasa mencipoki bibir dan mulutnya. Untung Wendy tidak terpikir untuk menggigit bibirku.Aku terus menggumuli Wendy dan tanganku berusaha melepas -kan boxer beserta kancutnya.Aku berhasil menelanjangi tubuh Wendy.Maka aku pun juga bersusah payah melepaskan boxer,kancutku dan singletku.Setelah ber-hasil,maka aku melanjutkan menggumuli tubuh Wendy yang telanjang bulat.Aku menggesek-gesekkan tubuh depanku ke tubuh depan Wendy!Agh! Nikmat ! Aku merasakan nikmat ketika kontolku bergesekan dengan jembutnya.Tanganku juga sekali-sekali menjamah-jamah puting-susunya dan menjambak bulu ketek-nya.

Lalu aku bertekad untuk memperkosanya lebih jauh. Dengan kekuatan yang ada di tubuhku,tubuh Wendy aku "balik" dan entah bagaimana,tubuh Wendy lalu aku miringkan ke samping,sehingga aku bisa mengentoti lobang pantatnya [bool] dari arah samping.Wendy masih menggeliat,menggelinjang,dia berusaha melepaskan dari pencabulanku. Lalu kontolku yang sudah teramat tegang itu aku sodokkan ke silitnya : MASUK ! Bles! Memang tidak mudah menundukkan dan menguasai lelaki yang tubuhnya sekuat Wendy!Tapi seperti kata pepatah : When there is a will, there is a way - Dimana ada kemauan di situ ada jalan ...[Ha..Ha..Ha..]

Aku bisa merasakan Wendy terkaget, ketika kontolku yang ukuran besar itu aku rojokkan ke lobang-pantatnya yang sempit dan perawan itu ! Lalu aku sodokkan lagi kontolku dengan lebih kasar lagi MASUK!.Lalu aku TARIK! MASUK! TARIK! SODOK!TARIK!SODOK!TARIK!SODOK!Bagaikan aku sedang mengentoti nonok perempuan.Selama Wendy kuentot seperti itu,dia masih terus saja melawan dan memberontak. Tapi aku gunakan semua bagian tubuhku dan kekuatanku untuk menekan dan membatasi gerakannya.Benar-benar aku harus memaksa dan juga memperkosanya dengan kekuatan fisikku!Karena itu tubuh kami jadi licin akibat keringat kami yang membanjir. Aku benar-benar merasa nikmat bisa memaksa dan memperkosa seorang lelaki tampan yang perkasa, tentara, dan bintara itu !

Selama Wendy aku perkosa dan dia terus melakukan perlawanan,dia tetap diam saja,tidak berkata apa-apa atau berteriak-teriak.Aku tahu,pasti Wendy tidak mau orang-orang datang ke tempat itu jika mendengar ribut-ribut !

Kemudian tanganku mencari-cari kontolnya buat aku loco-loco.Setelah dapat,aku pun mengentotinya sambil aku sinkronkan antara sodokan kontolku di boolnya dan locoan tanganku di kontolnya:ROJOK-LOCO!ROJOK-LOCO!ROJOK-LOCO! ROJOK-LOCO!Terus,teruus,teruuus dan akhirnya aku merasakan pejuhku sudah mau keluar dan aku makin intens memompakan kontolku ke boolnya dan meloco-loco kontolnya! Setelah aku tak mampu lagi menahan pejuhku untuk tidak keluar, maka kontolku aku cabut dari boolnya dan pejuhku aku keluarkan di belahan silit-nya CROOOOOOT! CROOOOOOT!CROOOOOOT!Banyaaak dan nikmat sekali, disusul oleh denyutan-denyutan kontol Wendy yang berada dalam genggaman dan locoan tanganku.Tanganku pun lalu merasakan hangatnya dan lengketnya lendir pejuh Wendy!Agh!

Rupanya,pejuh Wendy keluar juga.Mungkin karena aku loco kontolnya dan aku sodok-sodok prostatnya dengan kontolku!Jadi,meskipun Wendy sebetulnya me-reject [menolak] hubungan sex sjenis itu, tapi tekanan-tekanan kontolku pada prostatnya dan locoan tanganku pada kontolnya memaksa pejuhnya terpaksa keluar!

EPILOGUE ATAU AFTERMATH

Selesai Wendy aku cabuli, dalam keadaan aku dan dia masih bertelanjang bulat, Wendy menyerangku.Tanpa ragu aku layani.Aku tahu aku lebih kuat dan tubuh-ku juga lebih besar dan aku guru karate! Entah apa yang terjadi,Wendy berhenti menyerang dan meninggalkan tempat itu!Aku biarkan saja Wendy pergi!Mungkin di luar kamar dia mengenakan pakaiannya lagi - sebelum dia berlalu dari tempat maksiat itu.Sejak itu aku tak pernah lagi jumpa Wendy! Waktu aku tanyakan ke perusahaannya, mereka menjawab bahwa Wendy sudah ditarik ke kesatuannya! Aku sama-sekali tidak merasa kehilangan Wendy.Sebab,niatku berteman dengan Wendy memang hanya mencari kesempatan untuk main cabul. Aku sudah puas bahwa aku berhasil mencabuli dan memperkosa Wendy!.

[JULIO FERNANDEZ]



Asep, Irwan dan kang Yadi - kenalan langsung dientot 2

By dave bottom

submitted February 28, 2011
Translate from:
To
Text Size:

Setelah pergumulan gw dengan Dadan si banteng liar, gw tertidur pulas di kontrakannya. Gw terbangun ketika merasakan rasa panas di seluruh badan gw. Saat gw membuka mata, gw agak bingung gw lagi di mana dan kenapa gw tidur telanjang bulat begitu. Namun, setelah gw ingat-ingat akhirnya gw tau gw di mana. Gw melirik ke orang yg tidur di sebelah gw, awalnya gw mengira orang itu adalah Dadan, namun saat gw lihat baik-baik, ternyata dia bukan Dadan. Alangkah terkejutnya gw mengetahui bahwa Dadan tidak ada di antara pria-pria yg tidur di samping gw. Di tengah kebingungan gw, orang yang tidur di samping gw berkata “heh cina, nyari siapa lw? Dadan udah berangkat kerja tadi pagi.” Gw Cuma bisa bengong saja, dan kemudian orang tadi kembali berkata “body lw mulus banget”, orang itu berkata sambil tangannya mengelus pantat gw. Gw sedikit menghindar saat dia mengelus pantat gw, tapi orang itu kembali berkata “halah!!! Jangan sok pura-pura deh, gw tau lo semalem ngapain ama si Dadan. Lw doyan cowok kan?”. Orang itu terus saja berkata kepada gw, sementara gw Cuma terdiam saja, bingung antara malu tapi mau. Namun akhirnya gw menjawab pertanyaannya itu “Kalo gw doyan cowok, terus kenapa? Lw emang mau ama homo?”. Rupanya perkataan gw barusan membuatnya tergoda. Orang itu kemudian bangun dan beranjak ke ruang tamu kontrakan, di mana 2 orang temannya yg lain sedang tertidur. Gw melirik ke arah jam dinding, rupanya saat itu sudah jam setengah Sembilan pagi, pantas aja panas. Gak lama orang itu kembali ke tempat gw berada dengan 2 orang temannya berjalan mengikuti. “tuh liat, si cina doyan cowok! Lumayan daripada Cuma ngocok ama sabun” celoteh orang itu. “daripada ama perek, pake bayar juga” celetuk cowok berambut keriting. Gw buru-buru menjawab “boleh aja, tapi gw mau kenalan lagi dong ama lw semua!” “buat apaan?” Tanya pemuda berambut keriting. “ya biar sama-sama enak! Tapi lw semua buka baju juga dong” jawab dan pinta gw dengan nada manja. Akhirnya gw berkenalan ulang dengan pejantan-pejantan itu semua. Orang yang tadi tidur di samping gw adalah kang Yadi, dia paling tua dari mereka semua umurnya 26 tahun, kang Yadi gak cakep, tapi mukanya seksi banget, dengan wajah kotak-alis tebal-kumis tipis-hidung mancung agak besar-dan bibir lebar, badannya kang Yadi juga seksi, dadanya bidang perut rata, dan dihiasi otot-otot yang menggelembung ditambah bulu keteknya yang lumayan hitam dan lebat. Berikutnya adalah Irwan, umurnya 24 tahun, wajah Irwan sangat mirip dengan Dadan, karena ternyata Irwan adalah kakaknya Dadan, yg membedakan adalah badan Irwan lebih berisi dari Dadan dan rambut Irwan keriting, namun sayangnya banyak panu di badan Irwan. Terakhir adalah Asep, Asep adalah yg paling muda di antara mereka, katanya Asep pindah dan bekerja di Jakarta karena tahun lalu dia tidak lulus ujian nasional tingkat smp, meskipun kecil, tapi badannya Asep sudah cukup terbentuk khas pria-pria pekerja kasar. Ketiganya memiliki ukuran kontol yang standar pria Sunda, namun ketiganya memiliki buah peler yg sangat besar menggantung menggoda untuk dipompa. “udah sep, embat duluan tuh!” seru kang Yadi kepada Asep yang kelihatannya paling menggebu-gebu. “ntar dulu, gw haus pengen minum, dari semalem gw belum minum n makan” jawabku buru-buru. “udah sep, kencingin aja tu budak cina!” seru Irwan memanas-manasi Asep Asep yang masih muda dan dalam kondisi birahi, hanya bisa menuruti saran dari teman-temannya. Asep segera mendekat ke arah gw sambil tangannya memegang kontolnya sendiri. Setelah dekat, asep memerintahkan gw supaya membuka mulut gw “buka mulut lw cina” perintah Asep dengan kasar. “gak usah pake cina kali” gerutu gw. “bawel lw, udah cepetan buka” perintah Asep lagi. Gw pun membuka mulut gw mengikuti perintah Asep, sementara kang Yadi dan Irwan hanya tertawa melihat gw dan Asep. “sep, majuin dikit dong. Sayang kalo tumpah” kata gw seraya memegang kontol Asep yg saat itu sudah mulai menegang. Gw tahu persis kalau sudah begini gw gak akan mendapatkan air kencingnya si Asep, melainkan pejuh segar pemuda abg ini. Gw menempelkan kontolnya si Asep di bibir gw yang sengaja gw buat monyong mirip pantat bebek. Emang dasar abg, baru begini aja Asep udah mendesah kencang banget “huuuwwwwaaaaaaaawww…aaaawwww…hmmm” desah Asep. Kontol Asep lalu menegang ngaceng sempurna di bibir gw. Setelah itu, gw kulum kontol itu maju mundur, mula-mula gw agak pelan, tapi lama-kelamaan gw percepat aksi gw. Alhasil Asep mendesah sejadi-jadinya “oohhhh yeesss aaaawww awwww aaawww hhussshhh”. Nafas Asep mulai ngos-ngosan saking keenakannya. Gw melirik ke atas melihat wajah Asep, muka abg ini seksi banget ketika itu, ingin rasanya gw cium bibirnya yg dihiasi kumis-kumis tipis baru tumbuh itu. Dada telanjang Asep basah lepek oleh keringatnya sendiri, sungguh indah sekali. Namun sayangnya nafsu besar Asep tidak diimbangi kekuatan fisiknya, saat itu gw baru mengulum kontolnya kurang dari sepuluh menit, tapi abg ini sudah menunjukkan akan segera muncrat. Jujur gw kecewa, tapi mau apa lagi.“aa….a….aann….jii…ingg” teriak Asep sesaat sebelum gw merasakan kontolnya mengembang di mulut gw, dan selanjutnya bisa ditebak crrroottthhhh cccrrrrooootthhhh cccrrrooottthhh Asep menembakkan pejuh segar abgnya di dalam mulut gw. Pejuh Asep cukup mengobati kekecewaan gw terhadap pejuhnya Dadan, pejuhnya Asep banyak + kental + anget + legit dan ada gumpalan-gumpalan seperti jelly di antara pejuhnya itu. Gw telan habis pejuh abg itu disaksikan kang Yadi dan Irwan yang sepertinya sudah mulai ngaceng. Setelah pejuh Asep tertelan habis, gw cabut kontolnya yang sudah melemas dari mulut gw, sementara Asep langsung terkulai lemas di atas lantai. Rupanya ini adalah kali pertama Asep memuncratkan pejuh setelah pindah dari kampung. Tiga pejuh sudah yang masuk tenggorokan gw. Kang Yadi yang sedari tadi hanya menyaksikan aksi gw, sekarang mendekat dan mulai mengelus-elus paha belakang dan pantat gw. “isap dulu dong kang” pinta gw kepada kang Yadi. Rupanya kang Yadi tidak tertarik dengan mulut gw, dia malah menjilati sambil sesekali menggigit paha dan pantat gw. “gila, mulus gan” seru kang Yadi memuji gw. Kang Yadi melanjutkan aksinya dengan menjilati bibir lobang pantat gw. Kontan gw kegelian diperlakukan seperti ini, badan gw menggelinjang akibat ulah kang Yadi. “yad, jorok lw! Itu kan kotor” kata Irwan melihat aksi kang Yadi yang sekarang sedang mengkilik lobang pantat gw dengan lidahnya. “enak wan! Putih mulus kaya awewe” kata kang Yadi yang kembali membuat gw senang. “kang Irwan mau kontolnya dong” pinta gw kepada Irwan. “kasih wan” seru kang Yadi. Akhirnya Irwan menyodorkan kontolnya untuk gw hisap. Gw tentu aja gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, segera gw sambar kontol Irwan yang masih lemas. Gw kocok dengan tangan agar kontol itu tegang, tapi kontol itu gak kunjung tegang. Hampir putus asa, gw jilatin kontol Irwan dengan lidah gw sambil sesekali gw mengulum kontol itu, beruntung kontol Irwan perlahan mulai hidup dan menegang. Setelah kontol Iwan ngaceng sempurna, gw minta Irwan meludahi mulut gw, dengan ragu-ragu Irwan meludah di mulut gw. Kemudian ludah Irwan itu gw satukan dengan ludah gw, dan gw pakai sebagai pelumas kontol Irwan mengentoti mulut gw. Semula Irwan hanya diam dan menggigit bibirnya menikmati aksi gw. Tapi sekarang Irwan mulai aktif memaju-mundurkan pinggulnya dengan kecepatan konstan mengentoti mulut gw. Irwan juga mulai mendesah kenikmatan sambil tangannya menjambak-jambak rambut gw. Gak mau kalah dengan Irwan, kang Yadi sekarang juga mulai menempelkan kontolnya di bibir lobang pantat gw. Kang Yadi sengaja hanya menggesek-gesekkan onderdilnya itu di belahan pantat gw menunggu gw meminta dientot. Perlahan kang Yadi mulai mengarahkan kontolnya masuk ke dalam lobang pantat gw. Saat itu posisi gw seperti anjing yang sedang dientot dari belakang, sementara dari depan kontol lain sedang gencar-gencarnya mengagresi mulut gw. Kang Yadi cukup kasar mainnya. Dia langsung membenamkan kontolnya sampai tenggelam ditelan lobang pantat gw. Spontan gw menjadi menghisap kuat kontol rwan yang dari tadi udah memberi gw minum sari precumnya. Mendapat perlakuan seperti itu, kontol Irwan akhirnya kebobolan dan ccrrrrreeeeeerrrttttthhhhhhhhhhhhhhhh ccccrrrroooootttttthhhhhhhhh ccrrreeeettthhh cccrrroooottthhh kontol Irwan menumpahkan pejuhnya dan Irwan spontan menarik kontolnya dari dalam ulut gw. Sebagian besar pejuh Irwan muncrat membasahi wajah gw, dan sebagian kecil berhasil gw cicipi. Irwan tidak bersuara, dia hanya menganga sambil matanya merem melek. Sementara itu, kang Yadi sudah mulai menggenjot kontolnya mengobok-obok lobang pantat gw. Tekadang kang Yadi mengentoti gw dengan sangat pelan, dan terkadang dia mengentoti gw dengan sangat kencang seperti laju kereta express. Kang Yadi cukup lihai mengentoti gw, dia mencabut kontolnya dari dalam lobang gw, dan sejurus kemudian dia menancapkan kembali kontolnya ke dalam lobang gw. Begitu terus sampai akhirnya gw gak tahan dan muncrat membasahi lantai di bawah gw. Tapi hebatnya, kontraksi di lobang pantat gw tidak memicu ejakulasi kang Yadi. Kang Yadi malah terus sibuk mengentoti gw. Dan sekarang kang Yadi meminta ganti posisi, kang Yadi mau mengentoti gw dengan sambil menggendong gw. Sumpah gw udah kewalahan meladeni kang Yadi. Kang Yadi sungguh perpaduan banteng dan kuda liar, tenaganya seolah tiada habis mengentoti gw. Akhirnya, kang Yadi mencipok bibir gw dan meludahi muka gw sebagai pertanda dia akan ejakulasi. Rasa panas dan perih di pantat gw seolah-olah buyar ketika kontol kang Yadi mengedut cenat-cenut di dalam lobang pantat gw dan crrrrooooooooooootthhhhhhhhhh ccrrrrrrroooooooottttthhhhhhhhhhh cccrrrrrrrrrrrroooooooooooooooorrrrrrrrrrrrrrrhhhhtttttttttttthhhhhhhhhh entah berapa kali kontol kang Yadi melepaskan amunisinya ke dalam lobang pantat gw. Yang jelas, usus gw langsung terasa penuh dan seperti ingin buang air ketika kontol itu muncrat. Kang Yadi membiarkan gw tetap dalam gendongannya dan memeluk gw dengan mesranya. Di sela-sela itu kang Yadi berbisik kepada gw “gw sayang ama lw”. Serasa tersambar petir rasanya saat itu, gw hanya bisa menatap wajah jantan kang Yadi yg berkeringat. Kang Yadi kemudian mencium mesra bibir gw seolah meyakinkan perkataannya barusan. Gw akhirnya membalas “wo ai ni juga kang Yadi”. Kontol kang Yadi yang sudah lemas, sekarang sudah terlepas dari kekungan lobang pantat gw. “kang, aku pengen pejuh kang Yadi” pinta gw kepada kang Yadi sambil tangan gw mengelus mesra dada dan lengan kang Yadi. Kang Yadi hanya tersenyum dan menyuruh gw duduk di lantai, dan kang Yadi mulai mengocok kontolnya sendiri sampai muncrat di wajah gw. Setelah pergumulan itu, kang Yadi menyuruh gw mandi dan berjanji akan mengantar gw pulang. Gw melihat Irwan dan Asep, mereka semua sudah tertidur lelap sejak menumpahkan pejuhnya tadi. Saat gw mandi, kang Yadi memasak bubur instant untuk gw dan dia. Selesai mandi, gentian kang Yadi yang mandi dan gw makan. Siang sekitar jam 2 kang Yadi mengantar gw pulang dengan motor bebeknya. Di pejalanan kang Yadi banyak bercerita kepada gw. Sesampainya di depan rumah gw, gw turun dan mengajak kang Yadi untuk mampir, namun, kang Yadi menolak. Dia kemudian mengeluarkan hape miliknya dari saku jaketnya, dan menyuruh gw memasukkan nomor hape gw. Setelah selesai, kang Yadi pamit pulang dan tidak lupa tangannya mengelus paha gw lagi. Malam hari badan gw demam, mungkn karena telat makan dan kebanyakan meladeni pemuda pasar. Koko dan cici gw mengajak gw ke rumah sakit, tapi gw menolak karena gw takut ketauan penyebab sakit gw. Sekitar jam 12 malam, ada sms masuk dari kang Yadi yang menanyakan keadaan gw. Mulai saat itu, gw menjadi sering bertemu kang Yadi. Malah pernah gw menghisap kontol kang Yadi di toilet pasar tempat kang Yadi berjualan.



Bercinta Dengan Satu Leting

By Policeman

submitted October 29, 2010
Translate from:
To
Text Size:

Kejadian ini berawal sekitar dua tahun yang lalu Saat itu aku dan dia ditugaskan untuk melaksanakan pengamanan sebuah perusahaan swasta di Papua... Awalnya kita berteman seperti biasa bercanda,ketawa,makan bareng,masak bareng dan lain sebaginya...!!

Sebut aja namaku bayu dan dia steve,aku asli jawa tulen sedang dia asli Padang campuran jawa..

Kita memang ditugaskan beda tempat,dia ditugaskan di perusahaannya langsung dan aku di tugaskan di kota... Seminggu sekali dia datang ke messku di kota..

Malam itu seperti malam-malam biasanya.. Kita ngobrol bersama temen-temen yang lainnya,minum teh dan main kartu sama-sama... Dia memang gagah,jujur aku juga tertarik dengannya tapi aku gak berfikir sedikitpun buat mendekati dia apalagi buat ML...!!karena prinsipku aku gak akan pernah menunjukkan kekuranganku ini di depan temen-temen seprovesiku...!!akupun saat ini punya cewek dan suatu saat aku juga akan menikah..

Malam semakin larut dan matakupun sudah ngantuk berat... Saat itu aku ijin untuk tidur duluan dan temen-temen yang lain masih pada main kartu.. Akupun masuk ke kamarku,sambil denger lagu favoritku lewat hp sampai aku tertidur pulas..

Mungkin karena kecapean,akupun tidur enak banget sampai-sampai hpku lupa aku matiin,, Saat aku tertidur lelap tiba-tiba ada tangan jail yang raba-raba pahaku, Serentak aku kaget dan terbangun tapi aku gak berontak melainkan mendiamkan saja aksinya,ternyata yang meraba pahaku adalah Steve..

Aku heran napa dia udah tidur disampingku,maklum dia gak punya kamar di messku,jadinya dia nebeng tidur di kamarku... Saat itu model tempat tidurnya tingkat,aku diatas dan ada temen satu lagi tidur dibawah.. Akupun bertanya dalam hati,napa dia tidur disampingku,padahal di bawah juga ada temenku...???

Tapi masa bodoh lah dia mau tidur dimana,yang jelas aksinya meraba pahaku buat aku terbangun dan sejenak berfikir,kenapa dia melakukan itu??? Saat itu posisiku miring membelakangi dia,tak lama kemudian aku tidur dengan pososisi terlentang... Ternyata dia tetap meraba pahaku,selanjutnya wajahku aku hadapkan ke wajahnya tetapi tetap dengan mata terpejam...!!!

Waktu itu secara sepontan aku cium bibirnya,aku gak berfikir panjang lagi untuk mencium bibirnya yang merah dan sexy itu... Ternyata dia gak menolak aku cium bibirbnya,kejadian itu berulang aku lakukan sampai kita bener-bener ciuman selayaknya orang bercinta...

Serentak aku berfikir,napa kita bisa melakukan hal ini,sepertinya gak mungkin tapi ini bukan mimpi... Selanjutnya aku menyudahi aksi ciuman itu dan aku kembali dengan posisi tidur membelakangi dia sampai pagi tiba...

Setelah pagi datang akupun bangun dan mengingat kejadian semalam.. Ternyata dia masih tidur lelap disampingku dan aku langsung turun dari tempat tidurku dan langsung ke dapur bikin teh hangat,maklum kebiasanku setelah bangun pagi harus minum teh hangat..

Sambil denger lagu di depan komputer dan menikmati teh hangatku,tiba-tiba Steve datang menghampiriku dan menyapaku... Aku hanya melemparkan senyum kecil saja buat dia,karena aku masih merasa bersalah telah menciumnya,waktu itu aku merasa takut kalau seandainya dia cerita kepada temen-temen yang lain atas kejadian semalam...

Ternyata aksi ciuman itu kembali terjadi malam berikutnya,malam pertama dan kedua kita hanya sekedar ciuman... Sampai akhirnya dia balik ke tempat tugasnya,

Hari berganti hari dan minggu berganti minggu, Steve selalu rutin datang ke messku tiap minggu sekali.. Hubungan kamipun semakin intim,meski hanya sekedar ciuman tapi aku merasa seneng banget...

Puncaknya waktu malam lebaran dua tahun yang lalu,saat itu di kamarku Cuma ada aku karena temenku yang satu kamar lagi cuti lebaran ke medan... Malam itu Steve tetap tidur disampingku padahal tempat tidur dibawah kosong...

Malam itu aku sangat grogi dan sedikit deg-degan,jantungku berdetak kencang saat dia tidur disampingku, Tuhan apa yang akan terjadi pada malam takbiran ini..??? Ternyata dia mengulangi lagi aksi nakalnya dengan meraba pantatku...

Akupun respon aksi nakal Steve,aku berabalik muka dan aku cium bibirnya... Kita ciuman cukup lama dan rupanya tanganku yang lebih nakal... Aku pegang kemaluannya yang sudah mengeras itu.. Aku buka celana Steve dan steve juga buka celanaku...

Malam itu sungguh tak bisa aku lupakan... Secara spontan aku jilatin kontolnya,dan rupanya dia menikmati jilatan lidah sexyku.... Lidahku beramain cukup lama di batang yang keras itu... Sampai akhirnya kita berdua bugil dan tanpa sehelai kainpun yang menempel di bandan.... Ternyata steve gak selugu yang aku kira,meski dia gak melumat kontolku tapi dia jilatin punting susuku sampai aku gak berdaya dibuatnya... Sungguh nikmat tak terkira yang telah dia buat untukku....

Hampir setengah jam kita pemanasan... Dan rupanya dia sudah gak tahan ingin nembak aku... Akupun pasrah apa yang akan dia lakukan,aku di fuck olehnya... Sungguh nikmat malam itu... Aku pandangi wajah gantengnya dan kita ML seperti dalam film.. Sesekali kita ciuman dan berganti banyak gaya...

Si Steve rupanya sudah mau muncrat,, Dia menggerang keenakkan.... Akupun gak kalah,aku muncrat duluaan dan gak lama dia juga muncrat di dalam lubang kenikmatanku...

Selesai sudah ML kita di malam takbiran itu, Aku merasa berdosa tapi aku juga seneng banget.. Malam itu kamipun ngobrol di tempat tidur sampai pagi menjelang.. Sampai-sampai malam itu aku gak tidur dan langsung sholat Ied...

Dia mengungkapkan penyesalannya dan dia juga mengungkapkan kepuasannya telah menyetubuhiku... Dia bilang malam ini adalah malam terakhir kita ML tapi kenyatannya kita masih mengulangi lagi kejadian itu...

Tapi sekarang hubungan kita sudah renggang,karena dia sudah mau menikah.. Aku sih berharap hubungan kita baik-baik saja tapi ternyata dia bener-bener udah mau melupakanku dan semua kejadian itu.... Semoga dia bahagia dengan kehidupannya....

~Steve~..... kau adalah lelaki terindah yang pernah mengisi hari-hariku... Meski ini Cuma kenangan tapi aku gak akan pernah bisa melupakanmu... Kau terlampau indah untuk dilupakan....!!!

Yang pengen kenal aku add aja Fbku bayulesmana1986@yahoo.co.id Atau kirim email ke alamat yang sama



Kisah Cintaku Dengan Seorang Tentara

By Policeman

submitted November 5, 2010
Translate from:
To
Text Size:

Kisah ini berawal saat saat aku melakukan pengamanan di Salah satu Perusahaan Swasta di Papua… Kira-kira setahun yang lalu laaah… Aku bekerja disana selama 4 bulan…

Disana enak banget,segala fasilitas lengkap ada disana.. Selama 4 bulan itu aku tinggal di salah satu Hotel yang memang diperuntuhkan untuk perwakilan Anggota Pengamanan di Perusahaan…!!

Setiap harinya apel pagi gabungan tetap dilaksanakan di Halaman Hotel.. Seperti biasa habis apel pagi kita sarapan di restorant…. Aku masih begitu ingat ketika pertama kalinya aku makan di restoran Hotel itu..

Sebut aja Mas Robi,dia seorang tentara yang ikut melaksanakan Pengamanan di Perusahaan.. Dia asli Bandung umur 27 tahun… Badannya keren,lebih keren lah dari badanku Maklum tentara latihan fisik lebih teratur di banding Polisi

Saat itu aku makan pagi bareng temen-temen polisi dan ada beberapa tentara yang ikut gabung termasuk Mas Robi… Aku sarapan nasi goreng sedangkan Mas Robi sarapan roti bakar dan segelas susu … Di meja makan kita saling cerita pengalaman di tempat tugas masing-masing…

Aku hanya ingat cerita dari Mas Robi bahwa dia sangat kecewa saat ditempatkan di Papua Padahal dia pendidikan di Bandung….!! Tapi lama kelamaan Mas Robi betah juga di Papua karena dia punya cewek disini…

Hatiku mengatakan Mas Robi gak mungkin lah mempunyai kelainan Sex apa lagi berfikir kalau dia seorang Gay….!!! Karena aku fikir dia udah punya cewek disini dan diapun sering telepon ceweknya…!

Saat itu Aku dan Mas Robi satu ruang kerja… Aku perwakilan dari Polisi dan Mas Robi juga perwakilan dari Tentara Selama 4 bulan itu kita lewati hari-hari bersama dengan teman-teman lainnya…

Gak sedikitpun terlintas di benakku untuk lebih dekat dengan Mas Robi Hingga akhirnya kontrak pengamanan di perusahaan itu berakhir… Dan kitapun kembali ke tempat tugas masing-masing…

Pada saat di tempat tugas masing-masing aku jarang sekali bahkan gak pernah berhubungan dengan Mas Robi… Hingga suatu saat aku iseng-iseng buat FB khusus temen-temen Gay… Gak tanggung-tanggung aku buat FB dengan Nickname “Polisi Papua” Meski Foto Profilku di FB gak ada Wajahku tapi respon dari temen2 bagus sekali FBku belum genap 2 bulan tapi temenku udah hampir 3.000 si seluruh Indonesia… Pesan di Inbox FBku banyak bangeeet… Sampai-sampai aku kualahan untuk balesnya… Hingga suatu saat ada inbox yang ngakunya dia seorang Tentara..

Aku gak begitu merespon pesan itu karena FBnya gak ada foto sama sekali.. Aku fikir paling-paling orang iseng yang Cuma pingin kenal aku aja… Selama seminggu dia minta no Hpku tapi aku gak mau kasih,, Hingga dia pasang Foto telanjangnya tapi tetep gak ada wajahnya….

Jujur aku suka banget bentuk badannya yang di pasang di Foto Profil Tapi aku masih jaim dan aku Tanya ke dia itu foto asli atau bukan Dan dia bersumpah bahwa itu memang asli fotonya… Hingga akhirnya aku kasih lah no Hpku lewat pesan di FB

Sejak aku kasih No Hp diapun sering sms ke aku.. Aku masih kurang respek sama dia,karena aku orangnya memang kurang begitu respek sama siapapun yang gak jelas wajahnya,ntah diaTentara atau Jendral sekalipun….

Tiap kali aku minta fotonya dikirim lewat MMS dia gak mau kasih, Begitupun juga aku… Maklum kita sama-sama jaga gengsi…

Setelah seminggu kita komunikasi lewat sms, Tiba-tiba aku berfikir untuk telpon 3G ke dia.. Dan diapun setuju buat 3Gan..

Setelah kita telepon,aku kaget setengah mati… Ternyata Tentara itu adalah Mas Robi.. Aku ketawa terbahak-bahak begitupun juga dia…

Gilaaaa……..!!! Aku gak nyangka sama sekali kalau orang yang mengaku Tentara itu ternyata Mas Robi Aku fikir dia Normal dan sangat bahagia dengan hidupnya,,, Ternyata semua dugaanku salah kaprah…

Kitapun telpon 3G hampir 2 jam.. Aku dan dia saling curhat lewat telpon.. Hingga Akhirnya kita sex by 3G..

Gilaaaaa…..!! Kontolnya Gede bangeeeet….!! Kitapun Coli sama-sama lewat 3G.. Sungguh luaaaar biasa kebahagiaanku…

Menurutku Ini sungguh pengalaman yang luar biasa … Seorang Mas Roby ternyata seorang Gay dan suka sama aku … Kenapa kita gak dipertemukan saat kami bertugas sama-sama…

Tuhaaaan,…..!! Aku gak tahu rahasia apa yang ada di hidupku.. Aku bersyukur bisa mendapatkan orang-orang yang menurutku sungguh luar biasa… Tapi Apakah ini cobaan darimu?????????

Ini adalah pengalamanku yang baru aja aku alami… Kita berdua berusaha untuk bertemu kembali dan meluapkan rasa kagum kita… Meskipun kita belum pernah ML langsung tapi aku yakin suatu saat kita akan dipertemukan di suatu kamar dengan kasur yang empuuuuK…..!!!

Sampai saat ini kitapun masih sering Sex by 3G Kita sudah berjanji sampai kapanpun kita akan menjadi sahabat.. Sampai kakek-kakek deeeeeh…..!!! Doakan yaaa semoga aku bisa ketemu dia secepatnya…!! Hehehehe…..

kritik dan sarannya boleh lewat FB atau email add aja FBku bayulesmana1986@yahoo.co.id


Aku Dan Pak Pardi

By justindra

submitted August 18, 2004
Translate from:
To
Text Size:

By: 08197978375

Waktu itu aku berumur 16 tahun dan aku adalah anak seorang pejabat daerah. Aku tinggal di tempat yang pelosok, kebetulan daerah itu sedang dalam tahap pengembangan, letaknya di dekat laut dan rumahku dekat kaki gunung yang juga tak jauh dari laut.

Ayah dan ibuku setiap hari selalu pergi, entah itu rapat, penyuluhan atau apapun itu. Hari itu ayah bilang padaku untuk memberikan amplop pada Pak Pardi, tukang kebun yang berusia 40-an, berambut keriting tingginya mungkin sekitar 160cm-an dan berbadan kekar dengan kulit kecoklatan terbakar matahari. Pak Pardi sedang mengurus kebon ayah.

Sore itu sekitar jam 4-an, aku pakai sepeda pergi ke kebon. Sesampai di gubuk tempat Pak Pardi biasa istirahat dia tak ada. Jadi aku cari sambil sesekali memanggil. Ternyata dia ada di pinggir kolam ikan, sedang menanam bibit jati. Aku biasa melihat Pak Pardi bekerja hanya memakai celana panjang dan tak berbaju, badannya keren sekali. Tapi hari ini pemandangan itu berubah, kulihat Pak Pardi hanya memakai celana kolor berwarna biru yang sudah hampir pudar warnanya.

Perlahan aku dekati dan berusaha tak membuat suara. Kontolku seketika ngaceng, apalagi semakin aku dekat dengannya aku semakin jelas melihat celana kolornya sudah tidak ketat lagi, karetnya sudah kendor sehingga karetnya turun dan disatu sisi aku melihat tonjolan yang lumayan besar, lalu disisi samping kiri dan kanannya aku melihat jembutnya yang menyeruak.

Lalu dia mengambil bibit dan menungging untuk menanamnya. Ternyata bagian bawah celana kolornya robek lumayan besar, sehingga salah satu biji pelernya sedikit keluar. Aku menahan nafas dan kuperbaiki posisi kontolku karena terasa sangat tidak nyaman. Aku berusaha menenangkan diriku, lalu aku pura-pura memanggil namanya lagi. Dia menengok dan sedikit kaget melihat aku sudah di dekatnya. Dia memperbaiki celana kolornya dan berusaha senyum meski aku tahu dia sedikit canggung.

"Pak, ini ada titipan dari ayah," ujarku sambil menyerahkan amplop dari kantong celanaku. "Oh makasih mas," katanya dengan mimik bingung akan ditaruh dimana amplop itu. "Sini, aku bantu taruh Pak Pardi, di deket celana ya?" kataku sambil mengambil lagi amplop itu dari tangannya dan berjalan ke arah celana Pak Pardi yang di alasi daun pisang lebar tak jauh dari tempatnya menanam. "Lagi apa sih Pak Pardi?" tanyaku lagi "Ini Mas, tanem bibit jati bapak, sudah selesai sih, bapak suruh ambil ikan buat acara besok jadi saya lepas celananya biar nggak kotor," "Oh," ujarku makfum.

Lalu kulihat dia mengambil jala besar dan melemparkannya ke arah kolam. Setelah beberapa lama, dia turun ke kolam dan air kolam setengah pinggang membasahi tubuhnya. Lalu dia menarik jala itu, kelihatannya dia sedikit kesusahan sehingga aku bantu dia menarik dari atas. Banyak sekali ikannya. Pak Pardi kemudian naik ke atas, dan saat itu kepala kontol Pak Pardi menyembul dari sisi samping celana kolornya, dan karena celana kolornya basah, tercetak jelas bagian rahasia Pak Pardi.

"Pak, keplanya keluar tuh," ujarku sambil tertawa. Dia melihat ke bawah dan ikut tertawa sambil memasukkan kepala kontolnya, sungguh erotis. Lalu dia nongkrong di atas jala untuk membersihkan beberapa kotoran sebelum mengambil ikan. Aku tak mensia-siakan kesempatan itu dan segera ikut nongkrong di depannya sambil berusaha membantu padahal tujuanku hanya ingin melihat kontolnya.

Benar saja, karena kolornya basah menjadi agak berat sehingga melorot, kali ini aku bisa melihat jembutnya di bagian atas ban karet kolor tersembul keluar. "Pak Pardi, tuh jembutnya keliatan," dia kembali tersenyum lalu menaikkan celananya sedikit. "Enak ya Pak Pardi," "Enak apanya Mas," "Pak Pardi sudah jembutan, pasti lebet. Aku pengen banget punya jembut," Dia tertawa dan kemudian berkata, "Lah pasti seumur Mas sudah ada," "Iya sih, tapi pasti nggak selebat Pak PArdi," dan kulihat dia hanya tersenyum lagi.

Selesai sudah tugas dia hari itu, setelah membawanya ke pondok, masih dengan celana kolornya Pak Pardi membawa ember kecil. "Mau kemana Pak?" tanyaku "Ke pancuran," jawabnya. Di kebon ayahku ini ada pancoran air dari bambu, sumbernya dari aliran air di gunung. "Aku ikut ya Pak, serem disini sendirian," "Lah, aku mau mandi kok ikut," "Nggak apa-apa lah Pak, aku ikut yah," "Ya sudah ikut saja,"

Sambil berjalan aku mencoba memancing ke arah pembicaraan yang lebih saru. "Pak Pardi masih suka ngocok nggak?" Dia terlihat kaget dengan pertanyaanku, tapi dia menjawabnya "Ya kadang-kadang," "Berapa kali pak sehari," "Yah nggak tiap hari. Kalo istri mau malemnya ya hari itu saya tidak ngocok,". "Kamu suka ngocok," tanyanya kemudian. "Iya pak, suka sekali. Hari ini Pak Pardi ngocok nggak," Selesai ku tanya begitu aku lihat ke arah celana kolornya dan semakin gembung saja, bahkan sudah membentuk tenda, sehingga celananya turun dan jembutnya kembali terlihat dan bentuk kepala kontolnya tercetak jelas. "Sebenernya sih saya nggak rencana ngocok, tapi ..." "Tapi apa pak?" "Mas win sih bikin saya ngaceng nih," ujarnya sambil memperbaiki posisi batang kontolnya. "Yah kok di benerin sih pak letaknya, saya suka sekali ngelihatnya," Pak Pardi menatapku lalu berkata, "Mas win suka ngelihat kontol?" "Iya Pak. Mmmm kalo boleh saya mau lihat kontol Pak Pardi, boleh nggak pak?"

Pak Pardi menghentikan langkahnya dan kemudian membalikkan badannya ke arah saya. Dia diam saja, tapi tangannya menurunkan celana kolornya hingga sebatas lutut, sehingga terlihatlah pemandangan yang sangat saya impikan. Kontol Pak Pardi gemuk dan besar, benar-benar full ngaceng dan batang kontolnya berurat-urat semakin menampakkan kesan jantan dan gagah. Pelernya tidak terlalu besar dan bulu-bulu jembutnya tumbuh lebat serta menyeruak kemana-mana, benar-benar kontol yang sempurna buatku.

Dengan agak sedikit gemetar aku memegang batang kontol itu, terus terang ini pertama kalinya aku megang kontol orang dewasa. Batang kontol itu terasa hangat dalam genggaman tanganku dan sesekali berkedut-kedut. Kulirik ke arah Pak Pardi dan dia juga menatapku tapi tanpa ekspresi. Aku buat gerakan mengocok seperti aku biasa mengocok kontolku dan Pak Pardi juga sangat menikmatinya, terbukti dia terus memaju mundurkan badannya. Tiba-tiba aku lepas genggamanku dari kontolnya, dan sebelum dia bertanya aku berkata, "Pak Pardi, tunjukin ke saya dong cara bapak biasa ngocok saya pengen liat orang gede ngocok kontol," "Ohh, em gitu ya," ujarnya dengan nafas yang masih dikuasai birahi.

Kemudian Pak Pardi menarik daun pisang yang ada di dekat kami hingga putus, kemudian menaruhnya di tanah. Bersandar di pohon pisang itu Pak Pardi mulai mengocok kontolnya. Dia mengocok kontolnya dengan gerakan yang cepat dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terus meraba-raba bulu jembut dia yang ampun banget lebetnya dengan mata yang tertutup dan gumaman keenakan keluar dari mulutnya. "Enak ya pak?" tanyaku dan aku berada tepat disamping kontolnya. "i..iya Mas Win, enak sekali. Kenapa nggak ikut ngocok sekalian?" "Ah saya malu pak, kontol saya nggak sebesar punya bapak," "Kenapa malu, kamu kan belum sempurna betul pertumbuhan kontolnya. Lagi pula kontol itu yang penting maennya, bukan ukurannya." "Gitu ya pak?" jawabku gelisah karena kontolku memang pengen keluar karena sudah sangat ngaceng melihat tubuh bugil Pak Pardi yang berotot berada di atas daun pisang sedang mengocok kontolnya yang besar. "Ah....shhhh, ayo Mas Win buka aja, apa mau bapak bukain?"

Akhirnya aku tahan juga dan segera membuka baju dan akhirnya celanaku hingga benar-benar bugil. "Wah sudah ngaceng ya Mas Win," ujar Pak Pardi sambil tersenyum melihat keadaan kontolku. "Iya pak, abis ngeliat Pak Pardi bikin saya jadi ngaceng juga," "Sini sebelah saya saja," Aku kemudian duduk di sebelahnya dan mulai mengocok kontolku. Tangan kanan Pak Pardi menggerayangi jembutku. "Jembut Mas Win persis kayak anak bapak, Atin, cuma kontol Mas Win ini agak panjang yah," Aku kaget mendengar ucapan Pak Pardi. "Memangnya Pak Pardi pernah liat kontol Atin?" tanyaku penasaran menghentikan gerakanku di kontol. Atin adalah kakak kelasku di SMP, tapi dia nggak nerusin SMA mungkin karena biaya. Atin itu anak tertua dan satu-satunya dari Pak Pardi, dia juga sering membantu di rumah.

"Kenapa, Mas Win suka ya dengernya," ujar Pak Pardi yang kini membantuku mengocok. Kulit tangannya terasa kasar di kontolku tapi genggaman tangannya sangat mantap, baru sekali ini juga batang kontolku di pegang orang, Aku sedikit kelojotan karena sensasinya. "Bapak suka ngeliat si Atin ngocok di kali belakang rumah kalo sore, kadang-kadang bapak juga suka ngocok bareng," Ah, darahku semakin mendidih mendengarnya, belum lagi kocokan Pak Pardi bener-bener yahud. Dia menghentikan kocokan di kontolnya dan mengalihkan kedua tangannya di kontolku. Kini aku yang nyender di batang pisang dan Pak Pardi duduk bersila di sampingku dekat di bagian kontol. Sambil tangan kanannya mengocok batang kontolku, tangan kirinya tidak henti-hentinya bergerilya di biji peler dab jembutku yang masih terbilang tipis.

"Kadang bapak ngocokin kontol dia, dan dia ngocokin kontol bapak, aduh enak banget Mas Win. Persis kayak kita gini," "Ah Pak Pardi, gila bener, aku jadi pengen ngecrot dengernya," "Mas Win mau nggak kalo kapan-kapan bapak ajak ngocok bareng sama Atin?" tanya Pak Pardi sambil terus merancapiku. Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya, hanya bisa melenguh enak dan kedua tanganku terangkat ke atas dan memeluk batang pisang yang kusandari. "AHHHH...mau banget pak, mau banget, aduh pak...ENAK, pengen keluar udah bener-bener nggak kuat,"

Tapi sebelnya Pak Pardi menghentikan kocokan mautnya di kontolku. Aku membuka mata dan bertanya dengan tatapan mataku, "Mas Win bangun dulu," ujarnya. Aku bangun dan bersender di batang pisang yang sama dengan kontol yang masih tegak mengacung. "Kenapa pak?" "Kalo mau ngecrot, kita ngecrotin samaan ya," "Kita ngocok berdiri pak?" "Nggak, liat aja. Bapak biasanya kalo ngecrot bareng Atin sering yang kayak gini, Mas Win diem aja yah," Kemudian Pak Pardi mendekatiku, sebagai yang sangat tak berpengalaman jelas sekali aku deg-deganm apalagi melihat Pak Pardi sekarang hanya beberapa senti saja di depanku dan kontol kami sudah saling menyenggol.

Pak Pardi kemudian memelukku, karena tubuh kami hampir setara, posisi kontol kami tak terlalu berbeda sehingga saat Pak Pardi memelukku kontol kami saling bersentuhan. Darahku seperti mengalir dengan cepat dan sensasi kontol kami yang saling berdempetan membuat tubuhku bergetar. Pak Pardi kemudian menggeol-geolkan tubuhnya dengan gerakan memutar dan sedikit naik turun. Rasanya LUAR BIASA, kontol kami bergesekan, jembut kami bersatu dan sesekali ada sedikit rasa sakit saat jembutku tertarik entah oleh gerakan gesek batang kontolnya atau tertarik oleh jembutnya.

Kedua tangan Pak Pardi memeluk batang pisang dan kepalanya di rebahku di bahuku sementara kontolnya terus di gesek-gesekkan di kontolku. Aku benar-benar sudah nggak tahan lagi. Akupun mengerang keras dan .... CROTT.....CROTTTTT .... CROTTTT spermaku menyembur berkali-kali diantara gesekan kontol kami, entah kemana saja semprotannya aku tak perduli karena rasa yang begitu enak membuatku tak berfikir apa-apa lagi. Kemudian Pak Pardi melepas pelukannya di tubuhku lalu mengocok kontolnya dengan sangat cepat dan kembali CROTT.....CROTTTTT .... CROTTTT .... CROTT.....CROTTTTT .... CROTTTT , semprotan yang jauh lebih banyak dari kepala kontolnya di arahkan Pak Pardi di kontol dan jembutku. Cairan kental itu mengalir ke bawah dan Pak Pardi kembali memelukku serta kembali menggesekkan kontolnya sembari ia mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Kami akhirnya sudah mendapatkan kesadaran, dan dengan tubuh bugil berjalan ke arah pancuran untuk membersihkan tubuh dan sisa-sisa sperma. "Pak, kapan kita bisa ngocok bareng Atin?" tanyaku. "Yah kalo Mas Win mau, besok juga bisa disini," jawab Pak Pardi sambil tersenyum. "Nanti bapak kasih liat, bagaimana cara bapak maen sama Atin." "Maen..? Maen apa pak?" "Pokoknya liat aja besok, di jamin Mas Win suka, malah pengen ngerasain," "Ah Pak Pardi ini bikin penasaran aja," ujarku manja. "Tapi apa Atin mau ya kalo ada aku pak?" "dia sih pasti mau, malah seneng. Kadang pak Danial juga suka ikutan," "Pak Danial hansip?," tanyaku kaget. "Iya," Mulutku melongo, Pak Danial adalah hansip yang suka jaga malam di rumahku. "Ya sudah pak, saya sudah nggak sabar nunggu besok," Pak Pardi tertawa dan menarik jembutku sehingga aku kaget, lalu Pak Pardi berjalan cepat mendahuluiku yang berusaha mengejarnya untuk balas dendam menarik jembutnya juga. Senangnya.

**** Pengalaman lain aku, tunggu aja ya. Kalo ada yang pengen kenal, kasih saran atau pengen phone sex? Hubungin aku di : 08197978375 ****


aut Ketang

By justindra

submitted July 10, 2004
Translate from:
To
Text Size:

Orang tak dikenal di By: Adi 0819-7978375

Sore hari senin saat pemilu presiden, aku bosan di rumah dan memutuskan untuk pergi ke laut yang tidak jauh dari rumah. Tempatnya sepi apalagi kalau sudah sore dan yang ada hanya mereka yang suka memancing. Sebenarnya ini juga alasanku pergi ke .

BIasanya selesai memancing, para pemancing itu suka mandi di laut mereka berbasah-basah dan setelah selesai mereka pergi ke balik bebatuan untuk mengganti pakaiannya yang basah. Dan aku senang sekali berada di bebatuan itu bisa mengintip mereka yang tanpa malu-malu telanjang mengganti pakaiannya.

Nah di hari itu laut sedang surut dan ada dua orang yang aku nggak tau apakah mereka nelayan atau hanya orang biasa yang punya hobi mancing. Mereka berdua bertubuh tegap, satunya lumayan tampan dengan bodi kekar serta kulit tidak terlalu hitam, yang satunya lagi berkulit gelap. YAng aku incar yang berkulit tidak terlalu hitam ini, dia memakai celana training panjang putih dan berburu ikan.

Setelah aku mendekat, wuih pemandangannya menyenangkan. Ternyata dia sama sekali tidak memakai kolor, karena saat dia berdiri, terlihat jelas kontolnya tercetak di celana, dan bayangan hitam jembutnya juga terlihat. Kontolku ngaceng seketika. Lalu dengan sabar aku tunggu dia mengganti pakaian dan aku sudah menunggu disana pura-pura mengambil ikan-ikan kecil.

Tempat biasa mereka ganti pakaian itu terdiri dari bebatuan yang biasa ada di laut dan tinggi-tinggi. Sekelilingnya semak belukar dan tempat itu cukup terlindung kalau anda memang tidak sengaja untuk melihatnya atau memang berada di dekat situ. Ternyata kesabaranku berbuah hasil, dia berjalan ke arah bebatuan tempat aku berada sambil membawa celana jeans birunya, aku lihat dia lirik kiri kanan. Dia memperhatikan aku sebentar, aku tahu itu, lalu dia menurunkan celana panjangnya dan aku melirik, ASTAGA!

Itu kontol terbesar yang pernah aku lihat, bahkan dalam keadaan seperti itu, panjang kontolnya hampir menyamaiku kontolku kalau ngaceng, padahal aku pernah ukur kontolku kalau ngaceng sekitar 14cm. Aku berdiri dan berjalan ke arahnya sambil pura-pura memperhatikan sekitar. Lalu saat itu dia menatapku, dan aku juga menatapnya, lalu aku menurunkan pandanganku ke arah kontol yang kini terlihat sangat jelas.

Kontolnya ternyata tidak berjembut lebat hanya ada sedikit saja itupun tidak terlalu panjang, tapi kepala kontolnya sangat besar sampai-sampai aku tak percaya apa yang aku lihat. Lalu aku tersadar kalau aku melakukan kesalahan dengan menatap seperti itu, lalu aku menatap dia lagi dan ternyata dia masih menatapku tanpa ekspresi. Kemudian dia melirik ke arah kontolnya dan kembali menatapku. Aku mencoba tersenyum dan ternyata dia juga tersenyum meski terlihat sangat kaku.

"Maap mas, nggak sengaja. Soalnya baru sekali ini aku lihat ada kontol sebesar itu," ujarku dengan berani. Aku melihat ekspresi wajahnya yang terkejut dengan perkataanku. LAlu dia menjawab, "Nggak apa-apa, saya biasa mandi telanjang di kali," Aku semakin berani dan berjalan mendekatinya sambil sesekali berpura-pura melihat ikan di air. "Kalau lemes aja segede gitu, gimana kalau ngaceng," "Ah bisa aja," "Bener kok," ujarku sambil kemudian duduk di batu dan aku melihat dia agak canggung namun dia masih telanjang bulat. "Kalau punya aku segede itu, aku pasti seneng banget," Dia hanya tersenyum mendengar perkataanku barusan. "Pernah ngukur gak mas?" tanyaku lagi. "Nggak pernah, yah memang gini adanya," "Mas, boleh nggak aku pegang kontol mas, aku pengen ngerasain sebesar apa kalau ngaceng," Dia terlihat kaget lagi dengan perkataanku dan sedikit menelan ludah dengan agak gugup dia berkata, "Ngapaian megang kan sama aja," "Yah nggak sama lah mas, boleh ya," ujarku semakin berani dan semakin dekat dengannya. Dia menengok kiri kanan beberapa kali lalu berkata, "Yah.. ya boleh lah, tapi kalau ada orang lepasin ya," "Beres," ujarku sambil tersenyum.

Lalu aku dengan sedikit gugup memegang batang kontolnya. Hangat sekali terasa dan dalam hitungan detik kontol itu membesar di genggamanku sampai maksimal. GIla ... gede banget!! kepala kontolnya itu membuat aku tak tahan. Aku melirik ke arahnya, dan ternyata dia juga sedang memperhatikan aku sambil sesekali memperhatikan sekelilingnya. Aku elus-elus kepala kontolnya, lalu batangnya mulai aku kocok-kocok. Semakin lama kocokanku semakin kencang dan sesekali aku memilin pelan batang kontolnya. Aku merasakan ada gerakan dia seperti sedikit maju mundur atau memompa tanganku dan juga seperti berputar.

Sekarang sambil aku kocok batangnya, tanganku yang kanan mulai gerilya ke arah biji pelirnya. Biji pelernya sangat tidak sinkron karena berukuran biasa saja, sementara batangnya begitu panjang dan besar serta berurat. Seperti juga dipangkal kontolnya, biji peler dia bahkan sama sekali tidak berjembut. Aku pijat pelan biji pelernya dan dia mulai berdesah-desah pelan. Aku melihat dia memejamkan matanya, aku pikir sekarang atau tidak sama sekali.

Dengan cepat aku menempelkan bibirku di kepala kontolnya. Dia segera bereaksi dan sangat kaget dengan yang aku lakukan, dia sedikit menarik dirinya. Tapi aku tidak mau melepasnya, aku pegang pantatnya lalu tarik kembali ke arahku. Sekarang batang kontolnya aku arahkan ke atas dan aku mulai menjilat bagian bawah batang kontolnya mulai dari bagian bawah hingga ke lobang kencingnya, memainkan ujung lidahku di kepala kontolnya yang semakin berwarna ungu, aku tahu dia sangat keenakan. Lalu dengan beberapa kali usaha aku berhasil memasukkan kepala kontolnya ke mulutku dan langsung aku sedot-sedot dengan kencang, dan aku bisa merasakan urat-urat disekeliling batang kontolnya semakin membesar dan dia juga semakin kuat mengocok mulutku.

"Lepas mas, lepas, saya mau keluar," kata dia. "Mmmgrrrppphh," ujarku tak jelas karena mulutku penuh dengan kontolnya sambil menggelengkan kepalaku tanda aku tak mau melepasnya, lalu aku pegang pantatnya dengan kedua tanganku, dan dia masih sedikit berontak. Aku terus menggerilyakan lidahku dan seperti dia pasrah, lalu dia sedikit mengerang dan tak lama mulutku penuh dengan sperma yang sangat banyak di semprotkan dari lobang kontolnya. Banyak juga yang mengalir ke luar dan menetes. Aku terus menyimpan kontolnya di mulutku sampai akhirnya perlahan kontolnya mulai lemas dan aku lepaskan.

Setelah batang kontolnya berada di luar, aku pegang sekali lagi lalu aku jilat-jilat kepalanya dan sisa-sisa sperma yang masih ada. Enak sekali. Dia terduduk di bebatuan dan sedikit terengah-engah. Dia tersenyum malu menatapku, lalu memakai celana jeansnya. "Namanya sapa mas?" tanyaku. "Ahmad," jawabnya pendek. "Kenalin aku Adi," ujarku lagi sambil mengulurkan tanganku. Setelah beberapa lama terdiam, dia berkata, "Mas Adi ini suka ya yang beginian," "Iya, aku suka banget sama kontol apalagi kalo gede kayak punya sampean," Dia tertawa pelan, lalu aku berkata, "Temen satunya nggak ganti baju juga," Dia lagi-lagi tersenyum. "Kayaknya enggak, dia cuman pake celana itu," "Kalo kamu pernah nggak mad yang beginian?" "Ah nggak mas, paling-paling ngocok aja," "Mad, jangan panggil mas lagi ya, panggil aja Adi," "Iya deh. Emm aku pergi dulu ya di, nanti temanku nungguin," "Ya udah, tapi kalau kamu masih mau diisep lagi kapan-kapan, aku sering kok kesini. Itu mobilku, jadi kalo ada mobil itu pasti ada aku. Kalau mau ajak teman kamu itu juga nggak apa-apa," Dia hanya tertawa saja, lalu permisi dan pergi.

Ah enak sekali ngisep kontol gede orang tak dikenal di .

******************************* Kalo ada komentar bisa kirim ke hayudian@telkom.net, tapi karena aku jarang buka email kamu bisa SMS atau telpon aku di 0819-7978375.



Aku dan supir-supir truk

By justindra

submitted August 21, 2004
Translate from:
To
Text Size:

!0 aku dan supir truk by: 08197978375

Sering sekali aku berkhayal kontol-kontol supir truk yang terkenal suka "jajan" itu nancep di lobangku, terkadang kalau aku sedang berada di jalan dan melihat mereka suka kencing di pinggir jalan dengan kontol terlihat kemana-mana rasanya pengen aku samperin dan aku emut, sayangnya aku nggak punya keberanian itu.

Aku sama sekali nggak nyangka bahwa semua keinginanku ini terwujud. Hari sabtu yang menyebalkan, seharusnya semalem aku bisa pesta pora ngocok kontolku sambil nonton VCD gay yang kubawa dengan fantasi-fantasi liarku saat menatap kontol-kontol bule yang gede-gede itu. Tapi dasar sial, keluarga kakak ayahku datang dan menginap di rumah, dan karena kamar di rumahku tidak terlalu banyak jadi terpaksa kakak sepupu tidur di kamarku, batal deh.

Hari ini aku harus kembali ke kota tempatku bekerja karena besok aku malas kalau harus subuh-subuh berangkat dari rumah orang tuaku yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan ke kota. Sambil menunggu bis yang emang agak-agak susah aku memandangi kendaraan yang lewat. Sampai ada sebuah truk yang lewat, sebenarnya truk itu biasa saja karena dari tadi juga banyak yang lewat, tapi mereka menjepit celana jeans dan celana dalam di depan mobil, mungkin baru mereka cuci biar kering.

Timbul ide dalam otak mesumku. Selama ini para supir truk terkenal suka ngeseks, dan aku yakin kalau ada dinatar mereka yang gay atau biseks. Karena tempatku menunggu hanya ada aku seorang, maka aku berdiri disisi jalan menunggu truk yang lewat. Beberapa sudah lewat tapi mereka tidak berhenti, sekedar tahu saja aku melambai untuk menumpang dengan meletakkan tangan kiriku di gundukan selangkangan sebagai kode. Sekitar 20 menitan tidak sukses, tiba-tiba truk yang barusan lewat berhenti dan kemudian mundur. DEGGG ... antara takut dan senang aku menunggu apa yang akan terjadi.

Seseorang membuka pintu penumpang, lalu muncul wajah yang nggak terlalu ganteng tapi dilihat sekilas sangat laki-laki sekali. Ia menanyakan tujuanku dan kemudian aku sebutkan, lalu dia mengajakku naik ke truknya karena kebetulan arahnya sama. Truk akhirnya jalan dan aku mulai sering curi pandang, ternyata supir truk ini cuma memakai celana boxer yang tipis dan kaus oblong warna hitam. Kulitnya agak gelap dan kulihat pahanya penuh bulu, seketika kontolku ngaceng melihat bulu-bulu itu karena aku sangat suka dengan bulu-bulu di paha dan jembut. "namanya sapa mas?" tanya supir itu, dari logat bicaranya dia seperti orang batak. "Yudi," jawabku. "mas sendiri?" "Luhut," Kami terdiam sebentar karena dia konsentrasi ke jalan, kesempatan aku gunakan untuk melihat tonjolan di boxernya, sepertinya dia sedang ngaceng. "Tadi ngapain berdiri sambil megang selangkangan?" tanyanya. Wah mulai nih pikirku. "Biasa, pagi-pagi gini kontol pada ngaceng, gatel pengen kocok," jawabku berani. "Sama, nih kontol aku juga sudah ngaceng," ujarnya sambil memegang tonjolan di daerah kontolnya. "biasanya kalo dah ngaceng gitu diapain mas?" tanyaku lagi. "Kalo nggak dikocok, paling-paling mampir di warung nyari lobang," jawabnya sambil cengengesan. "Kalo ngocok emang bisa sambil nyupir?" "Yah dibisa-bisain lah," Kemudian tangannya mengelus-elus kontolnya dari luar celana, ia konsentrasi sebentar ke jalan, kemudian tangan kirinya masuk ke dalam boxer dan membuat gerakan keluar-masuk.

"repot nanti mas, sini saya bantuin ngocok," kataku. ia menatapku sambil kemudian tersenyum, "kok nggak bilang dari tadi," Kemudian tangannya keluar, lalu dengan yakin aku merunduk ke dekat selangkangannya. aku memasukkan tangan kananku ke dalam boxer dan baru saja masuk jemariku langsung bersentuhan dengan kepala kontolnya yang segera ku genggam dan ku elus-elus. Aku keluarkan tanganku lalu menarik boxernya sampai sedengkul dan sekarang kontolnya sudah terlihat jelas olehku.

Kepala kontolnya gede dan batangnya berurat dengan panjang seperti milikku, dan jembutnya lebet banget. Aku menjadi gemes dan segera aku usap-usap serta kusibak rimbunan jembutnya dengan jemariku. Batang kontolnya berdenyut-denyut tanda dia terangsang hebat. Aku menggenggam batang kontolnya dan aku mulai kocok, saat itu aku kaget ternyata dia belum disunat dan inilah kontol pertama yang belum sunat yang aku pegang. Aku tarik kulupnya ke atas hingga menutupi kepala kontolnya, aku mendengar dia mengerang-erang.

Kini posisiku tengkurap dan wajahku tepat di atas kontolnya. Aku masih terkagum-kagum dengan kulupnya, dan kulupnya yang masih menutupi palanya aku gigit pelan sampai kurasakan dia menggelinjang. "Aduh .... enak banget. Suka kulup ya?" "Iya, sedep." Aku menyedot kulupnya agak kuat dan sesekali aku sesap-sesap. Kemudian kulit kulupnya aku turunkan sehingga kepala kontolnya muncul lagi. Aku angkat batang kontolnya ke atas hingga menyentuh perutnya sehingga bagian bawah batangnya kini menghadapku. Ini adalah bagian kesukaanku, aku mendekatkan wajahku ke batang kontolnya dan aku jilat bagian frenulumnya (bawah dekat lobang kencing) hingga ke lobang kencingnya, lalu ujung lidahku sedikit kumainkan di lobangnya sampai dia sedikit melompat dari tempat duduknya mungkin karena kaget dan enak. Aku turunkan lagi lidahku perlahan-lahan hingga kepangkal batang bagian bawah.

Urat-urat kontolnya juga mempesona, berkali-kali aku rasakan urat-uratnya menyentuh lidah dan bibirku. Aku jilat lagi keatas hingga frenulumnya, kemudian ujung lidahku aku peletkan di pinggiran topi bajanya dan memutar beberapa kali hingga kemudian berakhir lagi di lobang kencingnya yang kembali aku mainkan dengan ujung lidahku. Aku melihat lendir bening keluar dari lobang kencingnya dan tanpa ragu aku jilat habis. Lalu dari topi kontol bagian atas aku mulai menelusuri senti demi senti batang bagian atasnya hingga ke pangkal kontol yang tertutup oleh rimbunan jembut. Aku jilati jembutnya yang super lebet itu, ahhh sedep banget, buat yang suka jembut seperti aku ini adalah sensasi yang paling nikmat. Aku benamkan hidungku di hamparan hitam jembutnya dan kugosokkan berkali-kali hidungku dan berkali-kali dia mengeluarkan erangan.

Lalu aku merasa mobil berhenti. "Kenapa mas?" "Nggak apa-apa, susah nyupir kalo kontol diginiin," ujarnya. Jadi aku kembali melanjutkan aksiku, kali ini malah semakin nikmat ada sensasi tambahan saat dia melihat aksiku. Aku sekarang sudah di bagian kepalanya dan aku jilat-jilat seluruh helm daging itu kemudian memasukkannya ke dalam bibirku dan kusedot dengan kuat-kuat hingga dia kelojotan di bangkunya sambil meracau kata-kata tak jelas. Mungkin lonte-lonte yang selama ini dia entot nggak pernah ngisep kontolnya. Aksi sedotku tetap aku teruskan dan kulihat matanya terpejam menahan enak. Kami terhanyut oleh suasana itu sehingga sama sekali tidak memperhatikan sekeliling ketika tiba-tiba muncul seseorang di pintu jendela tempatku berada. "Gila kau Hut!," suara itu tiba-tiba muncul. Aku kontan kaget dan kurasa luhut juga seperti aku kagetnya. Aku menghentikan jilatanku dan menatap ke arah suara yang ternyata datang dari sebuah wajah yang terlihat keras dengan kumis tipis dan rambut yang keriting. Kutaksir ia berusia 26-an.

"Kupikir mobil kau kenapa-napa, tak tahunya lagi asik kontolmu di sedot," ujarnya. "Ah kau Ben bikin aku kaget saja. Kau tak tahu enak kali kontol diginikan, mau coba?" Luhut kemudian memegang kepalaku dan didorong pelan ke selangkangannya tanda ia ingin aksi dilanjutkan. JAdi aku kembali melanjutkan aksiku dan mulai menyedot-nyedot kontol luhut. Pintu mobil tempatku berada terbuka, lalu orang yang tadi naik dan dia memperhatikan apa yang kami lakukan. Aku sengaja membuat suara ribut dengan mulutku, berharap orang ini terangsang juga. "Enak hut?" "Enak Ben, kamu coba juga lah," "Hei, kamu mau nggak isep kontolku juga?" tanya orang itu. Aku melepaskan isapanku dan menatapnya. "Mau banget, tapi tempatnya sempit," Orang itu terlihat berfikir, lalu ia berkata, "Hut, gimana kalo kita ke rumah Bonar aja, sepi paling-paling cuma ada Bonar," "Ya bereslah, mau nggak kau?" tanya luhut kepadaku Aku mengangguk dan kembali mengisap kontol luhut. Orang tadi masih di tempat yang sama memperhatikan aksiku dan Luhut.

Sementara tangan kananku sibuk memegang batang kontol Luhut, sekarang tangan kiriku bergerak ke belakang dan menuju selangkangan orang itu. Dia memakai celana jeans, tapi bisa kurasakan kontolnya sudah mengeras dan kontol itu aku remas-remas. "Hut aku tak tahan juga nih, kita ke depan aja di dekat lembar (tempat reklamasi pantai yang rimbunan pepohonan) aku pengen ngerasain juga," "Agghhh, kau ini Ben, ya sudah kau turunlah," Orang itu turun dari mobil dan menutup pintu, tak lama kudengar suara mesin mobil dan mobil kami juga jalan. Aku tetap menghisap-hisap kontol luhut yang semakin banjir cairan bening. Tak lama mobil kembali berhenti "Kita turun yuk?" Kami turun dan saat itu bisa kulihat figur Luhut dengan jelas. Ia cukup tinggi sekitar 165cm dan agak gemuk, celananya sama sekali tidak dinaikkan dan kontolnya yang ngaceng masih teracung-acung di luar. "Lama sekali si Beni ini," ujar Luhut. Nama supir truk itu rupanya Beni, dan sekarang dia turun dia hanya memakai celana dalam biru tua yang terlihat kendor dan membawa sarung. "Cepatlah kau Ben, pejuhku kayaknya sudah mau nyemprot," "Sabar hut," Beni kemudian menggelar sarung di rerumputan dan aku mulai menelanjangi diriku. Dengan tinggi 175cman dan berat 68Kg, meski tidak terlalu berotot rasanya tubuhku cukup menggoda, apalagi aku berkulit putih mulus.

Sekarang aku berbaring terlentang di sarung dan kutarik kontol Luhut yang kemudian berlutut lalu aku jilati lagi bagian kontol bawahnya. Kemudian Beni bergabung dan Beni ini tubuhnya proporsional sekali, badannya berotot, mungkin dia suka mengangkat barang, kulit gelapnya sangat seksi. Dia nggak tampan, tapi aku sama sekali tidak perduli. Inilah enaknya kontol mereka yang suka di sebut pekerja kasar, mereka nggak penting tampang yang penting bisa puas, begitu juga aku, asal ada kontol, nggak perlu pemanasan dan romantisan segala. Asal birahi sudah bergolak bisa dapet rasa enak yang luar biasa.

Saat menatap kontol Beni aku kaget, kontol itu tak lebih dari 14cm, tapi diameternya sangat besar. Aku tangkap kontol beni dengan tangan kananku dan kudekatkan dengan mulutku. Kurasa mereka laki-laki sejati, karena mereka sama sekali tidak perduli dengan tubuh telanjangku, yang penting buat mereka kontol terasa enak. Aku kemudian berbalik dan kusatukan kepala kontol mereka hingga bersentuhan, lalu secara bergantian aku jilati bagian bawahnya hingga kuisap-isap kuat, bahkan terkadang kedua kepala kontol itu kucoba hisap bersamaan dalam mulutku, tapi kontol Beni yang gemuk membuat masalah.

Seperti Luhut kontol Beni juga tak disunat. Aku tarik kulupnya lalu aku longgarkan dan pelan-pelan aku masukkan kepala kontol Luhut ke dalam kulup Beni yang panjang dan berhasil. Mereka mengerang bersamaan, lalu kedua kontol yang sudah menyatu itu aku kocok-kocok dan kujilat dari kiri ke kanan dan kusesapi seperti aku makan jagung bakar. Mereka terus mengerang enak, dan saat aku tarik kontol luhut, cairan lendir bening menetes dari kedua kontol, entah punya siapa. "Kau entot aku ya," pintaku kepada Beni. "Dimana?" tanyanya bingung. "Ya di lobang pantatku lah," "Nanti sakit," "Ah sudah Ben, kau embat sajalah, dia pasti sudah biasa,"kata Luhut yang kuiyakan dengan anggukan.

Beni kemudian berdiri dan berjalan ke belakangku yang sudah dalam posisi menungging, kulihat dia meludahi tangannnya lalu ludah itu dipoletin ke kepala kontolnya dan dia menempelkan ujung kepala kontolnya tepat di lobangku. Luhut memperhatikan apa yang Beni lakukan, sementara tangan kananku terus mengocok kontolnya. Beni menekan kontolnya dan aku merasakan lobangku terkuak pelan-pelan. Agak susah juga karena kontol Beni memang sangat gemuk, tapi dia nggak menyerah meski sudah keringetan. "Gila sempit kali lobang kau," ujarnya. Kali ini dia menekan agak kuat dan aku berusaha serileks mungkin menghadapinya. Sedikit demi sedikit kepala kontolnya mulai masuk seiring rasa sakit yang juga mulai kurasakan.

BLESS .... tiba-tiba kepala kontol itu berhasil masuk, dan aku mengerang keras karena rasanya cukup sakit. Kurasa Beni tidak pengalaman dengan laki-laki sehingga dia pikir lobangku sama saja dengan memek lonte yang pernah dientotnya. Dia terus membenamkan batang kontolnya dan aku mengerang-erang sampai akhirnya seluruh batang kontol dia amblas. Aku bernafas lega dan Beni mulai memompa lobangku, aku yang mulai terbiasa juga mulai mengimbangi gerakannya.

Sambil tubuhku bergoyang-goyang akibat hantaman kontol Beni di belakang aku menjilat peler Luhut bagian bawah dan kuputar-putar lidahku di daerah itu. Enak sekali rasanya. Sekarang kontol Luhut sudah tenggelam dalam mulutku yang lincah memainkan lidah di dalamnya sehingga batangnya tetap terjilat. Terkadang aku sedikit tersedak juga saat Luhut dengan cepat membenamkan seluruh batangnya di mulutku dan hidungku juga terasa geli karena seluruh jembutnya terasa menggelitik. Dia menekan agak lama baru dilepaskan lagi. "Yang kuat mas, cepet entot yang kuat ...ARGGGGHHHHH ... ENAKKKK ... SHHHHH ... AHHHH," ujarku. Beni semakin semangat, dia semakin mempercepat temponya dan terus memompa dengan liar sampai biji-biji pelernya terasa menampar-nampar paha belakangku.

Seluruh batang kontol Beni tenggelam dan ia tidak menariknya, diputar-putar pinggulnya sehingga menimbulkan rasa ngilu yang sangat nikmat di lobangku, apalagi jembut-jembutnya juga terasa menggelitiki kulit pantatku. Lagi ia menarik batangnya dan berteriak-teriak keenakan... "ARGGGGGHHHHHH.... SETAN KAU..... SETAN KAU ..... ENAKKKKK ....ARGGHHHHH...." racaunya. Aku merasakan desah nafas yang semakin berat dari Luhut, dan aku khawatir dia keluar sebelum sempat mengentot lobangku, jadi keluarkan kontolnya dari mulutku. "Jangan keluar dulu, entot dulu lobangku," kataku ke Luhut. Luhut mengangguk dan ia memperhatikan Beni yang masih memompaku.

"Jangan keluar dilobang ya, keluarkan di mulut aja, mau ku hisap dan kultelen habis pejuh supir batak," ujarku. "Lepas aja Ben, biar ku entot dia, kau keluarin saja pejuh kau dimulutnya," ujar Luhut. Tiba-tiba kurasakan sangat kosong saat Beni menarik kontolnya dan aku berbaring telentang dengan kontolku mencuat ke atas tegang sekali seperti monas. Kurengkankan pahaku lebar-lebar, lalu aku minta Luhut dengan posisi yang sama untuk mengentotku.

Kami sama-sama telentang dan karena lobangku sudah terbuka lebar oleh kontol Beni, dengan mudah kontol Luhut masuk. Tidak banyak gerakan yang bisa dilakukan dengan posisi ini. Kedua kaki Luhut berada disamping bahuku dan Luhut menghujam-hujamkan kontolnya dengan sesekali memutar pinggulnya, enak sekali. Kini giliran Beni menghajar mulutku, dia kangkangi tubuhku lalu tepat di atas wahku dia sorongkan kontol gedenya ke mulutku dan segera aku hisap sementara aku tangan kiriku mengocok kontolku sendiri.

Beni terus menerus memompa mulutku yang menjadi sedikit lelah karena terbuka begitu lebar karena kontol Beni begitu besar. Belum lagi Luhut semakin garang di bawah. Aku tahan lagi .... Aku mengerang dan mengejan sejadi-jadinya .... "ARGGGGHHHHHHH....." teriakku, lalu CROOOOTT...CROTTT...CROTTT...CROTTT.... berkali-kali pejuhku muncrat dan entah mendarat dimana, aku menggelepar seperti ikan kehabisan nafas, nikmatnya tiada tara. Bersamaan dengan itu Beni membenamkan kontolnya dan aku sedikit tercekok saat tiba-tiba pejuhnya menyemprot langsung ke dalam tenggorokanku, seketika aku reflek dan mengeluarkan kontolnya yang masih menyemprotkan pejuh dan kemudian meleleh dari lobang kencingnya.

Karena ejanganku tadi, otomatis membuat lobang pantatku mengkerut sehingga mencekik batang kontol Luhut sehingga dia juga mengerang keras, dan kurasakan semburan hangat di lobangku. "Sini mas, kesinikan kontolnya, aku pengen ngerasain pejuhnya," ujarku kepada Luhut yang kemudian mencabut kontolnya dan berjalan ke arahku.

Sementara Beni mengelap-elap sisa pejuhnya di bibirku dan sesekali masih mengalir pejuh dari lobangnya yang aku jilat habis. Kini giliran kontol Luhut menempel di bibirku, dan kembali lidahku bergerilya menyapu sampai habis pejuhnya yang belepotan di kepala kontolnya sendiri. Kami semua terbaring bugil bertiga di sarung yang gkat lagi dan aku diantarkan ke tempat tujuanku. Enaknya pejuh supir batak, nggak perlu ada romantisan, nggak perduli tampang, yang penting punya kontol, maennya enak, PUASSS!

Gue tunggu kontol-kontol lo semua, gendut, kurus, jelek, ganteng yang penting kontol lo berisi pejuh untuk muncrat di dalem mulut gue. AHHH, SEDEP!

Ada lagi yang pejuhnya pengen gue sedot abis? Telepon Seks atau Kirim SMS Seks ke 0819-7978375 / 0819-7950805. Atau ke hayudian@telkom.net

-- FIN --


! A a Mandi Bareng Mas Yon

By justindra

submitted November 21, 2008
Translate from:
To
Text Size:

MANDI BARENG MAS YON.

Waktu SMP Gue punya kebiasaan ngintip tetangga-tetangga gue mandi kalo sore. Kamar gue ada di lantai dua dan disebelah rumah ada rumah-rumah bedeng dan kamar mandi tetangga gue atapnya terbuka

itu ada persis dekat jendela kamar gue. Gue suka ngintip samsul yang waktu itu masih SMA, dia tidak tinggi, kulitnya putih dan punya wajah lumayan.

Kontolnya lumayan besar dan jembutnya lumayan lebet, dia sering ngocok kontolnya kalo mandi sore. Tapi favorit gue itu namanya Mas Yon.

Kamar mandi Mas Yon ini sebenernya sama dengan yang lain, bedeng tak beratap. Tapi Mas Yon suka sekali mandi di

dekat sumurnya sambil ngocok kontolnya hitamnya yang besar, sekitar 17 - 18cm dengan diameternya sekitar 5cm,

apalagi jembutnya lebet banget, gue emang suka ama Jembut yang lebet, kepala kontolnya juga terlihat besar dari

jendela kamar gue. Kebiasaan Mas Yon ngocok kontolnya pas mandi sore juga mengherankan gue, karena mas Yon sudah

punya istri.

Waktu itu Mbak Tuti, istrinya Mas Yon, maen ke rumah mau buat kue bareng nyokap gue. Musim kering biasanya nyokap

suka beli air buat mandi, karena sumur di rumah kering. Pas mau mandi gue teriak karena bak mandinya kosong karena

nyokap lupa beli air dan tukang air belum lewat juga, akhirnya Mbak Tuti nyuruh gue mandi di rumahnya. Pintu depannya ga dikunci jadi gue masuk aja, karena emang biasa maen kesitu. "Mas Yon," panggil gue. "ya yud," suara mas yon terdengar dari dapur. Gue berjalan ke arah dapurnya dan melihat pintu belakang terbuka, ternyata Mas Yon sedang berada di belakang sedang

menimba air dari sumur.

Dia seksi sekali, tubuh coklat matangnya hanya mengenakan handuk yang melilit bagian pinggangnya."Kenapa Yud?"

tanya Mas Yon waktu melihat gue "Num pang mandi mas, di rumah airnya habis," jawab gue. "O ya udah, mandi aja disini nanti mas Yon timbain airnya," Gue sangat senang, ini mimpi gue mandi bareng Mas Yon dan gue melepas seluruh pakaian yang gue pakai dan kemudian

menghampirinya. "Nih udah penuh embernya," ujar Mas Yon sambil senyum. Dia melihat ke arah kontol gue yang setengah ngaceng dan

kemudian berkomentar, "Udah punya jembut ya.." Gue tersipu malu.

Saat mendebarkan tiba saat Mas Yon membuka lilitan handuknya dan untuk pertama kalinya gue bisa melihat tubuh

telanjang dan kontolnya Mas Yon dari jarak dekat. Besar sekali. Gue langsung membalikkan badan saat melihat mas

Yon mengambil gayung dan menyiramkan ke tubuhnya, karena kontol gue ngaceng berat melihat jembut lebatnya dan gue

ga mau Mas Yon tau itu. "Kok ngaceng Yud," tiba-tiba suara mas yon terdengar dan dia ada disamping gue. Gue salah tingkah dan malu banget. "Iya nih mas, ga tau kenapa.." "AH biasa itu mah," Dia berujar. "Udah pernah ngocok Yud?" "Udah mas," "Udah bisa muncrat dong," "hehehe udah mas," Gue liat kontolnya juga ngaceng. "Mas Yon juga ngaceng tuh," ujar gue menunjuk kontolnya Mas Yon. Dia tertawa dan tidak berusaha menyembunyikannya. Kemudian dia duduk dipinggir sumur dan gue tau banget, dia biasa ngocok di kontolnya sambil duduk di pinggir sumur.

Bener aja, dia langsung ngocok kontolnya. "Ih mas Yon," komentar gue Dia tertawa lagi dan berkata, "Ga enak Yud kalo mandi ga ngocok, udah kebiasaan" matanya terpejam dan kontolnya yang tegak sempurna itu terlihat begitu menggiurkan. "Kontol mas Yon besar ya, punya Yudi kecil" Dia menengok gue dan ke arah kontol gue. "Ah kamu kan masih SMP, nanti juga besar," gue kembali menyiramkan air ke tubuh gue dengan perasaan tidak tenang dan entah setan apa yang merasuk tiba-tiba

gue berkata, "MAs Yon boleh megang kontolnya?" Dia menatap gue agak lama, "Kamu mau megang punya Mas Yon?" Gue mengangguk. "Ya udah nih,"

Gue agak gemetar saat menggenggam batang yang sekarang terasa hangat di genggaman gue. Gue elus-elus jembut lebatnya yang basah, gue kocok-kocok batang kontolnya yang besar itu. Dia melenguh pelan. "Shhh ... shhhhh" begitu lenguhannya. Gue beraniin diri mencium batang kontolnya ... ahhh .. bener-bener sensasional rasanya. Melihat Mas Yon mendiamkan saja, maka gue semakin berani dan sungguh gue sama sekali ga tau tentang oral seks, tapi

gue berinisiatif menjilati seluruh batang kontolnya.

Gue yakin banget itu hal yang menyenangkan buat Mas Yon, terbukti erangannya semakin keras. Gue bahkan menjeliati

kedua biji pelirnya yang besar. "Yud, mau isep kontol mas Yon ga?" "Caranya gimana Mas Yon?" "masukin kontol Mas Yon ke mulut kamu, tapi jangan kena gigi ya.." Gue lakuin permintaan Mas Yon, dan ternyata itu menyenangkan. Meski mulut gue terasa cape karena batang dan kepala

kontolnya yang besar, tapi ini hal yang baru dan sangat nikmat. Apalagi gue merasakan cairan yang terasa asin dari lobang kepala kontolnya mas Yon.

Arggghhh ... Arghhh ... ARgghhh ... dia mengerang-erang kenikmatan. tiba-tiba dia mencabut kontolnya dan menyuruh gue berbaring di lantai basah dekat sumur. Tanpa tahu apa yang akan dia lakukan, gue ikutin aja permintaannya. Ternyata dia ingin menggesek-gesekkan kontolnya dengan kontol gue. Mas Yon sangat jantan, tubuh basahnya terlihat seksi saat dia meliuk-liukkan pantatnya agar kontolnya bisa

menggesek kontol gue. Belum lagi rasa geli akibat gesekan jembut lebatnya. "Arggggg ... " giliran gue secara spontan mengerang ketika gue merasakan akan ejakulasi. Gue berusaha menjauhkan tubuh mas Yon, tapi dia malah melekatkan tubuhnya leih erat lagi. Gue bener-bener ga tahan dan akhirnya kepala kontol gue memuncrat banyak banget pejuh dan terasa begitu hangat.

Belum sempet gue menarik nafas, Mas Yon tiba-tiba berdiri dan dia kemudian mengejan, lalu ... Crot .. crot .. crot .. crot ..... Banyak sekali pejuhnya yang tumpah ruah di badan gue dan bahkan ada yang mengenai muka gue. Dia terengah-engah mengatur nafasnya sambil mengocok kontolya agar seluruh spermanya keluar. Kemudian mas Yon menarik gue berdiri dan berkata, "Ini rahasia kita ya Yud," "Iya mas." Lalu kami membersihkan diri. Sebelum gue pergi dia berkata, "Kita lakuin lagi ya kapan-kapan," "Iya Mas," dan gue pulang dengan perasaan riang.. pengalaman seks pertama gue di usia 14 tahun dan itu dengan laki-laki. Luar biasa..

komentar bisa kirim ke : indrayudana@gmail.com


! aku dan abang di Taman Cibodas

By justindra

submitted June 18, 2005
Translate from:
To
Text Size:

TAMAN CIBODAS By: Yudi

Hari rabu itu aku baru keluar dari kantor jam 10.30 malam. Aku kos di daerah Taman Cibodas Tangerang, jadi mobil kantor yang nganter aku pulang sampai di depan gerbang perumahan saja, selanjutnya aku jalan kaki. Aku biasa pulang malam seperti ini jadi nggak ada yang istimewa.

Aku melewati beberapa tukang becak yang masih mangkal, lalu masuk ke gang di sekitar belakang pertokoan dan saat aku lewat aku melihat sesosok orang sedang kencing. Tapi dia kencing pas di bawah lampu jalan, jadi aku bisa melihat dengan jelas kontolnya yang memuncratkan air kencing. Aku sedikit terpana dan memperlambat jalanku untuk mendapatkan pemandangan itu lebih lama.

Gesekan hak sepatu kerjaku di pavling blok menimbulkan bunyi yang membuatnya menengok. Dia menatapku dan aku masih menatap kontolnya tadi. Aku rasa dia sadar sekali aku memperhatikan kontolnya dan dia berbalik arah lalu menghadap ke arahku. Sekarang pemandangan itu ada di hadapanku. Kontolnya sudah tak lagi menyemburkan air kencing tapi dia membiarkannya tebuka ke arahku. Tak ada ekspresi apapun dari wajahku, aku antara takut dan suka dan juga cemas.

Bukannya memasukkan kembali kontolnya, pria tegap yang aku taksir berumur 35-an itu malahan menggenggam batang kontolnya dan mengocoknya perlahan. Aku menarik nafas dan tetap berjalan. Jalanan sepi hanya ada aku dan dia. Saat aku tepat berada disampingnya, dia kembali menghadap ke arahku dan tetap mengocok kontolnya yang sekarang mulai mengeras. Aku beranikan diriku untuk berhenti dan menatapnya. "Mau ngocokin kontol gua nggak?" kata orang itu padaku. Aku tak menjawab apapun, karena aku masih antara bingung dan takut. "Nggak usah takut, kalo lo mau gua ada tempat. Tuh di warung itu," ujarnya menjawab keraguan di wajahku sambil menunjukkan lapak tempat biasa tukang ketoprak berjualan kalau pagi.

Aku mengangguk dan dia berjalan ke arah lapak itu. Kontolnya masih bergelayutan di luar celana dan bergoyang kiri-kanan mengikuti gerak badannya. Secara fisik pria itu sangat mengesankan. Tingginya sekitar 170cm dengan badan kekar dan tangan yang besar. Rambutnya agak keriting dan dipotong pendek. Tanpa ragu dia kemudian naik ke atas meja tempat biasa untuk jualan dan tidur terlentang. Kontolnya sudah ngaceng sempurna sekarang.

Dia menatapku sambil tersenyum dan berkata, "Gua pasrah kontol gua mo lo apain aja, yang penting enak." Aku tersenyum antara kaku dan kikuk, tapi kontol itu sungguh-sungguh menggoda. Apalagi saat dia menurunkan celana jeans selututnya yang lusuh hingga lepas, hatiku bener-bener tergoda. Kontolnya sekitar 16cm tapi gemuk, dan jembutnya yang keriting memenuhi area sekitar pangkal kontolnya yang ngaceng. Batang kontolnya sendiri agak melengkung dihiasi dengan urat-urat yang menonjol.

Aku tak bisa lagi menahan diri. Segera kuletakkan tas kerjaku di kursi kayu dan langsung kugenggam batang kontol itu lalu kukocok-kocok dengan cepat. Dia melenguh keenakan sambil matanya terpejam, entah apa yang dia bayangkan. Aku dekatkan hidungku ke batang kontolnya, Sssshhh aroma khas selangkangan tercium olehku. Aku tak perduli lagi apa yang terjadi, aku naik ke atas meja dan membalikkan batang kontolnya hingga kepala kontolnya menyentuh kulit sekitar bawah perut. Lalu aku kangkangkan pahanya agak lebar agar aku dapat akses yang lebih enak lagi.

Biji pelernya yang besar dan menempel di meja kayu itu sangat menarik perhatianku. Aku pegang salah satunya dan aku angkat, lalu kujulurkan lidahku untuk mulai menjilatinya. Dia melenguh semakin kuat. "Mas, jangan kuat-kuat suaranya nanti ada yang tau." kataku mengingatkannya. "Tenang aja, ini tempat gue biasa ngentot ama tuh tukang-tukang becak di depan." Aku kaget bagai disambar petir. "Mas biasa ngentot disini? sama tukang-tukang becak yang di depan?" aku memastikan apa yang dia katakan. "Iya. Tapi sama mereka, gua langsung maen entot aja. Mana pernah gua dijilatin kayak gini." Aku tersenyum dan melanjutkan libasan lidahku disekujur biji peler orang itu.

Dia semakin kuat melenguh. Aku kini bergerilya hingga akhirnya aku mencapai pangkal kontolnya bagian bawah. Aku mainkan ujung lidahku menjilati bagian antara pangkal kontol bawah dengan biji pelernya dan tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang asin. Rupanya precum dia sudah keluar. Aku sangat suka precum sehingga lidahku kini bermain di lobang kencingnya dan menjilati precumnya yang terus mengalir keluar. Dia sangat suka lobang kencingnya dikilik-kilik seperti ini dan berkali-kali dia menghembuskan nafas yang berat dan memburu.

Apalagi saat seperti aku memasukkan kepala kontolnya yang besar ke dalam mulutku. Dia menggeram. Aku menghisap kuat-kuat kepala kontolnya sehingga dia menggelinjang tidak keruan. Aku pikir dia bakal memuncratkan pejuhnya, tapi dia bener-bener tahan banting.

Tiba-tiba aku mendengar suara orang, "Bono, dimana lo..!!" Aku panik dan melepaskan isapanku pada kontolnya yang tadi sudah kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku. "Sini Oi..." teriak orang yang kontolnya barusan aku isep. "Tenang aja, dia Karman temen gua. Kontolnya gede, lo pasti suka." Tak berapa lama ada orang yang membuka lapak plastik tempat kami berada. "Wisss... lo ngentot nggak bilang-bilang, siapa nih?" ujarnya menatapku yang sekarang hanya tinggal memakai celana dalam saja. "Tenang aja, kalo lo mo ikut buruan, gua lagi enak nih." ujar orang bernama Bono yang tadi kontolnya aku hisap.

Tak perlu berkata dua kali dia langsung melucuti pakaiannya sampai bugil. Dan benar apa yang Bono katakan, kontolnya memang sangat besar. "Tuh apa gua bilang. Gua paling suka kalo ngentot sama dia, gede sih." Aku tersenyum dan melanjutkan isapanku sambil berharap orang yang bernama Karman ini akan mengentotku. Karman berdiri di samping kami dan memperhatikan isapanku sambil mengocok kontolnya. Aku melirik dan kemudian menggapai batang kontolnya dengan tangan kiriku. Aku kocok-kocok pelan sementara aku ngulum kontol si Bono.

Kontol Karman mengembang nggak tanggung-tanggung. Besar banget, persis seperti pisang ambon malahan kontol Karman lebih besar lagi. "Mas, nanti entot aku yah. Pasti enak dientot kontol segede ini." kataku sambil menggoyang-goyangkan batang kontolnya. "Aku entot sekarang aja yah?" katanya. Tanpa menunggu persetujuanku dia berjalan ke belakangku. Aku sudah siap dan langsung menungging dengan membuka pahaku. Karman melepaskan celana dalamku dan meludah lalu dioleskan ke lobangku.

Lobangku berdenyut-denyut tak sabar menanti kontol Karman. Aku meletakkan kepalaku di paha Bono yang berbulu dengan hidungku menyentuh samping batang kontol Bono menunggu kontol Karman. Bono juga melihat Karman sedang bersiap-siap. Aku merasakan ujung kepala kontol Karman menempel di bibir lobang aku dan tak lama aku merasakan kepala kontolnya menekan lobang anusku. Besar sekali, lobangku terasa terbelah. Rasanya benar-benar luar biasa, aku sangat menikmati setiap gesekan saat kepala kontol Karman berusaha masuk.

Plop ... kepala kontol itu berhasil masuk. Tanpa menunggu lagi dia langsung menghujamkan seluruh batang kontolnya sampai amblas. Aku merasa begitu penuh dan begitu enak sehingga aku benar-benar bergairah. Kontol Bono langsung aku caplok lagi ke dalam mulutku. Karman memang jago ngentot, dia memilin-milinkan batang kontolnya di dalam lobangku sambil menarik ke atas, lalu dengan kembali dihujamkan dengan sangat cepat dan keras, ah rasa yang luar biasa.

Aku semakin menguatkan sedotanku pada kontol Bono dan jemariku juga memilin batang kontolnya. Bono berteriak-teriak histeris dan aku sangat yakin kali ini dia pasti segera memuncratkan pejuhnya. Jadi aku rapatkan kedua bibirku saat tubuh Bono mengejang, tak kubiarkan dia menarik kontolnya dari mulutku karena aku ingin menelan pejuhnya.

Bono menggeram dan kemudian dia menghujamkan batang kontolnya sampai bulu-bulu jembutnya menggelitik bibirku. Crot .. crot .. crot pejuhnya menyemprot langit-langit mulutku, sebagian ada yang langsung masuk ke tenggorokanku dan banyak yang meleleh-leleh keluar. Sementara Karman terus menggenjot lobangku dengan sangat bernafsu. Aku sudah tak kuat lagi, dientot dengan kontol sangat besar dan hujaman-hujaman keras seperti ini. Dengan cepat pejuhku mengalir dan muncrat tak keruan dari lobang kencing kontolku, berceceran dimana-mana.

Bono masih terlihat mengatur nafasnya ketika Karman menghujam dengan sangat kuat lalu memelukku begitu erat dari belakang. Aku merasakan semprotan dan aliran yang hangat di dalam lobangku. Dengusan nafas Karman terdengar tak keruan .. ahh.. puas sekali rasanya.

Kontolku masih ngaceng dan aku butuh kontol lagi ... Apa ada yang mau aku hisap kontolnya? Call me .. 0856-69646597 / 0856-7200831 I'm waiting


Terminal Bekasi

By justindra

submitted July 10, 2004
Translate from:
To
Text Size:

DI by : 0819-7978375

Aku baru saja sampai di daerah Bekasi naik bis dari pelabuhan merak. Aku tinggal di Palembang dan tujuanku mau ikut tes sebuah departemen di Jakarta, jadi aku bermaksud main ke rumah temanku waktu masih kuliah yang ada di bekasi ini. Ternyata mau masuk ke bener-bener macet dan sama sekali nggak beraturan, jadi kernek bis menyuruh penumpang yang tersisa untuk turun dan lewat jalan belakang agar lebih cepat sampai.

Aku senang banget mendengarnya, karena sejak di terminal serang aku harus menahan kencing, mana AC mobilnya dingin banget, jadi aku benar-benar tersiksa selama perjalanan terutama sejak mulai masuk daerah Jakarta. Jadi aku berjalan cepat-cepat, melewati gedung yang tak terpakai dan lewat di bagian belakang gubuk-gubuk di pinggiran terminal. Lalu aku melihat sebuah WC umum dan dengan segera aku masuk kesana.

Aku lupa tempatnya di sebelah mana, tapi yang kuingat WC umum itu agak masuk kalau dari luar. Aku cepat-cepat masuk ke bagian laki-laki, dan aku kaget saat melihat 2 bilik sama sekali tidak berpintu. Satu kosong dan satu lagi ada yang sedang mandi sehingga bisa kulihat kontolnya. Meski mulai terangsang aku cepat-cepat ke tempat buang air kecil yang seperti tempat mengambil air wudhu di masjid. Jadi siapapun yang buang air kecil akan bisa melihat dengan jelas kontol orang lain.

Saat aku mulai kencing ada seorang bapak yang masuk kencing juga, saat akan mengambil kontolnya ia sempat melirik kontolku, tapi aku cuek aja karena aku memang sangat kebelet. Lalu ia selesai dan masuk lagi seorang yang masih muda, umurnya sekitar 25 tahunan, kulit agak gelap dan tingginya sekitar 160-165cm, rambutnya agak ikal dan ia memakai seragam seperti yang dipakai bis-bis kota.

AKu masih belum selesai juga saat ia membuka tali pinggang lalu menurunkan resleting dan membuka kancing celana panjangnya yang berwarna hitam lusuh. Ia sama sekali tidak memakai celana dalam, karena saat kancingnya dibuka langsung terlihat kontolnya dan jembutnya secara penuh. Aku kemudian selesai dan kulirik kontolnya sekali lagi, saat itu ia juga menatapku. Aku kaget tidak menyangka akan bertemu mata seperti itu. Dia tersenyum, tak terlalu manis memang, aku membalasnya dengan sedikit senyum. Ia kemudian mengarahkan kontolnya sedikit menyamping ke arahku dan dia sudah selesai kencing, tapi ia tak memasukkan kontolnya malahan ia sedikit memainkannya ke arahku.

Kaget dan takut serta senang, perasaan itu campur aduk. Aku melirik ke arah dia sekali lagi dan kali ini dia membuat gerakan mengocok di kontolnya. Aku sekarang melirik ke arah orang yang sedang mandi, ternyata dia sedang handukan dan memperhatikan kami berdua. Lalu laki-laki yang tadi kencing berkata, "ke belakang yuk?" "Belakang mana bang?" tanyaku "Yah kalau kamu mau ikut aja," jawabnya "Ngapain bang," "Biasalah, sudah lama kontolku ini nganggur," ujarnya sambil tersenyum. Aku juga tersenyum dan sekali lagi melirik ke arah lelaki yang tadi masih handukan, ia masih handukan dan kulihat kontolnya sedikit menegang, aku rasa ia pasti mendengar apa yang kami bicarakan karena ruangan itu tidak terlalu luas. "Kenapa, takut?" tanya laki-laki itu. "tenang saja aku nggak bakal berbuat jahat, aku cuma mau ngelepasin pejuh di kontolku, liat biji pelerku sedikit membesar, kayaknya kepenuhan," katanya lagi. Akhirnya aku mengangguk dan kami berjalan keluar setelah ia membereskan celananya.

"Hei, tak usah bayarlah," katanya saat aku akan mengeluarkan uang untuk membayar jasa WC. "Mau kemana rip?" tanya penjaga WC yang ku taksir umurnya sekitar 23-an pada laki-laki yang bersamaku. "Ke belakang warung dodi," jawabnya "Ngapain?" tanya penjaga itu lagi. "Kalau kau mau datang sajalah, barang baru," ujar laki-laki yang ternyata bernama arip sambil menyenggolkan bahunya di tanganku. Aku kontan saja malu bukan kepalang. Penjaga WC itu menatapku dan ia tersenyum, lalu ia membuat gerakan oral ke arip yang kembali tertawa. Kami berdua segera meninggalkan tempat itu.

"Rame orang nggak bang disana?" tanyaku "Yah kosong, tapi kalo mau bisa juga jadi rame," jawabnya. "Maksud abang apa?" "Yah, pesta seks. Kalo malem sih di tempat itu banyak yang ngeseks, ada yang bawa lonte, ada yang lagi diisep, yah gitulah" "Apa nggak risih bang rame-rame gitu," "Malah enak," "Abang pernah ya?" "Sering malah," "Sama lonte juga?" "Kebanyakan sih sama laki-laki, lebih enak sih," "Lah yang laen?" "YAh biasa aja lagi, yang penasaran kadang malah ngedeketin trus nyoba ikutan," "Trus yang jaga WC tadi?" "Si Asep?, dia mah biasa isep-isepan sama saya," lalu dia berhenti dan menunjuk sebuah bangunan yang sepertinya tidak terurus. "Di situ tempatnya, yuk masuk kita di atas aja," Lalu kami kembali jalan dan sesampainya di atas ada bagian lantai yang sudah beralaskan tikar.

"Disini saya biasa maen. Liat nih ke tikernya, banyak sisa-sisa pejuh yang meleleh kesini, malah ada yang sengaja disemprotin disini biar jadi kenang-kenangan gitu, tuh liat banyak sisa-sisa pejuh yang kering kan?" Aku mendekati tiker itu dan baunya sangat khas sekali, yah bau sperma kering. Tanpa basa-basi Arip segera membuka celananya yang memang sudah menggembung di bagian kontolnya.

Kontolnya Arip sangat unik, panjangnya sekitar 12-13 cm tapi gemuk sekali. Saya mendekat dan segera memegang batang kontolnya dan terasa begitu besar dalam genggaman entah berapa diameternya. "Gila bang, gede banget kontolnya?" "Iya, gimana situ suka?" "Suka banget," ujarku sambil mulai ngocokin kontolnya. Dia langsung merebahkan dirinya di tikar, dan aku menarik celana panjangnya biar aku puas eksplorasi. Aku mulai mengusap-usap jembutnya yang lebat sambil tangan kananku tak berhenti mengocok batang kontolnya. Lalu aku remat-remat biji pelernya yang juga terasa kasar karena penuh sekali dengan bulu jembut.

Aku lalu mulai menjilat pangkal kontolnya di bagian bawah. Terasa sekali aroma khas bagian itu yang jarak terjamah. Dia tampak mengerang-erang, lalu ujung lidahku mulai ke bagian pelernya kemudian perlahan bergerak naek hingga ke ke pangkal kontol bawah lalu meneruskannya ke kepala kontol masih dibagian bawah. Sesampainya di kepala kontol, aku jilat-jilat lobang kencingnya pelan-pelan sekali, lalu mengelilingi kepala kontolnya yang terus bertambah besar.

Kemudian aku kulum-kulum sedikit bagian kepala kontol itu. Aku beberapa kali mencoba memasukkan kepala kontol itu tapi selalu gagal malahan mulutku agak sedikit tegang karena kepala kontolnya memang luar biasa besar. Akhirnya aku mengalihkan lidahku ke sisi kiri dan kanan batang kontolnya. Lidahku terasa melompat-lompat saat melewati urat-urat kontolnya dan saat aku ada ditengah-tengah batang kontolnya aku mensesep-sesepi batang itu. Aku menjadi semakin gemes, tanganku kembali meremes-remes batangnya dan akhirnya aku nekat untuk mencoba sekali lagi mengulumnya dan berhasil!!

Meski terasa sangat penuh aku terus mencoba menurunkan mulutku dan berusaha mengulum habis batangnya, tapi tetap tak muat, malah aku merasa mau muntah karena mulutku yang terbuka lebar untuk beberapa lama membuat sakit. "Sialan, barusan ada ngecret disini," katanya tiba-tiba. Aku melepaskan kulumanku dan menatap ke arah tangannya. "NIh liat, pejuhnya masih basah banyak lagi," ujarnya lagi. Memang kulihat banyak pejuh yang berceceran di lantai, dan itu membuatku semakin ngaceng. "Bang, entotlah aku. Sudah nggak tahan," ujarku sambil berdiri lalu menurunkan celana panjang dan celana dalamku hingga sebatas mata kaki. "Nggak diisep dulu kontol kamu?" "Nggak usah dah bang, aku sudah nggak tahan," ujarku tersengal-sengal karena sangat bernafsu. "Ya sudah," ujarnya. Dia memakai kondom lalu memoles lobangku dengan minyak baby oil.

Kepala kontolnya sudah ditempelkan tepat dipinggir lobangku dan dia berusaha menekannya. Tapi kepala kontolnya memang terlalu besar sehingga susah sekali masuk. Kalau dia nekat neken sekuat tenaga aku sedikit menjerit karena susah, akhirnya kita ganti posisi. Dia tiduran di bawah dan aku melepas seluruh celanaku lalu naik ke badannya. Ku arahkan kepala kontolnya ke lobangku, dan aku memejamkan mata, lalu dengan agak kuat aku menekan turun dan Blessss....!! kepala kontol itu masuk sempurna, aku masih memejamkan mataku, aku merasa lobangku robek karena diameter kepala kontol yang begitu besar. Lalu aku terus menurunkan tubuhku dan akhirnya perlahan-lahan seluruh batang kontolnya amblas. Syukurlah batang kontolnya tidak begitu panjang, kalau sudah begitu besar dan panjang apa nggak mati aku?

Lalu aku mulai naek turun perlahan. Rasa enak mulai datang pelan-pelan, apalagi karena diameternya yang besar membuat lobangku terasa sangat geli dan enak saat harus bergesekan dengan kulit kontolnya yang tidak rata oleh urat. Dia terlihat bernapsu dan ikutan menaik-naikkan pantatnya untuk menghajar lobangku. Sakit yang tadi kurasakan kini sudah berganti dengan kenikmatan yang tiada tara. Aku menggeol-geol putar lobangku dan aku melihat dia nampak tersengal-sengal. "Ayo ganti posis," ujarnya. Tanpa melepas kontolnya kami bertukar posisi aku menghadapnya dan dia menghajar lobangku yang ditopang dengan tas yang aku bawa.

Dia bener-bener perkasa. Aku sangat suka tusukan-tusukan yang kasar dan keras serta cepat. Keringat membanjiri tubuh kami berdua, dan aku mengeluarkan airmata karena rasa nikmat yang kurasakan, apalagi dia suka sekali membenamkan seluruh kontolnya agak lama lalu memutar-mutar sehingga jembutnya menggesek-gesekkulit pantatku dan sangat geli sekaligus nikmat. Kontolku mulai mengeluarkan air, dan lumayan banyak. Baru sekali ini aku merasakan yang seperti ini.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah suara yang datang dari arah tangga. "Woi elu rip," kata seseorang yang muncul dari tangga. Aku menjadi panik, dan aku melihat orang itu. Penampilannya biasa aja, seperti kebanyakan anak muda yang suka ada diterminal. Rambutnya dipotong cepak memakai kaos putih dan jeans biru. "Elu wan?, nggak narik," tanya Arip. Luar biasa .....!!!! tanpa sungkan Arip tetap menghajar lobangku sementara temannya datang mendekat, bahkan dia sekarang sudah duduk disamping kami. "Baru pulang, capek gue," katanya sambil menatapku lalu menatap kontol Arip yang keluar masuk lobangku. "Arggghhh... arghh..." erang Arip tetap mempertahankan kecepatannya. Sekarang aku sudah tidak perduli lagi dengan temannya itu malahan terasa sangat merangsang ada orang laen disitu, aku kembali menikmati sodokan demi sodokan Arip selanjutnya.

"Tadi siapa kesini wan? tuh ada yang ngecret," tanya Arip saat seluruh kontolnya terbenam di lobangku dan tangannya menunjuk ke arah ceceran pejuh yang ada di lantai, sambil terus memutar-mutarkan batangnya di dalam. "Si Eko, tadi dia ngebawa neneng kesini," ujar temannya Arip itu. LAlu Arip kembali mengganjar lobangku, sambil menatap mataku dia berkata, "Tenang aja, ini temen gue wawan. Dia mah nggak doyan kontol, tapi demen ngeliatin orang ngentot," "Wawan," ujarnya mengulurkan tangannya kepadaku. Bisa dibayangin nggak sih, aku lagi dientot orang sementara temen orang itu kenalan sama aku saat aku merasa sangat enak, wuihh bener-bener membuatku nggak tahan.

AKu mengerang, dan CROT..CROTTT....CROTTTT berkali-kali pejuhku terlontar dari lobang kontol, mengenai mukaku, daguku sebagian ada yang kelantai dan ada juga yang kena kelingking si Wawan karena ketika pejuhku nyemprot aku kelojotan nggak keruan, dia cuma tersenyum lalu mengelap kelingkingnya yang kena pejuhku di tikar yang kami pakai. Melihat aku ngecrot abis-abisan membuat Arip nggak tahan lagi. Dia menggeram keras dan kembali ... CROOOOTTTT...CROTTTT...CROTTTT, pejuhnya menyemprot ke kontolku dan juga jembutku. Begitu banyak sampai-sampainya banyak yang meleleh dari pelerku yang kena semprot dan akhirnya jatuh ke tikar. "Banyak banget lo keluar rip," kata si wawan. Arip tidak menjawab, dia masih tersengal-sengal dan terus berusaha mengatur nafasnya. Sementara kontolnya yang masih mengeluarkan lelehan pejuh di usap-usapkan ke kontol dan jembutku.

Arip lalu menindih tubuhku setelah sebelumnya mengepaskan posisi kontolnya dan kontol aku dan kemudian mencium bibirku. "Gila nih anak, lobangnya enak banget," kata Arip ke wawan yang kemudian tertawa. Akhirnya setelah beres, Arip mengantarkan aku ke rumah temanku.

Bagaimana suka? Komentar kirim aja SMS ke 0819-7978375 atau telpon pasti lebih asik. Sampai jumpa di cerita berikutnya.


KELAKUAN BODOH KU DI RUMAH DENGAN SI ANGGIT

By galuhhariadi

submitted December 17, 2010
Translate from:
To
Text Size:

Se t i a p or an g p a s ti memiliki hasrat terpendam dalam dirinya ,tak terkecuali aku laki laki kelas 3 sma yang lagi pusing pusing nya memikirkan UAN ,namun juga pusing bagaimana mengeluarkan hasrat dalam diriku,hal ini mungkin terlihat konyol bagi setiap orang yang mendengarnya ,tapi apa dayaku ,nafsu menggilaku pun yang akhirnya menguasai hidupku.Aku mencoba melawan ,memberontak ,tak secerca pun aku bisa melakukanya ,karena apa,karena nafsu cinta sejenisku yang terlalu akut ,sekali lagi maafkan aku ,anggit……….,maafkan aku anggit!!!

Hari itu sore,udara dinginpun menusuk kulitku ,padahal aku sudah menggunakan baju tebal dan selimut tebal agar tubuhku tidak kedinginan,percumah,dinginnya sore itu tetap menembus kulitku ,kulit seorang anak sawo matang dengan rambut sigar pinggir,badan agak kurus,namun memiliki kontol super yang membuat siapapun gemetar ketika aku fuck……, its real men!

Aku terbangun dari tidurku tatkala aku mendengar telfon dari Nokia N70 ku berdering berkali kali “ sungguh tak bisa liat orang senang”pikirku ,akhirnya dengan masih mengantukkuangkat telefon itu,ternyata dari temanku Ino,dia temanku dari kecil dialah orang yang aku kagumi dengan bentuk tubuh sixpack dan tanpa bulu sedikit pun ditubuhnya,berwajah tampanbaby face ,dan senyumnya sungguh menawan,aku kadang juga tertarikpadanya,hal itu terjadi ketika aku melihat kontolnya yang kecil ,namun panjang sekali,dengan warna coklat ,dan merah di bagian ujungnya ,sehingga merupakan pemandangan yang indah tatkala aku mandi bareng denganya ketika sore hari

Ino menjawab bahwa ia mau pergi menjemput ibunya di terminal,mungkin agak lama,dan ia menyuruh ku untuk dating ke rumahnya ,dan menemani adik nya yang sendirian,Anggit,laki laki yang sangat tampan dengan body macho dan atletis untuk seusia nya ,ia pun belum pernah pacaran karena dilarang kakaknya,karena konon dapat mengurangi nilai pelajaranya di sekolah,maklum ,Ino memang sedikit protektif ,namun ia sangat perhatian dan mencintai adik satu satunya itu

“ya aku kesana sepuluh menit lagi” kataku “hati hati yaw nanti kalau ada mobil nabrak aja” candaku,memang aku dan Ino sering banget bercanda ,aku pun bersiap untuk berangkat ke rumah anggit,”sialan sore sore gini gue disuruh kesana ,gak nyenengin banget” aku pun sesekali menggerutu di perjalanan ,hingga akhirnya rumah mewah ber arsitektur perancis ini berdiri kokoh di depanku .Rumah itu lah yang nanti membawaku pada sebuah kenikmatan.

T a n pa d i s u r uh a ku pun langsung membuka pintu pagar dan segera masuk rumah ino tanpa permisi,maklum aku dan ino sudah seperti saudara sendiri,aku memperhatikan rumah ino dan mencari dimana anggit ,kata Ino ia ada di rumah,tapi rumah itu terlihat sepi sekali.

“n g git ……a n g g it….!”teriakku memanggil

Aku segera naik K e lantai 2 rumahnya ku lihat sekeliling ,namun tetap tak ada suara anggit nongol sedetik pun,aku pun mengulangi panggilanku

“ang…”belum sempat aku meneruskan kataku ,ku dengar ada seorang anak sedang mandi di kamar mandi di dalam kamar anggit ,m itu pasti anggit,pikirku. Aku pun tanpa basa basi lagi masuk ke kamar anggit dan buru buru membuka pintu kamar mandi anggit, aku sungguh kaget dengan apa yang kulihat .

Tubuh indah anggit full body,dengan kontol ngaceng karena sentuhan tangan anggit yang menyentuh dan membelai kontolnya pelan,serta tubuh bersih itu tak ada sedikitpun bulu,anjing…….,kontolku pun mulai agak ngaceng,dan sontak anggit pun kaget melihatku,dan langsung menutup kontolnya yang lagi ngaceng ,namun percuma ,kontolnya lebih panjang daripada tanganya , Ia segera mengambil handuk miliknya ,dan dengan muka merah karena malu ia menutup kan handuk itu di kemaluanya,aku pun semakin menggila.

“e….e….mas rifky maaf mas saya bener bener gak tahu kalau ada mas rifky disini”

“hush!!! Nyantai ,rilexs ,kita kan sama cowoknya ,buka donk handuknya mas rifky pingin liat kontol kamu”

“maksud mas,apaan mas ,malu mas gak mau aku”tolaknya terlihat begitu lugu dan tanpa ada sedikitpun pikiran negative terhadapku

Aku sesaat mencari ide bagaimana caranya aku bisa melihat dan menikmati kontol Anggit dan setan membantuku ,

“kontol kamu kecil aja malu ,gimana kalau kontol kamu besar dan sebesar punya kakak,kayak punya kak rifky ini,mungkin kamu bisa lebih malu lagi,”

Kulihat anggit sedikit tertegun mendengar ucapanku,dan tidak percaya dengan apa yang telah aku katakan,dan inilah kesempatan emasku untuk membodohinya dan memuaskan nafsu batinku.

Perlahan aku mendekat padanya ,perlahan dan semakin dekat ,lalu aku memeluknya ,ia sontak kaget bukan kepalang dan reflek mendorongku

“apa yang mas rifky lakuin,kenapa memeluk aku begitu”

Aku pun kembali maju lagi dan memeluknya kembali,namun entah mengapa kali ini Anggit tiada perlawanan lagi,mungkin karena hangat aku peluk karena ia baru mandi ,bahkan ia pun sampai menutup matanya ,tanganku pun beraksi ,kedua tanganku pun aku operasikan untuk melepas handuk dari tubuh Anggit ,anggit pun agak mulai canggung dan takut lagi padaku,ia pun mengatakan sesuatu

“mas…”

Sebelum ia melanjutkan kalimatnya aku sudah memberikan kehangatan dengan kembali memeluknya lagi dengan pelukanku,ia kembali terdiam,

“ anggit mau lihat kontol mas rifky”

“mau,kata kakak besar aku mau lihat coba”katanya bodoh dan terlihat sangat lugu sekali

Aneh,lelaki ini mengapa tertarik sama kontol ku ,aku ingin mengetes ia homo apa tidak,aku segera melepaskan pakaianku,pertama aku membuka kaos yang aku pakai,tubuhku kini sudah terlihat ,anggit memandangi tubuhku dengan ekspresi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya

“waw fantastic tubuh mas rifky indah banget mas kayak film di tv tv”

Kedua melihat Anggit merasa kesenangan dengan tubuhku aku kemudia melepaskan celanaku dan celana dalam putihku ,anggit kini lebih terkejjut lagi melihat kontol ku yang setengah ngaceng aja sudah berukuran tiga belas cm an

“kak rifky ,besar banget dan panjang sekali kontol kakak,aku juga kepingin kak,gimana caranya ?”

“caranya sih cukup mudah ,tapi hasilnya kalau mau yang seperti ini butuh pengorbanan dengan menahan sedikit rasa sakit yang tidak mengenakan”

“kalau hasilnya seperti itu ,aku pun tak peduli mas ,sakit juga aku jabanin aku kan cowok!”

“yakin??????1” pikir ku ,otak mesumku pun semakin tak tertahankan dan terbendung,anak ini ternyata sungguh bener bener lugu sekali

Pertama tama aku menyuruh anggit untuk pindah di kasur karena aku tidak mau melakukan kenikmatan di kamar mandi ,karena aku lebih senang bermain di kasur ,aku pun pertama tama menyuruh anggit unutuh duduk ,aku melihat wajahnya ,lalu perlahan aku pegang putingnya lebut,aku gosok gosok ujungnya,ia pun menggeliat ,lalu aku menyuruh anggit untuk duduk bersila

“nggit kamu silahkan duduk bersila “kataku perlahan Anggit pun menurut tanpa perlawanan sedikitpun mengkin ia sudah terlanjur tersugesti padaku

“untuk pertama kamu musti jilat dan hisepin kontol kakak ini agar kamu tahu dan merasakan kontol besar itu seperti apa”kataku berbohong”selain itu agar energi kontol mas rifky bisa terserap di kamu”kataku lagi lebih mengeluarkan tipuanku

Perlahan aku kocok kocok dulu kontolku hingga akhirnya kontolku mulai ngaceng penih,kontolku pun aku pegang dan perlahan kontolku aku berikan ke mulut anggit

Anggit menanggapinya dan aku menyuruhnya agar menganggap kontolku sebagai permen lollipop

“mmmmmmmmm yeah terus nggit”

Anggit pun ternyata ahli dalam memainkaan lidahnya dan mulutnya, sungguh begitu pas,ia sama sekali tak curiga padaku sama sekali,kontolku kini mulai basaah karena air liur anggit,dan itu membuatku semakin kenikmatan

Yeahhh………. Mmm aku memajukan kontolku dan memundurkanya dari mulut anggit ,aku pun menggombal kalau kontol anggit bakalan ikut besar ,ia semakin bernafsu menghisapnya,sepongan dan hisapan mulut lelaki ini benar benar dasyat ,aku bener bener dan sungguh sungguh merasa tak percaya.

Sesekali lidahnya pun di mainkan di ujung kontolku yang memerah.yeah!!!!! ouwhhhhhhhhhhhh yeah!!!!!!!!!!! Fuck,mmm oh!!!!

Clup clup clup clup clup kontolku pun mulai bergetar dan bergetar semakin hebat ,reflek tangan kananku memegang rambut anggit dan owhh ….yeah….owhhhhhhh.yeahhhhh….mmmmcrot.mmmm crot! Crot! Crot!

Air maniku pun keluar dari mulut anggit ,aku segera mengeluarkan kontolku dari mulut anggit,anggit terlihat sangat tersiksa dengan air maniku yang semuanya kini berada di mulutnya,ia sesekali ingin memuntahkanya

“telan,kalau kau muntahkan kontolmu akan tetap imut dan istrimu kelak tak akan puas!”aku berusaha menakutinya

Akhirnya anggit pun menelan pejuhu dengan mata terbuka dan tertutup, Pelatihan kedua aku menyuruh anggit berbaring di kasur,ia menurut,lelaki ini sungguh terlihat sangat sexy dengan kontol nya yang indah badan yang atletis wajahnya yang tampan ,persis seperti ino,,

Perlahan aku dekatkan tanganku ke kontol nya dan kontolnya aku kocok perlahan lahan,kontolnya terasa begitu hangat ,aku kocok dengan lembut dengan irama teratur ,tubuhnya pun tanpa sengaja menggeliat kenikmatan,aku merasa menikmati pemandangan ini dan aku mempercepat kocokanku ia pun merintih

“owh…mas mas rifffffff,oh masss ,mmmmm yeah mas”

Kocokanku pun aku percepat lagi , ia pun semakin merintih

“owh mas… mas enak mas.owhhhhh mas,mas aku belum pernah merasakan kenikmatan ini mas ,yeahhhhhh ohhhhhhhhhhh”

Aku semakin mempercepat kocokanku,tubuhnya makin menggeliat tanda ia sudah mulai klimaks,aku tak peduli sedikitpun ,lalu perlahan kurasakan kontol anggit mulai bergetar dan aku yakin kontolnya tak lama lagi akan mengeluarkan pejuh cairan suci miliknya.

“mas..owh mas aku mau kecing mas, owhh gak tahan lagi mas mas! Mas! Mas!!!!”

Pejuh dan cairan putih milik anggit pun keluar terlihat sekali begitu kental di tanganku,dan aku buang di lantai kamarnya,ia pun menarik nafas panjang tanda kenikmatan,ia terlihat sangat capek lalu aku pun menyemangatinya dan inilah puncak dari semuanya

“sekarang kita terpi terakhir,kamu silahkan tengkurap manis”

“kenapa mas”

“kita akan melakukan pemindahan”

“baik lah mas penting kontolku bisa segedhe punya mas rifky”

Ia pun tengkurap dan aku kemudian menggosok kontolku dengan aku beri sedikit air ludahku yang aku anggap sebagai pelican

“ pantatnya angkat sedikit donk”

Anggit pun segera mengangkatnya Perlahan aku gosok gosok pantat anggit terlihat sangat sempit dan masih perawan belum terjamah oleh lelaki mana pun dan inilah aku anak kelas 3 sma yang akan memerawanunya,dengan pelan aku masukan sedikitjari kelingkingku,ia sedikit bergerak mungkin agak sakit

“ angit tahan ya!!”

Aku kemudian dekatkan kontolku ke pantat anggit ,perlahan pelan dan dengan pelan aku memasukkan ujung kontolku

“mas!! Sakit mas cukup mas aku gak mau lagi mas owh!”

“aku tak peduli ,rasakan hasilnya setelah ini”

“mas brengsek kau”

Aku pun memaju mundurkan kontolku di pantat atau silit anggit,anggitpun hanya bisa mengangis ,aku sungguh minta maaf nggit!!

Plok plok ….cepak cepok suara hentakan dan tatapan tubuhku dengan silit anggit Aku mendorong kontolku maju mundur ,maju mundur,dan setiap kontolku maju anggit selalu merintih “awh” dan itu membuatku semakin horny,owh ,yeah,pantatmu hangat dan menggigit nggit enak sekali nggit aku cinta dan sayAng kamu nggit

Anggit sama sekali tak peduli dengan apapun yang aku katakana ,ia menangis ,menangis kesakitan,aku pun semakin memanas dan hasratku pun tersalurkan ,yeah owh….yeah….owh

Aku mempercepat genjotanku dan itu membuat anggit semakin menangis kesakitan dan menjerit

“owhh mas rifky sakit mas sumpah sakit banget ,ampun mas mas ino tolong mas gak kuat aku”

Owh nggit owhh nggit mau keluar nggit ,owh-owh yeahhhh owh!aku teriak owh!!1 Crot..crot….crot….!!!

Air mani ku pun keluar ,aku segera mencabut kontolku dari pantat anggit ,anggit terlihat sangat rapuh dan kesakitan , ia tetap menangis

Aku pun memeluknya dan ia kini menangis di dadaku ,sore itu merupakan sore yang indah,anggit pun semakin menangis dan sekali lagi bilang “maafin aku ya nggit” ia pun mengangguk walau ia terlihat begitu kesakitan

Anggit pun percaya ontolnya bertambah besar ,ino pun juga bingung dengan perubahan adiknya

Apakah anggit akan melapor ke Ino bagaimana ia berubah atau malah sebailiknya ia terdiam

Kasih koment mo di pesan fb di

galuhhariadi@yahoo.com

ku tunggu kalian dan nantikan cerita ku selanjutnya dengan menggunakan nama kalian h eheh eheheehehh




Arisan !

By lelaki63

submitted July 13, 2005
Translate from:
To
Text Size:

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan bagian belakang dapur dan kamar mandi. Bagian belakang tidak beratap, membuat udara mengalir bagus dari depan ke belakang. Lay out rumah petak standar.

Perabotku juga tidak banyak. Baru setahun tinggal di Jakarta Pusat, belum berkeluarga, punya barang begini kupikir sudah lebih cukup. Aku hanya punya tikar rotan yang kubeli dari pameran kerajinan di JHCC, yang kutata dengan dua bantal lantai. Di pojok ada meja tv dengan pesawatnya dan vcd player. Udah begitu saja. Sedang dinding ruang tamu masih kosong, hanya ada kalender bekas penghuni lama. Ruang tidurku mungkin paling berantakan, walau sudah kuusahakan agak rapi. Aku tidak punya lemari. Lemari yang waktu di tempat kost bukan punyaku. Pakaian dan barang-barangku masih dalam dus bekas rokok. Ada dua dus. Sebagian barangku yang penting masuk tas yang tidak begitu besar. Matras spring bed single kusandarkan di dinding, membuat kamar tidurku yang hanya memiliki tiga dinding menjadi luas. Kuhamparkan karpet yang penuh cerita di tengah ruang. Aku memang perlu lemari pakaian, tapi aku akan beli di pameran furnitur saja.

Sedang di dapur ada kulkas kecilku, dan kompor gas yang baru kubeli. Entahlah, apa aku sempat untuk masak. Tapi dengan sendiri begini, rasanya bebas saja. Sekalian belajar hidup di 'rumah'.

Tetangga sebelahku mas Wawan dan istrinya mbak Sri dengan satu anak putrinya yang cantik, Mira. Rumah petak ini, berjejeran dengan pemiliknya yang rumahnya bertingkat. Dulu katanya, bangunan rumah petak ini bekas tempat pembuangan sampah sementara. Tapi karena tidak nyaman karena penghuni sekitar ini makin rame, mengakibatkan sampah juga makin banyak, akhirnya tanah ini dibeli dan dijadikan rumah petak. Nggak tahu, pembuangan sampah sementaranya pindah kemana.

Aku ingat, ketika baru dua hari di rumah ini, saat tengah malam terbangun untuk buang air, aku dengar suara yang 'tidak biasa'. Suara kecipak air yang keras dan berulang-ulang. dan ada suara mas Wawan dan istrinya. Lama baru aku sadar, bahwa itu adalah suara effect dari apa yang mereka lakukan: ngentot!! Selama ini bayangan dalam otakku hubungan ml hanya antara dua lelaki. Jadi membayangkan mas Wawan dengan istrinya melakukan hubungan suami istri tidak langsung membuat aku terangsang, tapi lama-lama baru membuat aku terangsang! Itu pun setelah mendengar erangan mbak Sri dan mas Wawan yang telah mencapai puncak orgasmenya. Benar-benar ini adalah pengalaman aneh menurutku. Aku bisa terangsang membayangkan hubungan badan antara manusia lain jenis ...Ah...

Kalo aku terbangun tengah malam, entah kenapa aku dapatkan 'hiburan' itu. Aku sepertinya mendengar drama radio porno! Lama-lama aku merasa gila juga karena keinginan merangsang diri sendiri untuk mengimbangi fantasiku sangat menggebu. Disamping itu aku juga merasa apa yang kulakukan itu tidak sehat. Akhirnya dengan usaha berat aku anggap 'biasa' kalo mendengar itu semua. Paling tidak aku dapat menekan nafsuku yang ingin masturbasi bila mendengar itu.

*** Aku mau keluar mencari sarapan, ketika kulihat mbak Sri dan Mira di teras rumahnya. Sepertinya mereka mau pergi. Sudah hampir sebulan aku di sini, dan keluarga mas Wawan sudah seperti saudara saja. Tempatku kalo malam memang jadi tempat pelarian mas Wawan. Dia banyak cerita tentang banyak hal dan kupikir ada yang dirahasiakan pada istrinya. Dari cerita-ceritanya, kayaknya mas Wawan bi-sex. Penampilan mas Wawan kalo ke tempatku kadang 'seadanya' yaitu celana pendek tanpa penutup atas yang menurutku usaha untuk merayuku, tapi kupikir itu gr-ku saja. Aktivitas seks yang yang hampir tiap malam dengan istrinya, membuat aku menepiskan dugaan bi-sexnya.

"Mira, mau kemana nih? Udah cantik...," tanyaku pada si kecil Mira sambil menyapa mbak Sri dengan sedikit mengangguk. Aku menatap ke gadis cilik usia tiga tahun yang segar banget itu ...Huh, perasaan orang lapar kali ya ..?

"Mira mau pulang, Om Yadi." jawab Mira. Ih, senyumnya menggemaskan. Apalagi sorot matanya itu ... Rasa suka suka sama anak kecilku timbul.

Mungkin perasaan semacam ini sama dengan rasa sukaku sama cowok keren. Pelampiasan rasa sukanya pun berbeda. Kalo sama anak kecil sekedar ingin memeluk atau mencubit pipinya. Sedangkan suka sama cowok kok sampai keinginan ke hubungan kelamin. Yang salah adalah pelampiasannya ya ...

"Bukan pulang Mira, mau pergi ketempat mbah," koreksi mbak Sri. Aku tersenyum saja. Mira ngotot menggunakan istilah "pulang".

"Pulang Mama!," katanya serius. Akhirnya ibunya nyerah.

"Mbahnya dimana, Mira?" tanyaku lagi.

"Di Cirebon," mbak Sri yang menjawab."Tapi di desanya, yang perlu naik kendaraan lagi."

"Dengan mas Wawan?" tanyaku. Kulihat mas Wawam yang berbadan tegap itu tidak ada.Sedang di dalam mungkin, untuk siap-siap, pikirku.

"Nggak. Dia cuma ngantar sampai stasiun. Ada kerjaan lembur katanya," jelas mbak Sri.

Aku maklum saja. Ketika mas Wawan yang sebenarnya ganteng juga dan tidak begitu tinggi itu keluar rumah dan mengunci pintu, merekapun jalan keluar gang untuk naik taksi yang sudah menunggu. Aku bantu menuntun Mira berjalan. Kami berjalan sambil bergandengan tangan, kadang Mira sesekali melompat, seperti menari.

"Mas Yadi udah pantas tuh punya anak," gurau mbak Sri di belakangku. Aku tertawa saja. Tapi dalam hati, ada sesuatu yang menyentak. Mungkinkah ? Saat ini aku masih suka sama sesama ... walau berusaha untuk tidak menuruti nafsu salah itu, tapi beraaaat banget. Memang kecendrungan suka sesama pada diriku selalu kututupi dan berusaha untuk ditahan.

"Selamat jalan ya, hati-hati ..."kataku sambil menutup pintu taksi. Mira melambaikan tangannya senang. Entah apa yang diucapkannya, aku tidak begitu dengar karena pintu dan jendela taksi sudah tertutup. Kulambaikan tanganku. Ada perasaan aneh dalam hatiku, entah apa. Aku melangkah ke warung untuk sarapan.

Hari Sabtu yang santai begini memang menyenangkan. Kuminum tehmanisku yang hangat. Setelah sarapan di warung bubur ayam, aku menuju warnet untuk mengecek email yang ada. Menjelang siang, aku kembali ke rumah. Biasanya Joko, anak pemilik rumah kontrakan ini, suka main ke tempatku. Anak kelas tiga SMU itu, termasuk ganteng dengan hidung bangirnya dan alis tebalnya. Cuma kayaknya, akhir-akhir ini kupikir dia ada 'rasa' denganku. Huih! GR-nya si Yadi. Aku sendiri memang menyadari keseringan dia di rumahku. Kalo di hari kerja, dia nonton tv malam hari di tempatku dan kalo libur bisa seharian dari pagi sampai malam. Beberapa kali dia memang nginap ditempatku. Untungnya tanpa terjadi 'apa-apa'. Walau kesempatan itu ada ...dan aku memang membayangkannya ...

Benar saja, si Joko itu sudah di teras sambil membaca koran. Dia mengenakan kaos singlet dan masih pake celana abu-abunya. Tubuh tipisnya kelihatan jelas.

"Dari mana mas?" tanyanya. Ekspresinya seperti lama tidak ketemu. Padahal semalam dia main ke tempatku. Cuma nonton tv sama-sama.

"Biasa, internet ..." kataku sambil membuka pintu rumah yang kukunci.

Joko mengikuti aku masuk. Bau keringat anak abg ini benar-benar ...

"Ntar, jadi ikut main bola kan?" tanyanya. O ya! Aku ingat rencana nanti sore ...

"Iya dong," jawabku. Kuambil botol minum dari kulkas dan kuberikan padanya. Biasanya dia disini memang minum air dingin. Dia ambil gelas plastik sendiri dan menuangkannya.

"Jok, udah makan belum?" tanyaku. Dia mengangguk.

"Udah di rumah tadi. Mas belum ya?" tanyanya. Dia tahu arah bicaraku yang ingin minta tolong dia membelikan makan siang.

"Sini aku beliin deh," katanya sambil berdiri. "Biasa kan?" tanyanya. Maksud biasa itu adalah nasi soto daging dan tempe goreng. Menu biasaku kalo beli di warung Tegal di pojokan jalan. Aku serahkan duit sepuluh ribu.

Ketika dia keluar untuk membeli pesanan makan siangku, mas Wawan masuk. Sudah pulang dari stasiun rupanya, pikirku. Dengan celana pendek longgar dan kaos singletnya, mas Wawan kelihatan macho! Wajahnya kulihat penuh nafsu, atau kecapean. Aku tidak tahu pasti ekspresi apa itu ...Tapi kontolnya tanpa ditutup celana dalam itu jelas terlihat dari celana pendeknya. Menggelembung membuat aku ingin untuk menyentuhnya. Aku tidak berani melirik lama. Takut disangka naksir, padahal memang nafsu ...

"Lagi ngapain?" tanyanya sambil menuju rak tv. Aku senyum saja, karena dia tahu aku sedang membaca koran. Kupikir dia mau menyalakan tv. Biasanya mas Wawan nonton di tempatku kalo rebutan siaran dengan anaknya Mira.

"Pinjam vcd player-nya. Boleh ya?" tanyanya. Tangannya sudah memegang vcd yang ada di bawah tv.

"Boleh saja, mau nonton apa sih? Stel di sini saja," kataku sedikit bergurau ...Dapat kulihat sebagian kontolnya dari pipa celananya yang longgar ketika jongkok. Huh, bisa-bisanya kau Yadi. Pahanya yang kencang dan padat itu membuat jantungku mulai memberi reaksi ...

"Enakan pake tv yang gede," katanya. Aku tertawa. TV 14inc-ku memang kecil dibanding tvnya yang 21 inc. Aku bangkit membantu mencopot kabel yang terhubung ke tv.

"Sini saya bantu pasang," kataku sambil melangkah membawa kabel, sedang mas Wawan bawa vcd player. Hm.. tumben bau mas Wawan wangi, pikirku. Tadi pagi tidak begini ...Entah kenapa, syetan di kepalaku menginginkan lebih dari melihat! Aku berharap mas Wawan mau masturbasi di depanku, atau aku bantu dia ... ah!

Ketika aku sedang jongkok memasang kabel ke tv di ruang tamunya mas Wawan, ada sosok lelaki yang masuk dari dalam. Hm wangi! Ini sama wanginya dengan yang kucium tadi ...

"Oh, ada tamu ya?" kataku. Sedikit kaget. Pria setengah baya tampang kaya India, mungkin sekitar 45 tahun. Penampilan agak bersih, gemuk dengan perut buncitnya dan hanya pake sarung dan kaos oblong yang agak sempit. Bukannya ini kaos yang biasa dipakai mas Wawan? pikirku. Sekilas wajahnya lumayan ganteng. Otakku memberi sinyal aneh yang membuat jantungku mempercepat iramanya ...

Akupun diperkenalkan oleh mas Wawan kepada temannya itu. Perasaanku mengatakan ini bukan 'teman biasa'. Genggamannya ...aku rasakan getaran nafsu di situ!

"Roni," katanya ketika kami bersalaman. Genggamannya empuk ...dan tangannya halus. Sorot matanya seperti mau menelanjangiku saja... dan bayangan kontol dibalik sarung itu membuat jantungku berdetak .. deg !

Ketika semua sudah siap, mas Wawan menyalakan tv dan vcd player.

"Ikut nonton saja," kata pak Roni. Suaranya di telingaku membuat aku seperti dihipnotis. Aku duduk di depan tv, menunggu film apa yang akan di putar. Ketika kulihat sekeliling ruang tamu ini, baru aku sadar, kalo gorden dan pintu tertutup. Tadi waktu kupulang, juga masih tertutup, dan tidak menyadari kalo mas Wawan sudah pulang ...Mas Wawan dan pak Roni duduk berdampingan di lantai dengan kaki selonjor dan tangan yang menopang di disamping tubuh. Tonjolan di bawah pusar mereka itu seperti menggodaku untuk menyentuhnya ...

Darah di jantungku memompa kencang menyaksikan adegan film porno di tv. Film homo! Setelah beberapa menit baru kusadari, tidak ada pemainnya yang cewek .. Adegan pergumulan lima cowok saling mengumbar nafsu membuat aku sadar ... Entah kenapa ada rasa terus ingin duduk di sini menyaksikan semua itu, dilain pihak rasa berdosa itu muncul ... inilah setoran dosamu Yadi! Mas Wawan dan pak Roni duduk berdampingan sambil sesekali mereka berkomentar tentang apa yang mereka lihat ... huh! Pak Roni sudah melonggarkan sarungnya ... dan kulihat tangannya mas Wawan menyelusup di situ. Karena aku duduk di belakang mereka, jadi aku dapat melihat dua tontonan yang berbeda. Mau tidak mau pandanganku mengarah kepada dua lelaki di depanku yang duduknya makin gelisah ...Siang di ruang tamu ini terasa makin panas.

"Maaf, saya tadi ninggalin Joko. Tadi saya minta tolong dibeliin nasi ...," kataku akhirnya. Ada sorot mata menyesal kulihat ... atau penuh nafsu dari dua psang mata itu. Entahlah. Kutinggalkan mereka, menonton itu semua ...

Pintu kembali kututup ketika keluar. Aku kernyitkan mataku ketika sedikit silau matahari seperti manampr mataku ketika melihat keluar.

"Lama ya nunggunya," kata Joko sambil masuk ke teras sambil membawa bungkusan pesananku. Aku menggeleng pelan. Aku masih agak belum 'normal' setelah nonton vcd tadi. Aku membuka pintu yang tadi tidak terkunci dan melangkah masuk.

"Ngantri mas," katanya menjelaskan karena lama baru kembali. Kuterima bungkusan yang disodorkannya

Dia penuh inisiatif mengambil piring dan sendok dan menyerahkannnya untukku. Jantungku masih belum tenang. Bagaimana kalo Joko tahu apa yang ditonton mas Wawan dan pak Roni itu? Yang jelas, mas Wawan telah membohongi istrinya ...Dia bilang lembur kerja, nyatanya selingkuh dengan seorang cowok. Siang-siang bolong lagi!

Segera aku nyalakan tv karena suara film porno dari tempat mas Wawan dapat kudengar dari ruang tamuku. Joko belum sempat dengar jelas, walau aku tahu dia penasaran dengan suara yang sayup-sayup itu ... Sengaja aku tingkatkan volume suara tvku untuk menutupi suara hah-huh yang makin seru. Di tvku acara gosip artis yang lagi ngomongin perselingkuhan. Aku duduk di depan tv sambil makan, sedang Joko duduk bersandar di dinding.

"Mas Yadi pernah nonton bf ya?" akhirnya dia bertanya. Aku yang sedang menelan makananku hampir tersedak. Aku minum untuk mendorong makananku yang terasa nyangkut di kerongkongan.

"Pernah. Kenapa?" tanyaku. Kuteruskan melahap makan siangku.

"Saya juga pernah. Tapi yang biasa..." katanya. Nah, pembicaraannya mau kemana nih? Mau bicara porno lagi?.

"Mau nonton yang tidak biasa?" hampir saja aku tawarkan dia untuk bergabung dengan mas Wawan. Tapi segera kutahan diri. Jangan menambah dosa lagi, Yadi! Apakah siap untuk menerima hasil kumpulan dosa yang dilakukan? Hukumannya pasti akan datang, tunai atau nanti di akhirat. Hah! Suara itu kok tiba-tiba berbisik...

"Emang mas Yadi punya?" ada nada penasaran di suara Joko. Anak ABG ini, kalo salah arah dapat terjerumus kedalam lembah dosa... Aku alihkan pembicaraan ke siaran tv saja. Joko kalo bicara yang agak porno denganku sangat suka sekali. Biasalah, seumur dia memang punya raa ingin tahu yang tinggi. Apalagi soal sex!

Pernah aku jelaskan soal mengurut kontol untuk memperbesar dan panjang padanya yang langsung ingin dipraktekkannya di depanku. Mau tidak mau aku jelaskan juga padanya. Praktek langsung ke kontolnya dengan memakai body lotion yang kupunya. Entah kenapa, aku tidak ada rasa sungkan atau malu ketika itu. Dia sudah membuka celananya dan aku memijat kontolnya yang sudah sangat tegang. Walau aku terangsang, tapi kuusahakan untuk tidak terlihat. Jaga imej dikitlah. Batang hangatnya hanya baru beberapa kali kuurut naik turun, sudah memuncratkan cairannya yang kental dan banyak. Akhirnya aku selesaikan sampai disitu. Tapi ada rasa senang juga melihat sperma abg itu. Kusapu keseluruh batang kontolnya yang berlumuran sperma yang menempel di telapak tanganku. Ingin merasakannya dengan mencelupkan jariku ke mulutku. Tapi kutahan ...

Makanku sudah selesai. Dia bantu aku mencuci piring. Sebentar dia sudah ada di sampingku. Enak juga ya kalo ada yang bantuin gini. Kami nonton film cerita siang. Rasa kantukku dengan tiba-tiba menyerang ...Ngantuk sekali sampai pindah ke kamarpun sudah tidak kuat lagi. Akhirnya aku rebah di ruang tamu ini dengan kepalaku bersandarkan bantal lantai yang besar. Aku tidak tahu, Joko ngomong apa ... Aku sudah terlelap.

Entah berapa lama aku tertidur, ketika ada sesuatu yang beraksi di atas tubuhku. Rasa kantuk yang sangat berat, membuat aku tidak kuasa menolak. Joko sedang mempermainkan kontolku! Dia sudah tengkurap disamping tubuhku sambil mengemut dan mempermainkan kontolku dalam mulutnya. Ah.. kenapa aku sangat ngantuk begini? Mulutnya yang hangat, mengeluarkan dan memasukan batang kontolku berulang-ulang. Kontolku yang sangat tegang terasa sesak di mulutnya. Susah bagiku untuk menolak... sarafku sudah menegang sampai ubun-ubun karena ransangan yang dilakukannya itu. Dari mana dia tahu caranya itu? Huh ... aku berusaha menggeliat sebagai usaha untuk menolak, tapi tak bisa ..Sesekali dia kocok batangku dengan tangannya. Cairan liur yang ada membuat kocokan terasa nikmat banget! Ah ... mataku susah untuk diajak kompromi. Akhirnya kubiarkan apapun yang terjadi. Kembali dia masukkan batang kontolku dan dapat kurasakan kontolku menyelusup ke kerongkongannya....ah!

Ketika aku terbangun, sudah hampir jam lima sore. Kulihat Joko di sampingku sambil menonton tv. Ada empat jam aku tertidur. Kuperiksa bagian depan celanaku yang hanya tertutup sampai pinggul. Basah! Entah air liurnya Joko atau sperma. Kulihat Joko merasa tidak ada apa-apa, terhadap apa yang dilakukannya padaku ketika aku tidur. Apakah dia masukkan obat tidur di makan siangku tadi ? Aku tidak mau menuduhnya begitu... dan tidak mau membahas apa yang dilakukannya. Entah kenapa.

Kuregangkan tubuhku yang terasa agak kaku.

"Aku mandi dulu ya," kataku ketika Joko kembali mengajakku untuk ikut main bola sama anak-anak kampung sekitar sini.

Tidak lama aku mandi, hanya sekedar menyegarkan badan dari tidur siang yang lumayan lama. Cairan di sekitar kontolku langsung larut waktu tersiram air. Aku pakai kaos dan celana pendekku. Kamipun menuju 'lapangan', yang tak lain adalah halaman sekolah SMU swasta.

Main bola plastik dengan sekitar 16 orang asik banget dan sangat menguras keringat juga. Apa yang aku lakukan sebenarnya usaha untuk berakrab dengan warga sekitar sini. Dan lumayan. Aku punya banyak teman. Dan aku senang ada juga yang mengajak untuk kegiatan pengajian. Alhamdulillah, aku diingatkan untuk terus dapat beribadah dengan baik...Menjelang magrib kami menghentikan permainan ... dan pulang ke rumah masing-masing. Joko ikut aku pulang ke tempatku.

Kulihat rumah mas Wawan masih tutup, walau di dalam lampunya nyala. Aku dan Joko masuk rumah dan istirahat sebentar sambil minum. Tubuh panas kami mesti di normalkan dulu sebelum mandi. Aku sudah tidak betah dengan keringat yang terasa sangat lengket di tubuhku. Kubuka kaosku yang basah karena keringat dan Joko melakukan yang sama.

"Jok, kau nggak pernah dicariin Emak?" pernah aku ajukan pertanyaan begitu, ketika Joko seharian di rumahku.

"Nggaklah," katanya. "Emak tahu kok aku main di tempat mas Yadi."

Benar saja. Entah karena aku bertanya begitu ke Joko atau karena apa, ibunya Joko pun ngomong langsung padaku untuk minta tolong ngajarin Joko untuk persiapan UAN. Hm, pintar juga dia cari alasan. Kehadiran Joko di rumahku memang sudah diketahui orang tuanya. Kalo saja orang tuanya tahu apa yang telah Joko lakukan di tempatku, mungkin mereka juga tidak mau mengijinkan Joko berlama-lama di tempatku.

Aku bangkit dari depan tv."Aku mandi duluan ya," kataku sambil mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

Segera aku lorotkan celanaku sekaligus celana dalamnya. Huh... rasa segar air yang kusiramkan ketubuhku terasa nikmat sekali. Kusiram tubuhku beberapa kali dari kepala. Kuambil sabun cair dan meratakannya ketubuhku. Karena singgungan sabun licin di kontolku, membuat kontolku mengembang, walau tidak tegang penuh.

Aku sedang menikmati sapuan tanganku keseluruh tubuhku ketika tiba-tiba Joko mendobrak masuk. Pintu kamar mandi memang tidak kukunci.

"Maaf, aku kebelet mau kencing nih," katanya sambil melorotkan celana pendeknya kemudian menggantungkannya di samping pakainku yang sudah tergantung duluan. Dia sudah telanjang sepertiku. Dia kencing berdiri sambil melirik ketubuhku yang penuh busa sabun.

"Kontol mas Yadi besar juga ya," komentarnya sambil berbalik memperlihatkan kontolnya yang yang sudah tegang juga, mendongak ke atas. Bulu kontolnya masih terlihat halus dan kontolnya tidak begitu besar, kelihatan ramping dan merah. Kontolnya kulihat berdenyut karena sangat tegang. Aku jadi ingat kejadian ketika mengurut kontolnya. Melihat apa yang kulihat, membuat kontolku yang agak gemuk dan panjang sedikit bergerak tegang. Makin berdiri, yang tak dapat kutahan...

Aku agak risi bertelanjang dengan kontol yang menegang ini, tapi berusaha bersikap biasa. Hm! Mandi bersama seperti ini sangat menggodaku ... jantungku mulai berdetak kencang. Aku akan memakai shampo ketika tanpa aba-aba, Joko menyiram tubuhnya beberapa kali. Kontolnya sudah sangat-sangat tegang. Aku terangsang juga dengan tubuh Joko yang tipis dengan barangnya yang bergoyang itu.. Cipratan air yang mengenai tubuhku, membuat busa sabun yang menutupi kulitku, terutama batang kontolku jadi terurai, larut. Tubuhku kelihatan mengkilat. Kulihat Joko melihatku penuh nafsu ... Hanya beberapa senti kontolku dan kontolnya yang saling ngacung itu dapat saling sentuh. Aku mundurkan sedikit tubuhku agar kontol kami tidak saling main anggar.

Sekarang gantian Joko menyabuni tubuhnya, dan tangan kanannya mengocok batang kontolnya sampai menimbulkan busa sabun yang kental seperti krem. Aku berusaha untuk tidak tergoda dan mengalihkan perhatian dengan membersihkan rambutku dengan shampo. Busa shampo menyelusuri tubuhku sampai ke batang kontolku, terus turun ke pahaku dan kakiku.

Ketika kedua tanganku sibuk menggosok rambutku, tangan Joko sudah menggengam kontolku dan mengocoknya pelan. Sama seperti yang dilakukan tadi siang... ketika aku tidur. Genggamannya membuat kontolku makin berdenyut. Entah kenapa aku biarkan dia melakukannya. Aku tidak menolaknya ...

Hm, nikmat sekali! Nafasku sudah melalui mulut ...Ah ..Sarafku kembali menegang dan panas. Tidak lama Joko melakukannya, sampai aku tersadar. Maksiat yang aku biarkan ini adalah dosa! Cepat kutepiskan tangan Joko dan aku membilas rambut dan tubuhku dengan siraman air. Tidak ada ekspresi rasa bersalah padanya yang telah dengan berani mengocok kontolku. Joko mengalihkan tangannya dengan mengocok batangnya dengan genggaman telapak tangan yang kencang. Ada sorot mata yang aneh terpancar dari wajah ABG itu... Aku mestinya tidak membiarkan ini semua ...Tubuhnya sedikit terbungkuk menahan rangsangan yang dilakukannnya.

Segera kubilas rambutku dan tubuhku dengan beberapa kali siraman air. Agak terburu-buru aku keluar kamar mandi. Tubuh basahku kukeringkan di luar kamar mandi. Jantungku masih berdetak kencang... kalo saja 'kenikmatan' ini diteruskan ...kan tak ada yang tahu Yadi. Ada suara setan terkutuk berusaha menggodaku. Iya ya ... batinku membuat sarafku menegang lagi ... Tapi Tuhan tahu Yadi! Apa yang ada di pikiran dan yang kau lakukan! bisikan lain pelan menyentakku. Kebimbangan antara ingin berbuat berbuat lebih jauh dengan Joko dan ingat dosa itu membuat aku lama bertelanjang di kamar ini ...

Kecipak suara kocokan Joko dan nafas dari mulutnya penuh nafsu itu menyadarkanku. Aku segera memakai celana dalamku dan mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tahan diri kamu dari godaan itu, Yadi! Kusisir rambutku dengan tanganku. Wangi shampo masih ada dan terasa masih belum bersih aku membilasnya karena buru-buru tadi.

Joko berdiri telanjang di pintu kamar mandi kamar mandi, menunggu aku meminjamkan handuk padanya ..Kontolnya terkulai di antara pahanya. Segera aku serahkan handuk bekas yang kugunakan tadi ...

Aku ke ruang tamu menonton tv. Tidak lama kemudian Joko sudah duduk disampingku dengan pake celana pendek dan kaos. Ingin aku menegur dia agar lain kali jangan mandi bareng ...atau saling telanjang...

"Assalamualikum..." ada suara cewek di luar. Ada tamu!

Segera kubuka pintu. Kulihat Elga dengan adiknya Joko di teras. Ada apa ini?

"Mas Yadi, ada yang nyariin," kata Anwar, adiknya Joko itu.

Kaget? Atau perasaan biasa saja? Entahlah. Aku seharusnya malu dengan responku yang tidak menyambut dengan kehadiran Elga di depanku. Kenapa kau Yadi? Haruskah aku berpura-pura tertarik? Secara fisik tidak salah untuk menyukai Elga yang memang cantik dan tinggi itu, apalagi kepribadiannya juga bagus...

"Masuk ...Sendirian saja?" tanyaku mempersilahkan dia masuk dan duduk di lantai beralaskan tikar.

"Iya nih. Nggak mengganggu kan?" tanya Elga setelah menjawab pertanyaanku. Ada rasa ragu ketika dia melangkah masuk... Kutahu ini pasti akibat dari sambutanku. Kucoba untuk berusaha senang atau sambutan yang positif ketika Elga datang ini... tapi entah kenapa beraaaat sekali.

Katanya cinta itu adalah kata kerja, dan transitif. Artinya, kita punya kontrol penuh terhadapnya. Apakah kita akan mencintai atau tidak mencintai. Kita juga bisa memilih siapa yang hendak kita cintai dan yang tidak kita cintai. Tapi kita sering ditipu oleh kelemahan diri kita dan kita jadikan cinta sebagai kambing hitamnya. Karenanya banyak yang percaya bahwa cinta itu buta. Itu yang pernah kubaca dimilis. Tapi benarkah?

Kukenalkan dia dengan Joko. Joko dan Elga saling bersalaman. Kemudian Anwar dan Joko pamitan pulang. Mau makan malam, alasannya.Tinggal aku dan Elga berdua dan kubiarkan pintu tamu terbuka. Kuakui, Elga memang penuh inisiatif untuk memecahkan kekakuan antara kami. "Aku diapelin cewek!" batinku. Ada rasa senang dengan pelan terasa dengan kehadiran Elga malam minggu begini ... Apapun perasaan kamu malam ini Yadi, kamu harus bantu Elga agar mau tetap jadi teman kamu! Bisikan itu terngiang pelan. Pelan aku mengangguk.

Akhirnya, karena rasa laparku, pembicaraan santaiku dengan Elga sambil nonton tv kuhentikan. Kutawarkan dia untuk makan di luar. Dia mau. Dalam hati aku bersorak, ini adalah usahaku untuk menghargai kehadirannya. Akhirnya kamu punya hati dan perasaan Yadi! Bagus itu, dan perlu dibiasakan.

Dalam perjalanan ke warung makan, kami masih ngobrol. Aku tahu dia tinggal sekitar Ciganjur, rumah orang tuanya. Jadi ke tempat tinggalku tidak jauh dengannya. Entah kenapa kemudahan itu ada saja. Padahal semula aku pikir dia tinggal di sekitar Kebun Jeruk, tempat pertama kali aku bertemu dia ketika naik bis ke Kramat, Jakarta Pusat. Itu sebulan yang lalu. Kami memang berhubungan hanya dengan sms dan sesekali telpon dari dia. Elga memang menyadarkanku soal kecendrungan cowok yang suka dengan sesama. Walau aku berharap dia tidak tahu aku juga mengidap hal itu.

Aku sadar dengan kecendrungan ini, tapi aku ingin tidak larut untuk menuruti kesalahan ini, dan berusaha untuk ke jalan yang 'benar'. Sudah terlalu banyak dosa yang kubuat, terakhir ya tadi sore, saat mandi bareng Joko. Malu rasanya aku ... Segala kenikmatan Tuhan yang ada padaku sepertinya tidak dapat kusyukuri. Diberi cobaan dengan kecendrungan suka sesama saja kadang membuat aku mengeluh karena tidak 'kuat'. Cobaan dengan 'kenikmatan semu' itu kadang berat sekali untuk menghadapinya, ditolak atau dinikmati...

"Hidup ini seperti arisan," kata Elga saat kami sudah menyelesaikan makan malam : pecel lele. Kami teruskan dengan ngobrol sambil minum air jeruk hangat. Masih duduk di warung. Di pojok sana ada sepasang - cowok-cewek sedang makan. Kelihatan mesra sekali. Ada rasa iri dalam hati, kenapa mereka bisa, sedang aku tidak ... Hal beginian akhir-akhir ini memang menghantuiku. Cemburu dengan pasangan cowok-cewek! Ya Tuhan, bantu aku untuk dapat seperti mereka, doaku dalam hati.

"Setoran dosa atau amal baik yang kita buat selama ini, pada saatnya akan dikembalikan. Baik langsung atau akan diterima di akhirat nanti. Dalam bentuk hukuman azab atau pahala," katanya lagi memperjelas istilah yang disampaikannya.

"Kadang aku takut dengan azab Tuhan yang langsung diterima sekarang ..." katanya. Kemudian dia cerita saat dia beradu mulut dengan dengan mamanya yang sangat ikut campur masalah pribadinya, hukumannya langsung di dapat dengan siraman air panas pada pahanya. Memang ini tidak langsung terjadi dan terjadi seperti 'kebetulan' saja. Tapi dia merasa sangat bersalah dengan memarahi orang tua seperti yang dilakukannya. Akhirnya dia minta maaf dengan mamanya. Dia harus berpikir positif bahwa dengan 'ikut campur' mamanya itu harus dilihatnya sebagai sifat penuh perhatian.

Elga pamitan pulang ketika kami meninggalkan warung. Mestinya aku tawarkan dia untuk diantar pulang, sekalian aku tahu di mana rumahnya Aku tahu alamat rumahnya ketika kami saling tukar alamat, tapi alangkah baiknya kesempatan ini dilakukan sebagai kunjungan balasan.. Tapi tidak! Tidak ada rasa itu pada hatiku.. begitu 'datar' dan 'hambar'. Aku hanya mengantar dia sampai naik angkot yang ke Ciganjur.

Ketika aku terbangun tengah malam, apa yang terjadi hari itu terasa diputar ulang di mataku. Rasa kangen dan bersalah dengan Elga secara pelan hadir. Rasa sesalku timbul, kenapa menganggap biasa saja kepada Elga yang telah begitu baik padaku. Aku tidak perlu berpura-pura suka padanya, tapi sikap menghargai dan berpikir positip mungkin cukup ...sebagai awal. Elga ... maafkan aku, batinku.

Ada sedikit keributan di tempat mas Wawan. Suara pak Roni masih ada. Aku sudah berpikiran yang nggak-nggak sampai akhirnya aku sadar keributan itu terjadi ketika mas Wawan memerima telpon dari kampung istrinya. Dia histeris dan pak Roni menenangkannya.

Apa yang diomongin Elga soal 'hidup adalah arisan' terjadi nyata. Dan membuat aku sangat sedih, kenapa membiarkan dosa itu semua terjadi di depan mataku. Perselingkuhan mas Wawan dengan pak Roni, menurutku dibayar dengan meninggalnya istri dan anaknya Mira dalam kecelakaan mobil dalam perjalanan dari stasiun Cirebon ke desanya, rumah mbahnya Mira. Berita itu baru diterima malam ini saat mas Wawan dan pak Roni melakukan maksiatnya! Tubuhku menggigil mendengar berita itu.

Mas Wawan langsung ke Cirebon menyewa mobil pada hari Minggu pagi. Dia sangat terpukul ... Semua sudah terlambat! Terngiang kembali "Mira mau pulang" dari bibir mungil itu. Begitu besar dosa mas Wawan, sehingga Tuhan mengambil semua orang yang dicintainya itu ...Tuhan yang tahu keseimbangan antara dosa dan hukuman pada umatNya. Kasihan mas Wawan, hanya itu yang dapat terucap di bibirku ...

Sungguh aku terpukul dengan musibah yang dihadapi mas Wawan. Kupikir, inilah pelajaran yang diberikan Tuhan padaku. Aku tidak tahu, Tuhan akan menghukum aku seperti apa terhadap 'semua dosa' yang aku lakukan. Seringkali aku tidak dapat menjaga prinsipku. Kadang aku sangat mudah menolak atau menghindar godaan, kadang juga aku dapat hanyut dalam dosa. Masih banyak hal yang harus aku lakukan untuk mengisi hidupku. Haruskan aku terus memikirkan kesenangan dunia? Semoga Tuhan terus melindungiku. Amin!

***

Walau tidak nonton filmnya, tapi cerita ini diilhami dari sinopsisnya Arisan! di www.arisan.kalyanashira.com. Harapan, impian, penyangkalan, kenyataan, tragedi serta percintaan sengaja diadakan dalam cerita fiktif yang saya buat ini, biar nyamain! Seperti biasa, sebagian dikutip dari surat-surat di http://groups.yahoo.com/group/hijrah_euy. Selamat Tahun Baru 2005!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar