Selasa, 08 Februari 2011

Brondonk Afganisthan
6 Februari 2011 tommylovezacky 38 komentar

Ketemu brondonk afganisthan luntang-lantung sendirian di jl sabang,
Kenalan, namanya ZUKA HAKEEM

Ngobrol, ngajak makan-minum, basa-basi, pura-pura…, bahasa inggris dan indonesianya patah2, ngaku tinggal sama kakaknya di jl jaksa..

Ehh, bisa juga diajak ke hotel, mau di juga dipotret, malah sampe bugil.

Wow…!, di kamar hot banget si HAKEEM ini… (untung dia disunat)

(Baru kemudian aku tahu Hakeem ternyata bukan dari Afganisthan, tapi salah satu negara dekat situ, aku lupa apa itu Uberkistan, Turmekistan, Azerbaizan, atau salah satu negara seperti itu, aku gak inget… yang jelas di tubuhnya mengalir darah campuran Caucasia/Bule dan Persia/Iran – Gak heran Hakeem gede nafsu, tahan lama dan kuat ngentot…)

Mau tau cerita lanjutannya..??

Pada suatu malam aku habis kumpul dengan beberapa teman cewek dan cowok, makan di jalan Sabang, Jakarta sehabis pulang kantor.. Setelah bubar, aku sengaja nongkrong dulu disana sendirian sambil merokok.

Ehh, mendadak pandangan mataku melihat pada sosok seorang pemuda bule sedang makan disitu sendirian. Dia seorang pemuda remaja, berkulit putih dengan tampang yang amat cakep, cute dan cowok banget…. Aku iseng mengajak kenalan, ternyata namanya ZUKA HAKEEM. Katanya dia berasal dari Afganisthan, atau Azerbaizan, atau Turmekisthan, atau Uberkisthan, atau salah satu negara dekat situ, aku tidak ingat lagi, yang jelas Hakeem berdarah campuran Caucasia/bule dan Persia/Iran)

Dengan campuran bahasa inggris dan bahasa Indonesia yang patah2 Hakeem bercerita sudah 1 bulan tinggal di salah satu hotel di JALAN JAKSA bersama kakaknya karena sedang menunggu visa untuk pindah ke Australia.

Entah dapat keberanian dari mana, tanpa berbasa basi, aku nekad meminta dia untuk membolehkan aku ikut ke hotelnya di jalan Jaksa:
“Can I go to your hotel??” ajakku

“You give me some money Okay?” jawabnya

Oooh.. ternyata Hakeem matre, dia langsung ngerti ajakanku dan minta duit. Langsung saja aku tembak
“100 thousand?

“300” jawabnya

“Two hundred” tawarku.
Saat itu aku sadar bahwa Hakeem pastinya seperti seorang Gigollo yang sudah biasa menjajakan tubuhnya pada setiap lelaki yang membutuhkan kejantanan dirinya

Ehh, dia mau juga dibayar 200 ribu untuk ikut dengan aku. Akhirnya dia mengajak aku pergi. Di hotelnya Hakeem disapa oleh beberapa KENALANNYA sesama bule muda, mereka tersenyum sambil MENGEDIPKAN sebelah mata melihat Hakeem datang berdua denganku.

Di kamar, aku mengambil beberapa FOTO dia dengan HP, baru kuperhatikan si Hakeem ini emang bener2 ganteng…. Dan gayanya cowok banget… Dari pengalaman hidupku dalam dunia sejenis, aku memang paling menyukai cowok maskulin yang straight.
Uiiihh, jadi penasaran pengen buru2 telanjangin dia.

Tanpa buang waktu aku segera membuka baju dan celana dan langsung berbaring di kasur cuma memakai celana dalam. Hakeem juga mengikuti dan melepas pakaiannya.

Waktu kuminta melepas celana dan bertelanjang, Hakeem ternyata malu2 dan dengan grogi dia bilang:
“No, I wear my boxer” katanya dengan kaku untuk bilang kalau celana boxernya mau tetap dia pakai.

Tidak perlu diceritakan panjang lebar, tanganku mulai bergerak menggerayangi kaki, paha dan putting tetek di dada bidang Hakeem sehingga dia langsung mengerti dan ikut membaringkan tubuhnya disampingku dan akupun menyandarkan kepalaku didadanya sambil menyusupkan wajahku kedalam ketiaknya.

Hmm… bau menyengat dari keringat di ketiak Hakeem tercium hidungku dengan aroma khas laki laki yang sangat pekat, dan amat merangsang sehingga aku tergiur menjulurkan lidahku dan menjilati keringat di ketiak Hakeem sampai dia menggelinjang kegelian.

Heran, Hakeem ternyata tidak banyak memberi reaksi, dia tidak berusaha menciumku, tidak menyentuh tonjolan diselangkanganku dan tidak mengimbangi cumbuanku. Terlihat jelas sikapnya kikuk dan ragu ragu.

Apakah karena dia belum terlalu berpengalaman bercumbu dengan sesama lelaki?
Atau karena dia “jual-mahal”?.

Apakah Hakeem benar benar “barang baru” yang belum sering dijamah lelaki dan masih kurang pengalaman?.

Aku tak peduli semua itu!.

Aku juga tak akan peduli walau dia sudah ratusan kali ‘ML dengan belasan, atau puluhan lelaki, yang pasti, aku cukup senang karena mendapat brondong muda yang ganteng ini.

Dengan tak sabaran kuloloskan celana boxer Hakeem sampai dia telanjang dan uiihhh!, kontolnya ternyata disunat!. Uhh!, tak disangka, malam ini aku menemukan ”harta karun” yang amat istimewa!.

Wah!, itulah malam pertama kutemukan cowok bule yang kontolnya disunat. Pemandangan yang amat menggairahkan!. (tuh, buat yang doyan atau penasaran dengan cowok bule)

Jarakku begitu dekat sehingga dapat kurasakan panasnya kontol dia, dan tercium
menyengat aroma pekat jembut tebal khas laki laki yang memabukkan gairahku. Bau kelelakian dia demikian menggumpal merasuki hidungku.

Dengan rasa penasaran luar biasa, aku ingin segera mencium kontol Hakeem yang kerasss, tapi ehh!, tak diduga, dia menepis kepalaku sambil bilang:
”Please no… Dirty…”.

Aku tidak tahu maksud penolakan dia, tapi aku ngotot dan tetap ingin menciumi kontolnya.

Kembali Hakeem menolak:
”I want wash my dick Okay..”.
Oh ternyata dia pengen mencuci dulu kontolnya, hehehe… anak yang lumayan bersih

Tapi aku melarang dia mencuci supaya terasa alamiah!.

Lalu aku segera teruskan niatku dan mencium dan menjilati kontolnya…
Dan dasar masih berdarah muda!, tidak sampai 5 detik, aliran darah Hakeem mengalir deras dan langsung kontolnya menegang makin keras dan ngaceng sampai ukuran maksimal!. Itulah kelebihan cowok yang masih remaja.

Kepala kontolnya berwarna pink/merah muda yang menggemaskan. Sungguh!, inilah pertama kalinya aku memegang dan menciumi kontol brondonk bule!.

Aroma pekat yang berbau khas laki laki dan keperkasaan batang kontol yang tertancap didalam kerongkonganku, membuatku kehilangan kontrol dan semakin terbakar oleh nafsu birahi yang berkobar kobar.

Sepanjang kehidupanku didunia sejenis aku sering berkhayal menemukan laki laki yang punya keisitimewaan, dan malam ini impianku terwujud dalam diri brondonk bule yang ganteng ini.

Dan malam ini aku mau nekad!.
Aku ingin mencoba merasakan pedihnya penderitaan disodomi oleh kontol raksasa!.
Kapan lagi?. Aku tak peduli biarpun Hakeem adalah lelaki asing yang baru pertama kukenal malam ini!.

Dengan tangan gemetar, kusarungkan karet KONDOM ke kontol Hakeem, lalu aku berbaring terlentang seperti wanita jalang sambil mengangkat kedua pahaku sampai selangkanganku terbuka lebar dan kuraih tubuh telanjang Hakeem supaya mulai menindihku!.

—————–

Kukira Hakeem tahu persis yang keinginanku…!.

Tapi astaga!.
Gerakannya ternyata amat kaku dan ragu ragu, dan dia tak bisa menyembunyikan sikapnya yang amat canggung seperti tak tahu harus berbuat apa, dan ehh!, dia langsung maen tekan mau mendorong kontolnya dalam keadaan kering tanpa pelicin!.

Hah?, mana mungkin bisa masuk?. Apalagi ukuran kontolnya yang amat berkelebihan!. Apakah Hakeem memang belum tahu cara mensodomi atau cuma belagak lugu?.

Hakeem berusaha terlihat seperti sudah berpengalaman, tapi melihat gelagatnya sikapnya yang takut takut dan gugup, serta ketidak tahuannya memposisikan tubuhnya agar ”pas” untuk melakukan proses sodomi, membuatku yakin bahwa Hakeem memang ”perjaka” yang belum terlalu berpengalaman melakukan ritual persenggaamaan sejenis.

Aku buru buru membalurkan banyak gel pelicin ke kontol Hakeem, kugenggam batangnya dan kuarahkan ke pintu lubang duburku yang masih mengatup; lalu dengan tangan satunya lagi kutekan pantat Hakeem supaya mendorong.

Aku sebenarnya lelaki tipe konservatif yang cukup puas ML dengan saling menggesek, menjepit atau cukup diisep sampai klimaks, dan kadang mensodomi cowok. Aku memang tidak doyan ngisep kontol (apalagi sampai keluar dimulut) dan aku kurang menikmati disodomi oleh cowok. Tapi harus kuakui juga, aku bukannya belum pernah disodomi atau ngisep. Pernah donk!, tapi aku dasarnya memang tidak suka dijadikan obyek seks cowok.

Tapi berhadapan dengan brondong cowok yang terbilang masih remaja muda belia, berbadan kerempeng, berkontol ukuran gedhe banget, dan melihat gelagatnya yang belum berpengalaman, semuanya membuat aku diliputi rasa penasaran dan nafsu yang bergolak ingin dijadikan ”pihak lemah” yang ”mengorbankan diri” untuk kesenangan laki laki yang luar biasa ini!.

Hakeem mendorong monter raksasa yang bengis itu dengan cara yang serampangan dan tanpa memperdulikan penderitaan ’mangsa’ yang tak berdaya, dia mendorong dan menekan sekuat tenaga

Aaduuuuuhhhh…!, kontolnya menerjang tubuhku sehingga secara refleks aku menggelepar dan mengerang kesakitan, sungguh sungguh sakit!, pasti terdengar sampai ke kamar sebelah (teman2 bule si Hakeem diluar pasti mendengar suaraku yang cukup keras…., entah apa yang mereka pikirkan, mungkin mereka tak peduli)

Saluran anusku yang tak dipersiapkan sebelumnya sulit beradaptasi menerima benda keras berukuran besar yang tiba tiba melesak masuk, merobek bibir duburku, mengoyak dan mencabik selaput anusku yang tipis….

”Oooooggghhhh…!, sakiiiit…. sakkiiiiitttt….!” aku meronta betulan, tapi Hakeem tak mengerti, tak peduli dan tak mau tahu, terus menjejalkan tonggak beton itu sampai tertancap sepenuhnya, amblasss!, didalam saluran anusku.

Rasa sakit luar biasa mendera tubuh bagian bawahku dan untuk sedetik aku seperti kehilangan kesadaran tapi, lagi lagi, tanpa memberi kesempatan beristirahat, Hakeem langsung menggempurkan kontolnya keluar masuk… mungkin dia pikir begitulah cara bersetubuh yang benar… ”tembak dan langsung kocok!”.

Dengan batang kontol yang sudah tertanam sepenuhnya kedalam tubuhku, kepercayaan diri Hakeem bangkit. Sikapnya yang tadi gugup, ragu, dan sopan, sekarang berubah total!.

Dimataku dia sudah berubah jadi seekor harimau buas yang siap mencabik cabik mangsa tak berdaya dengan taringnya. Jepitan otot otot anusku yang meremas remas batang kontolnya, secara alamiah membangkitkan gejolak birahi pada Hakeem, dan sebagai brondonk remaja yang masih muda belia, kehendak dia cuma satu, ”ngentot terus sampai klimaks!”. Itu saja!.

Tubuhku basah kuyup oleh keringat yang bercucuran, wajahku pucat pasi dan selangakanganku terasa periiihh, bagai dibelah dua oleh tusukan sebilah kayu bakar yang panas membara: ”Sudah Hakeem… ampuuunnn, sakiiiittt…!” aku tak henti merintih.

Tapi wah!, ternyata Hakeem cuma tersenyum. Entah senyum ejekan, entah senyum kebanggaan :
”It’s Okay… fucking you is good…..!” ucapnya dengan bahasa inggris yang kacau balau.

Dan dia terus mengenjot dengan bengis seolah olah sedang membalaskan dendam kesumat dengan kekasaran entotan kontolnya.

Tubuhku berkelojotan tak terkendali bagai seekor ikan yang sekarat dan aku tak henti hentinya merintih dan mengerang kesakitan…. :
”Jangaaan Hakeem… udaaaaahh… jangaaaannn…” raungku.

Diluar terdengar suara teman2 Hakeem tertawa tawa!, mungkin menertawakan kejadian yang mereka bayangkan didalam kamar ini. Atau mungkin mereka sering mendengar jerit kesakitan dari setiap laki laki yang masuk kamar bersama Hakeem.

Tapi aku tak peduli, aku terlampau menderita.

Aku menyesal!. Aku meronta ronta dan sungguh sungguh mencoba berontak, tapi kepalaku terjepit diantara pojok dinding, kedua kakiku yang terbuka lebar tertahan oleh sepasang paha Hakeem dan posisiku tubuhku terkunci dibawah tindihannya…. lagipula mana mungkin melawan kehendak laki laki berdarah muda yang terlanjur birahi?.

Saat itu Hakeem mungkin menganggap aku cuma seonggok daging yang sedang dia ’dipake’ untuk menyalurkan kebutuhan biologis saja!.

Hakeem seperti lupa bahwa aku membayar dia untuk ’menyenangkan’ aku, tapi dari caranya, dia justru memperlakukan aku bagai budak-nafsu yang harus melayani dia.

Persetubuhan sejenis diantara sesama lelaki yang dilakukan dengan cara bersodomi sebenarnya BUKAN proses persenggamaan alamiah yang wajar dilakukan oleh manusia; dan diangggap melanggar ”hukum-alam” karena bertentangan dengan kodrat laki laki.

Secara fisikpun, lubang dubur manusia sebenarnya cuma berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran dari tubuh, dan TIDAK diciptakan sebagai organ kelamin, sehingga tidak boleh dimasuki benda asing dari luar, apalagi kontol laki laki yang ngaceng.

Karena melanggar kodratku sebagai laki laki, akibatnya terjadilah hukum-alam yang terpicu oleh pergesekkan kontol Hakeem…. Kepala kontol yang membonggol dan batangnya yang keras menggesek gesek ”kelenjar prostat” didalam saluran anusku…. menerbitkan kenikmatan seksual yang mendera berkali kali…

Rasa sakit luar biasa bercampur aduk dengan rasa enak ganjil yang tak tertahankan… dan tubuhku tak mampu menyembunyikan reaksi dari kenikmatan yang diberikan Hakeem….

Aku menyerah!, dan tanpa sadar kupeluk tubuh telanjang Hakeem dan mulutku terbuka mencari cari bibirnya… tapi dia tidak menyambar bibirku!… tak ada ciuman darinya…. mulutku tetap terbuka menunggu tanpa balasan.

—————-

Tak diduga, mendadak Hakeem melepaskan kontolnya!.

Aku terkejut sejenak!,. ternyata dia malah menyalakan lampu : ”I want to fuck you and see you…”” katanya….

Tapi wah…!, kulihat dia juga MENCOPOT karet KONDOM yang membungkus batang kontolnya, lalu serta merta dia menembak aku lagi dengan tikaman kontol yang membabi buta!.

Aku sempat menolak dan meronta karena takut kemungkinan tertular penyakit kelamin atau HIV-AIDS, tapi Hakeem tak peduli:
”No problem, It’s good without condom” jawabnya pendek

Aku mati matian mencoba mempertahankan ”kesucian” tubuhku dan memohon supaya Hakeem menggunakan kondom, tapi apalah daya seorang ”bottom” yang sedang digarap oleh pejantan ”top” yang egois?.

Dia cuma mau mereguk kenikmatan seutuhnya dari tubuh telanjangku : ”Fucking you good…” serunya : ”No condom is good….” .

Dasar egois!, dia pikir aku sudah jadi hak-milik yang dapat dia perlakukan sekehendak hati!.

Tapi itulah ”daya-magis” yang dimiliki laki laki pejantan yang berperan sebagai pihak ”top”!. Betapapun aku berusaha melawan dan menolak, tapi akhirnya pertahananku melemah dan aku menyerah total pada keperkasaan kontol laki laki!.

Aku masih tetap mengerang erang: ”Jangan Hakeem… jangaaaannn…..” tapi tanganku justru makin erat memeluk tubuh telanjang yang sedang menunjukkan dominasi dan kekuasaannya.

Terdorong oleh naluri kelelakian dan tanpa diajari siapapun, Hakeem melakukan gerakan persenggamaan yang begitu erotis; dia seolah olah jadi tahu persis bagaimana menyenangkan cowok ”bottom”.

Sungguh!, aku betul betul mati kutu!. Berbaring terlentang tanpa daya dalam keadaaan telanjang bulat dengan kedua kaki terangkat lebar keatas, dan ditengah diselangkanganku tertancap tombak besar yang dientotkan keluar masuk dan mengobrak abrik lubang duburku dengan sepenuh kebengisan.

Lebih dari 30 atau 40 menit Hakeem mengentoti aku tanpa pelindung karet kondom.

Gila!, dari mana anak ini punya tenaga dan kekuatan sehebat itu?.

Dalam sinar lampu yang terang dia terus memperhatikan tubuhku yang menggeliat geliat merasakan kenikmatan surgawi yang dia ”hadiahkan” kepadaku…..

”Oooogghhhh Hakeem…, nikmaaaatttt…. enaaaakkkk”.

Dan pada puncaknya, tubuhku tersentak seperti disengat aliran listrik ribuan volt dan mendadak aku terlonjak keras

”Ooooooggghhhhh..!, ”
Tiba tiba aku terlempar kepuncak klimaks

”Jrott..!, jrott..!, jrott..!”.
Air maniku memancar deras keluar disertai kenikmatan yang amat luar biasa.

Wuiiihhh!. Itulah pengalaman terhebat yang pernah kurasakan sebagai bottom!.
Sungguh luar biasa!. Juga amat sangat melelahkan sampai seluruh tenagaku terkuras habis. Ternyata aku tak mampu mengimbangi kekuatan seorang pemuda Afganisthan yang berdarah panas!.

Aku sempat bingung, bagaimana mungkin cowok remaja berbadan kerempeng ini memiliki stamina dan daya tahan yang begitu kuat?.

Merasa belum terpuaskan, Hakeem melanjutkan tugasnya dan terus mensodomi aku terus menerus, tanpa henti, dan tanpa memperdulikan penderitaanku yang sudah selesai klimaks!.

Akhirnya…., karena aku merasa tak mampu lagi mengimbangi kekuatan seks Hakeem: aku melolong ”Ampuuuunn… aku nyerah..!, udah Hakeem… aku ampuuuunnn…!”.

Dan pada saat yang bersamaan, mendadak tubuh Hakeem semakin kejang kejang, gempuran kontolnya semakin menggila, tak beraturan, keras dan kasar… lalu

Oooogghhhh…!, dia menggigiti leherku, bahuku dan meninggalkan cupang cupang berwarna merah sepanjang leherku

”Aaauuugghhhh good.. fucking good”,

Akhirnya terasa semprotan panas menembak bertubi tubi kedalam saluran anusku, menghantam rahimku dan kontol Hakeem memuntahkan air mani tak henti hentinya, seolah2 dia sedang membuahi dan menghamili aku.

Ya…, mungkin seandainya aku wanita, saat itu Hakeem sudah menghamili aku dengan benih benih keturunan dia.

Hakeem tumbang diatas tubuhku tanpa mencabut kontolnya dan dengus nafasnya menerpa leherku, membiarkan kedua tubuh telanjang ini tetap tersambung sempurna jadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Lubang duburku periiiih, amat kesakitan mungkin sudah rusak parah dan bentuknya tak karuan lagi, hancur porak poranda di-obrak abrik pasak-beton yang terlalu keras, terlalu besar!.

Selang beberapa menit, Hakeem mengangkat tubuhnya dan mencabut kontolnya dari tubuhku…. aku melirik kebawah dan astaga!, aku ngeri melihat batang kontolnya yang basah berlepotan cairan sisa sperma dan lendir kental dari dalam duburku yang berwarna merah!, warna darah yang menetes dari luka didalam saluran anusku.

Yang amat mengherankan adalah volume cairan lendir yang dia semprotkan. Soalnya isi perutku terasa penuh dan sebagian lendir sperma Hakeem meleleh keluar dari bibir anusku…..

Gila!, kenapa dia begitu banyak produksi ciran sperma yang dia tanamkan kedalam tubuhku?.

Aku menarik nafas lega…. kenikmatan ini sudah selesai, dan penderitaanku sudah berakhir…. dan Hakeem meraih tubuhku kedalam pelukannya, lalu aku berbaring menyamping dengan tubuh lemas karena kehabisan tenaga sambil menyusupkan wajahku kedalam ketiaknya dan menghirup aroma bau keringat menyengat yang berbau khas laki laki….

”Fucking you is good!, you my fucking whore” katanya enteng
”I like your asshole!, I want to fuck you again” katanya lagi.

—————–

Tapi tidak berapa lama aku beristirahat…., mendadak, ya ampun!, ternyata Hakeem masih belum puas!.

Aku sama sekali tak menyangka!, tiba tiba Hakeem mengangkat tubuhnya dan duduk diatas dadaku sambil menyodorkan kontolnya kearah wajahku:

”Suck my penis” pintanya pendek, menyuruh aku membersihkan batang kontolnya didalam mulutku!.

Mendadak dia merangkaki tubuhku, berlutut diatas dadaku dan tanpa disangka sangka, kepalaku dipeluk, menahan wajahku agar tetap pada posisi itu, lalu dia menyodorkan kontolnya ke wajahku dan ingin menjejalkan ke mulutku.

Kalau hanya disuruh ngisep kontol, mungkin aku tak ketakutan, tapi sekarang berbeda!, karena Hakeem menyuruhku melahap kontol yang barusan dia pakai untuk mengaduk aduk lubang duburku, tempat pembuangan kotoran dari tubuhku!.

Kontol Hakeem terlihat masih basah kuyup oleh lendir spermanya yang tercampur dengan cairan kental dari dalam anusku!, menjijikan!.
Reaksi pertamaku adalah gelagapan dan rasa muak yang tak terhingga. Aku mau muntah.

Aku menggerakkan bibirku. Aku menjilatinya.
Rasa asin yang menyergap lidahku membuat aku terkaget.
Kontol Hakeem tertanam jauh didalam tenggorokanku…

Kontol milik pujaanku, majikanku, pejantan-ku!..,

Aroma sekitar selangkangannya yang semula sangat membuatku mual kini tak terasa lagi. Rasa jijikku menyurut.

Mendadak Hakeem tancapkan kontolnya semakin masuk kedalam tenggorokkanku; BAU KONTOL dan cairan lengket dari dalam anusku terasa pekat dilidahku, tapi Hakeem menghantamku semakin serampangan dan akhirnya…..

Gila!, padahal benda itu barusan dia pakai untuk mengaduk aduk lubang dubur dan isi perutku, dan sekarang batang kontol yang masih basah berlepotan cairan dan lendir itu harus kulahap kedalam mulutku?.

Tapi dalam kelelahan yang amat luar biasa dan perasaan tak berdaya karena telah ditaklukan, aku terpaksa membuka bibirku dan membiarkan seorang laki laki asing yang baru kukenal memasukan kontolnya yang mulai lemas kedalam mulutku.

Lalu dengan perasaan terkalahkan, kujilati kontol Hakeem dan kutelan segala cairan dan lendir kental yang menempel.
Rasanya asin, kental, agak licin dan berbau khas sperma!, air-mani lelaki remaja!.

Bibirku terbuka lebar tersumbat kontol yang masih tertancap didalam mulutku.

Mendadak kudengar dia berkata ”I want to pee….” sehingga aku beringsut karena kupikir dia akan ke kamar mandi.

Tapi, ahh…!, Hakeem malah mendekap kepalaku erat erat ke selangkangan dia sehingga ujung kontolnya terasa menerobos masuk sehingga aku megap2 karena jalan nafasku tersumbat.

Aku berontak, tapi Hakeem, ngotot ”I want to pee….” lalu dia menahan supaya kontolnya tidak terlepas lalu astaga!, mendadak Hakeem betul2 kencing didalam mulutku!.

”Aaauuugghhhhh…. drink my pees..!”

Dan akhirnya terasa semprotan air KENCING yang panas mengucur deras kedalam mulutku, dan membanjiri tenggorokkanku dan kontol Hakeem terus memuntahkan air kencing tak henti hentinya.

Setan!, Hakeem betul betul mengencingi aku!.

Aku meronta tapi dia tetap mencengkram kepalaku sehingga, mau tak mau, air kencing yang panas itu menggelontor masuk kedalam mulutku dan terpaksa kuminum agar tidak bertumpahan.

Gila!, berliter liter rasanya aku menelan air kencing Hakeem. Oh, beginilah rupanya cara laki laki menunjukan kekuasaan, bahwa aku sudah dianggap jadi hak-milik dia!.

Itulah pertama kalinya didalam hidupku aku minum air kencing!.

Setelah puas, dengan entengnya, Hakeem mencabut kontolnya dari mulutku…. :
”You like drinking my pees…?”

Hah…??!!.
Aku tak perlu menjawab!.

Aku sadar malam ini telah ditaklukan Hakeem sampai bertekuk lutut.

Sebelumnya aku tak pernah tahu aku bisa diberi kenikmatan, dipuaskan, direndahkan, dihina oleh sesama laki laki seperti malam ini.

Aku tak sadar tertidur sesaat dan baru sadar saat Hakeem membangunkan aku. Lampu sudah terang dan ternyata dia cuma berbalut kain handuk di pinggangnya dan sudah mandi!.

Oooh… Hakeem!.
Baru jelas terlihat bahwa dia memang seorang remaja yang masih amat muda belia.

Wajahnya terlihat masih kekanak kanakan dan polos; dan saat dia membuka handuknya, terlihat ”senjata-pusaka”nya yang sudah lemas menggantung kokoh diantara kedua pahanya. Cute juga!..

Sikap Hakeem kembali hormat, dan dia memperlakukan aku dengan sopan, tak seperti tadi!.

Tak sedikitpun terlihat tanda2 bahwa sepanjang malam ini, dia telah memperlakukan aku bagai seorang budak nafsu, binatang, atau hewan.

Hakeem. Dialah pejantan sejati!.

Aku ingin ketemu dia lagi!.


Manager Financial Dan Aku
5 Februari 2011 tommylovezacky 19 komentar

Kurang lebih tiga tahun yang lalu semasa aku kerja.

Bila lebaran tiba, ada peraturan di tempat kerjaku dulu, satu orang Supervisor beragama non muslim bertugas sebagai piket harian di siang hari untuk menghandle tamu ataupun hal-hal lain yang sifatnya tidak selalu pasti ada. Tetapi suatu tugas yang utama adalah memeriksa lokasi produksi aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya ada security yang bertugas sebanyak 4 orang. Namun ada peraturan juga kalau security tidak boleh masuk ke area produksi kecuali atas permintaan minimal supervisor, itupun harus dengan alasan darurat.

Demukianlah pada lebaran hari pertama pada saat itu, aku masuk sebagai piket. Jam setengah delapan seperti biasa aku dah sampai di di kantor. Setelah berbasa basi dengan security yang bertugas selama hamper setengah jam, dan menikmati kue ala lebaran yang dibawa security yang muslim yang memang tidak bisa cuti pada saat itu, aku masuk ke kantor. Memeriksa fax, ada beberapa fax yang masuk, ada ucapan lebaran dari perusahaan client, ada penawaran, dan ada billing. Setelah itu aku menghidupkan komputerku. Kemudian bersiap memeriksa area produksi setelah mengambil jas lab sebagai pakaian khusus di area produksi.

Setelah berkeliling area produksi aku kembali ke meja kerjaku, membuka file-file dan memeriksanya. Aku melakukan kerja layaknya hari-hari kerja biasa untuk mengusir kejenuhan dan kesendirian di ruang kantor yang begitu besar. Karena kantor kami bagai ruang besar dengan berpuluh meja yang setiap meja lengkap dengan computer. Semua aktifitas kantor dari kantor produksi, financial, hrd dan lain sebagainya, semuanya ada di ruang itu. Hanya factory manager saja yang memiliki ruangan sendiri lengkap dengan sofa untuk menerima tamu khusus Beberapa ruangan kecil terdapat di pinggir sebagai ruang meeting kecil, dan satu ruangan besar untuk meeting besar yang lengkap dengan meja bundar dan beberapa peralatan meeting dan audio visual. Dan di salah satu sudut, ada gang membelok sedikit terdapat satu ruang dapur untuk office boy, yang berdekatan dengan toilet pria dan untuk wanita.

Setelah lebih dari satu jam, aku mendengar langkah dan aku melihat financial manager datang tepat pada saat aku menunggui print rekapitulasi hasil produksi teamku. “Lho kok masuk pak” sapaku sambil sesekali melihat keluarnya kertas dari printer. “Iya, financial pusat meminta laporan keuangan kita bulan ini, harus terkirim sebelum masa liburan selesai untuk diolah setelah liburan” jawabnya sambil menuju mejanya dan langsung menghidupkan cpu-nya. “Kerja berat dong!” aku berkata sambil menuju mejaku dan duduk. “Kemarin sih udah hampir rampung tinggal dikit lagi nih, ini hari juga selesai”jawabnya, “dah lama?” “Dari setengah delapan tadi”

Namanya Robi Tan. Orangnya kurang lebih setinggi aku 173 cm. usianya kurang lebih 38 tahun, ganteng, badannya sedikit berisi atau tepatnya gempal. Kalau sepintas tidak begitu nampak kalau dia adalah keturunan china, tapi memang sedikit lebih putih. Sudah beristri, cantik lagi. Dari segi pandangan cewek sekantor dia tergolong idaman juga. Disamping dia ramah, baik dan juga tidak memandang ini levelku atau level bawahan. Tidak seperti pada umumnya yang punya jabatan lantas melihat bawahan atau buruh biasa seperti melihat tanah yang bisa seenaknya diinjak-injak.

Sebagai seorang penyuka sejenis, hmmm dianya sangat menggairahkan, dan kadang membuat aku horny apabila melihat dia. Tapi aku tak mau bertindak macam-macam terhadap dia apalagi yang namanya memancing birahi. Sebab dia straight dan akupun bertindak straight juga. Tak seorangpun rekan satu kerjaku yang tahu kalau aku penyuka sejenis. Kecuali mereka menebak karena di usiaku yang ke 33 belum juga menikah. Itupun hanya sebatas menebak.

Sambil mnegerjakan pekerjaan sesekali kami ngomong ngalor ngidul entah kemana arahnya.

“Bapak mau kopi, saya mau buat kopi nih?” tawarku sambil berdiri dan beranjak dari mejaku. “Mau banget!”

Sebelum aku masuk ke dapur kantor, aku buang pipis dulu karena memang dah kutahan dari tadi. Selagi asyiknya aku mengeluarkan kencingku yang mengeluarkan bunyi corrrrrrrrr karena kutembakkan tepat ke lubang urinate, dia masuk .

“katanya mau buat kopi” “sesak dari tadi pak” Dia mengambil posisi di urinate satu lagi di sambaing kananku. Aku sempat memperhatikan dia merogoh kontolnya untuk dikeluarkan. Tapi seketika itu juga aku tersadar dan langsung mengalihkan pandangan ke depan. Kudengar kencingnya mulai ngocor. Masih menikmati keluarnya kencing masing-masing, dia dengan sedikit tertawa kecil berucap, “ wah ternyata kamu punya kontol besar juga yah” tepat dengan selesainya tetesan terakhir kencingku.

Karena kuanggap sebagai gurauan, kujawab dengan gurauan juga, “ segini dibilang besar,” sambil kutunjukkan kea rah dia, “ tengok tuh bapak punya juga besar” lanjutku sambil menutup celanaku danmencuci tangan di wastafel. Dia tertawa kecil dan akupun meninggalkan dia setelah mengeringkan tanganku.

Aku langsung ke dapur dan mempersiapkan dua gelas. Aku membuka lemari atas dan mencari-cari kopi sachet. Selagi asyik mencari dan mebalik-balik karton di dalam lemari, selagi kedua tanganku terangkat ke lemari, dia langsung memelukku dari belakang. Dan merangkulkan kedua tangannya ke dadaku. “Bolehkah aku mengisapnya?” katanya. Seakan aku tak percaya, karena dia straight selama ini, sambil memutar badanku sehingga aku dipeluknya dari depan aku tak bisa ngomong apa-apa. Jantungku berdetak keras. Dan belum sempat berpikir apa-apa, dia langsung menempelkan mulutnya ke mulut aku dan menyedot bibirku dan lidahku bergantian. Aku tak bergerak, kedua tanganku diam saja, tetapi mataku terpejam. Bibirku tak mau kumainkan, namun kontolku mulai teras bergerak. Dia semakin ganas menciumi aku dan tangannya mengusap badanku, dan tak luput dia meraba kontolku yang semakin tegang dalam celanaku.

“Pak ini kantor pak!” kataku saat dia melepas bibirku. Dan aku tetap diam seperti tak merespon dia sekalipun tak melawan. Dan sepertinya dia tak mau melihat mimik wajahku, dia membenamkan wajahnya ke telingaku. “Cuma kita berdua yang ada disini” bisiknya ke telingaku, semakin merangsang dan membuat aku terbakar gairah. Dan kedua tangannya bermain membuka ikat pinggangku. Ingin rasanya aku membalasnya dengan memeluk dia dan meraba selangkangannya, tapi aku tetap bertahan.

Celanaku sudah melorot kebawah, tinggallah celana dalamku. Dia pun langsung berjongkok dan membenamkan wajahnya ke kontolku, sehingga kontolku terasa sekalu berkedut-kedut. Aku memang menikmatinya dansangat menikmatinya. Selagi dia membuka kancing kemejaku paling bawah, dia menjilati pusar dan perut bawahku. Membuat aku bergetar kenikmatan. Tanpa sadar aku memegang punggungnya. Sejenak kemudian aku menariknya. Kemudian tangan kanannya mulai menyingkap celana dalamku. Kontolku terlepas dari ban celana dalamku dan mengayun bagai pentungan. Dia langsung menangkapnya dengan mulutnya. Seketika itu juga aku merasakan hangat mulutnya setelah kontolku bersarang dalam mulutnya. Oh sangat nikmat sekali. Tangannya memegang kedua belahan pantatku untuk menekan kontolku sedalam mungkin. Kudorong juga pantatku. Dia mengulumnya hamper habis. Diputarnya kepalanya k kiri dan ke kanan. Akupun merasakan nikmat luar biasa dari permainan mulutnya.

Dia melepaskan kontolku yang bermandikan air liurnya, dan meneruskan aksinya ke bagian telorku. Aku merasakan jilatan lidahnya menyapu kulit telorku. Aku merasa geli. Kemudian dia memasukkan paksa kedua telorku ke dalam mulutnya. “Aaaahhhhhhh, shhhh ahhhhh” aku mendesis meraskan nikmat bercampu geli. Kusandarkan pinggangku ke meja keramik di belakangku. Kemudian dia kembali melanjutkan aksinya ke kontolku. Kembali dikulumnya kontolku. Dan memainkan lidahnya di lobang kencingku, memutar lidahnya di kepala kontolku dalamm mulutnya, membuat aku semakin melambung. Sesekali tanganku memegang kepalanya namun kutarik kembali, agar aku tampak syok. Setelah lima menit dia memaju mundurkan kepalanya, aku mulai tak tahan. Darahku seakan bergerak dari sekujur tubuhku, dan seakan mau meledak. Aku mau nembak. “akhhhh pak….. hampir” aku bergumam tak terarah. Tapi dia tak perduli, dan semakin mempercepat memaju mundurkan kepalanya. Dan akupun tak bisa menahan lebih lama lagi, dan menyemburlah lahar panasku di mulut dia. Dan aku menekan pantatku ke depan agar sedalam mungkin, diimbanginya dengan menghentikannya dengan semakin dalam mengulum kontolku. Croot…..crot…..crot…….setelah beberapakali tembakan, dia mengeluarkan kontolku. Kulihat dia memandangi kontolku sambil menelan spermaku. Aku tebelalak sebentar. Namun aku kemudian menutup mataku agar tak terlihat olehnya dan menggigit bibirku bagian bawah. Kurasakan kembali mulutnya mengulum kontolku yang setengah tegang. Seakan mau membersihkan sisa sperma dan air liurnya dia menjepit bibirnya, dan menarik kepalanya ke belakang.

Kemudian kurasakan celana dalamku, terangkat ke atas dan dia berdiri sambil membetulkan posisi celana dalamku.

“terimakasih yah,” katanya di telingaku. Aku tetap tak menjawab dan beridiam diri. Dia mencium bibirku sekali dan langsung berlalu. Aku langsung membetulkan posisi pakaian ku dan celanaku. Dengan langkah tanpa suara, aku mengikuti dia. Dari balik sudut dinding, aku melihat dia, berdiri membelakangi aku, dan seakan dia menyadari apa yang dia lakukan, dia membungkuk ditopang tangannya yang menekan meja. Lama tak bergeming.

Aku kembali ke dapur, seakan tak percaya aku beriri sendirian di dapur. Rasanya aku ingin mengeluarkan kegembiraanku setelah menikmati mulutnya. Tapi tetap seakan tak percaya kalau financial manager kami, yang jelas straight selama ini dan sudah menikah, yang orangnya ganteng, adalah penggemar kontol. Dan aku menyadari dari caranya memperlakukan aku, kulumannya tadi, dia bukannya sekali atau dua kali aja pernah menikmati kontol. Atau paling tidak mendapatkan perlakuan seperti itu. Mungkinkah kalau istrinya mau mengulum kontolnya. Aku berkhayal.

Setelah hampir seperempat jam aku menyendiri di dapur, aku muncul juga ke kantor dengan dua gelas kopi di tanganku. Ketika di sudut tempat aku mengintip dia tadi, aku langsung melihat ke posisinya. Kulihat dia sedang menutup wajahnya. Namun setelah mendengar langkahku dia kembali tegak dan memperhatikan monitornya. Kuletakkan kopiku di mejaku kuteruskan melangkah ke mejanya, tanpa berkata apa-apa aku meletakkan gelasnya di mejanya dan aku berlalu.

Selanjutnya, kami bekerja tanpa berkata sepatah pun. Aku sengaja tidak ngomong apa-apa sekedar mempermainkan dia, agar timbul rasa bersalah yang dalam, di hatinya. Padahal aku masih menginginkannya bahkan lebih dari itu. Dan selama itu juga, aku tahu kalau dia sering melihat aku. Aku tetap tidak melihat dia.

Namun pada akhirnya, menjelang makan siang, dia menyerah juga.

Dengan tenang, dia melangkah mendekati mejaku. Aku bertingkah sseperti lagi sibuk. “ Maafkan aku yah pak Johan” dia berbicara, tepat di sudut mejaku “ tak seharusnya Bapak saya perlakukan seperti itu” dia melanjutkan. “Tak ada yang perlu dimaafkan Pak” jawabku menatap matanya.”Toh semua sudah berlalu”. Memang ada penyesalan kulihat di matanya.” Dan seharusnya saya yang minta maaf. Karena pada dasarnya saya yang salah berawal dari toilet tadi. Tapi saya tidak berpikir kalau itu membuat Bapak terpancing” aku berkata sambil mataku melihat meja. Dalam hatiku aku tawaku ingin meledak karena aku melihat pejuh yang mengering di sudut bibirnya dan melebar lebih menyerupai bercak. “Tapi Bapak tak marah kan?” dia ingin memastikan. Aku menggelengkan kepala. “Kalau begitu, saya tak perlu takut mengajakmu makan siang bareng kan” “Kenapa harus takut! Ayo” jawabku dengan dengan mematikan cpu-ku. Dia berlalu ke mejanya. Aku mengambil tissue yang terdapat di mejaku dan kubasahi dengan air putih. Selagi dia meberesi mejanya, aku sudah berdiri dekat kaca. Setelah dia mendekat, aku menangkap tangannya “Sebentar” aku melihat wajah serius, “coba Bapak lihat ke kaca” kataku, dan diapun melihat wajahnya di kaca. “Waduh” katanya setelah melihatnya. Dan memutar badannya. Tetapi lagi-lagi kutangkap, kali ini tangan kiriku berada di pinggangnya. Kusapukan tissue yang tadi kupegang untuk membersihkan noda pejuh tadi. Setelah bersih aku melemparkan tissue tersebut ke tempat sampah yang ada di situ. Kemudian berbarengan kami keluar kantor. Aku menuju pos security dan dia menuju parkir. Di pos security aku menunggu dia denngan sedannya yang mulus warna silver, buatan Toyota.

Setelah sampai di pos security, dan bicara dengan security, sebentar mobilpun keluar.

****

Setelah keluar dari gerbang security, aku lebih memilih diam tak bicara. Aku memilih diam agar dia merasa lebih bersalah. Dan saatnya tiba nanti, aku bisa balas dendam dengan buas. Tapi semakin berpikir seandainya aku ingin menikmati kontolnya sudah lebih mudah tanpa harus berbuat seperti itu. Karena sudah jelas dia seorang penggemar pria juga. Tapi aku sangat menginginkan lobang kenikmatanya disamping kontolnya untuk kukulum. Ahhhhh hayalku membangkitkan nafsuku setelah sedikit reda setelah muncrat tadi. Dan aku menyesal jadinya, aku memunculkan kesukaanku juga terhadap dia, setelah aku berhasil mengingat, pada saat aku hendak membersihkan pejuh di sudut bibirnya tadi. Aku memegang pinggangnya. Dan aku membersihkannya dengan mesra. Ahhhhh salahku juga.

“Kamu masih marah yah samaku, Kok diam aja ngomong dong” dia membuyarkan lamunanku. “Gak ahhh!” jawabku sekenanya, “lagi gak ada topic kayaknya” kataku. “Ngomong apa kek” katanya, “oh iya makan dimana kita?”tanyanya kembali. “Kayaknya rumah makan muslim pada tutup nih” jawabku, “gimana kalo kita makan fastfood aja, atau di rumah makan china” usulku. “Oke, masakan Chinese pun jadi” katanya

Aku kembali diam. Mataku tertuju ke depan. Baru kusadari, ternyata kaca mobilnya adalah kaca film yang apabila pandangan dari luar ke dalam tak akan terlihat dalam hari cerah seperti sekarang. Kulihat kaca kiri kanan juga demikian. Belakang juga. “Lihat apa? Kok krasak krusuk gitu?” tanyanya saat aku menoleh ke kiri ke kanan ke belakang. Dan cukup membuat aku kelabakan untuk langsung mejawab. “Ah gak aku tadi sempat ngelihat orang naik motor kayaknya mirip temen” jawaku tiba-tiba. Untung aku bisa jawab. “dimana sih rumah makan Chinese terdekat?” tanyaku mengalihkan topic. “Ada setelah simpang jalan bogor” katanya. Aku diam kembali. Dan dia diam juga untuk beberapa saat. Tapi untuk menghilangkan kepakuman dan tidak canggung, aku ingin memulai menanyakan beberapa hal tentang kesukaannya terhadap lelaki. Tapi lagi-lagi pikiranku jadi lawanku, kalau-kalau dia tak suka dengan pertanyaanku. “Pak boleh aku tanya sesuatu?” kataku secara tiba-tiba. “Kok malah pake permisi! Tanya apa aja boleh. Tentang yang tadi yah?” tanyanya kembali seakan bisa membaca pikiranku. “Iya. Kok bapak bisa-bisanya suka sama kontol? Padahal bapak dah punya?” aku jadi kelimpungan untuk bertanya. Padahal itu pertanyaan bodoh. “Aku dulu gak begitu. Aku pertama sekali begituan saat menjelang akhir kuliah. Oleh dosen pembimbing. Dia suka sama aku. Padahal dia sudah menikah. Waktu itu aku ke rumah dia bimbingan tugas akhir.” Dia bercerita. “Dari saat itulah aku keranjingan isap mengisap. Aku tau enak diisap dan mengisap” “Rusak amat jadi dosen seperti itu, mahasiswanya lagi” “Menurut aku gak juga karena waktu itu, dia gak memaksa aku kok. Pada saat itu aku berpikir tak lebih dari sekedar coba-coba. Tapi memang effeknya sampe sekarang”, katanya seakan menyesalinya. “Selama ini semua tau bapak sebagai straight” aku seakan ngeledek dia. “Kan bahaya kalau semua tau” Dalam hati aku geram. Seakan dia menyepelekan aku gak akan buka mulut. “Jadi bapak menyepelekan aku, bahwa aku gak akan buka mulut” aku memoloti dia. “bukan berarti begitu. Aku menganggap kamu itu dah dewasa dan gak akan membuka aib orang” dia diam sebentar, “tapi terserah kamu aja mau buka ato gak. Karena toh aku sudah siap apapun yang terjadi. Tadi memang ku akui aku sangat salah. Tapi aku buta, karena aku sangat horny setelah melihat anumu” katanya sambil sesekali menoleh aku. Aku terdiam “Jadi selama ini bapak dengan istri, gimana? Apa bapak gak pernah lagi setelah menikah?” aku mengoreknya. “Aku tetap juga doyan kontol, sekalipun aku sudah menikah.” Aku tak melanjutkannya lagi. Aku melirik selangkangannya disaat matanya tertuju ke depan fokus menyetir. Kulihat selangkangannya begitu menggunduk. Aku yakin kontolnya mulai hidup seiring topic pembicaraan kami tadi. Ingin rasanya tangan ini merayap, dan mulut ini mmengulumnya selagi dia nyetir. Ohh betapa nikmatnya. Aku jadi teringat dulu pernah seperti itu. Mengulum, mengocok teman yang sedang menyetir. Pada saat itu dia seakan hilang konsentrasi merasakan nikmatnya sampai dia muncrat selagi dia menyetir. Tapi kali ini disamping karena siang aku takut dia tak dapat mengendalikan pikirannya nanti dan tetap bisa memegang setir. Akupun mengurungkan niatku.

Sesampainya di rumah makan yang kami tuju, kami langsung memesan makanan dan menunggu sebentar. Setelah selesai, kami hanya sebentar saja disana, dia langsung mengajak angkat kaki.

Di tengah pejalanan aku menyakan dia apakah masih balik atau tidak ke kantor. Dan dia malah mengajak aku main-main ke rumahnya. “Istriku sedang berlibur, membawa mertua jalan-jalan ke Singapure. Sepi banget di rumah sendirian, mau dong!!” kata dia seakan merayu aku. Dalam hati aku sangat gembira, padahal tadi aku punya rencana mengajak dia masuk hotel dah menikmati pergumulan yang sangat kutunggu. Rencanaku mengajak dia tadinya langsung aja mengungkapkannya. Tapi dia sudah mengajak ke rumahnya lebih dulu. Dalam anganku terkabul dah menikmati kontolnya. Tapi aku masih agak jual mahal. “Ahh nanti bapak malah memerkosa aku kayak tadi!” aku beralasan. Dengan tersenyum dia berkata, “Kalo ada kesempatan kenapa tidak” katanya dengan senyuman tertahan, “gak deh percaya deh”

Kami pun meluncur kea rah rumahnya. Rumahnya besar. Halamannya tidak begitu luas. Tetangganya agak sepi. Sangat mendukung pikirku.

Setelah masuk garasi, dia membuka pintu akses dari garasi ke ruang keluarga. Aku dipersilahkan masuk. Dia pergi menutup gerbang dan setelah itu mengunci garasinya. Aku masuk ke ruang keluarganya. Disana terletak televisi layar lebar yang di depannya terbentang karpet sangat lembut. Dari situ akses becabang ke ruang tamu, ke dapur, dan kamar. Lurus dari televisi ke depan di ujung karpet ada sebuah meja, kemudian sofa. Hayal liarku membayangkan posisi karpet dan sofa itu. Berapa kali sudah dia bercinta atau make love dengan istri atau siapa aja di sofa dan karpet itu. Aku senyum sendiri menghayalkan itu. Aku masih berdiri menikmati ruangan itu. Sungguh ruangan yang nyaman untuk bercinta. Khayalku semakin merajalela. Karna terbuai pikiran kotorku, dari jarak jauh aku berdiri, aku memeriksa karpet itu, barangkali ada bercak bekas muncratan pejuh. Tapi sepertinya tak ada. Ahh betapa kotornya pikranku saat itu.

“Loh kok berdiri aja sih! Duduk dong, anggap aja rumah sendiri!” dia mengejutkan aku di ambang pintu. “Segan ah tuan rumah belum masuk, masak langsung duduk!” kataku beralasan. “Gak apa-apa lagi” katanya sambil meletakkan kunci mobilnya di atas meja, setelah pintu akses ke garasi tadi dia tutup. Akupun melangkah ke ujung sofa menghempaskan pantatku sedikit agak ke tengah sofa. Sambil menarik pakaiannya dia berlalu menuju dapur. Aku memperhatikannya membuka bajunya. Sambil membuka bajunya dia menawarkan aku mau minum apa, yang kujawab air putih aja. Dengan hanya memakai jeans dan singlet, dia datang membawa 2 gelas dan botol air minum. “Silakan!” ucapnya, sambil meletakkannya di atas meja.”mo ganti baju dulu” katanya berlalu menuju kamarnya. Seandainyalah aku yang membuka jeansnya, ohhhh mesranya, lagi-lagi khayal gilaku. Kucoba menepisnya dengan menuang air minum dingin ke gelas.

Baru seteguk kuminum, dia sudah kembali dengan memakai celana pendek putih dengan singlet putihnya. Tanpa dia sadari aku sangat menikmati pemandangan itu. Sangat seksi.singlet yang ngepas, celana pendek yang hanya setengah paha, tipis lagi. Dia berjalan menuju tv dan menghidupkannya. Pada saat dia membelakangi aku, ternampak olehku bentuk CDnya. Ohh seksinya, pikirku. Jantungku berdetak keras menikmatinya.

Setelah itu, dia mengambil posisi, tepat di samping kiriku. Sehingga dengkul kami sedikit bersentuhan. Tepat seperti yang kurencanakan makanya aku mengambil posisi lebih awal sedikit ke tengah. Dengan sudut mataku, aku bisa melihat tonjolannya terbentuk oleh celananya yang menyempit setelah duduk. Jantungku semakin kuat berdetak. Ingin rasanya tangan ini menjalari bagian itu. Tapi aku masih berhasil menenangkan diri dengan merentangkan tangan kananku sehingga badanku sedikit menjauh dari badannya.

Di tv sedang, menayangkan acara infotainmentnya para artis berlebaran. Bosan. “Malas banget nonton acaranya, gosip melulu” kucoba membuka pembicaraan. “Emang! Tapi gak ada lagi acara yang enak selain ini di jam segini” jawabnya dan meletakkan remote tv. Aku menarik tangan kananku. Tetapi justru dia merentangkan kedua tangannya di punggung sofa. Sehingga telapak tangannya berada dekat dengan pundak kananku. Dia memulai pikirku. Seandainya dia mau memulai dengan menyentuhpundakku akan kulayani, pikirku.

“Kok bapak gak ikut ke singapure?” aku memulai pembicaraan dengan menoleh ke arah dia. “Iyah ngerti ajalah jalan sama mertua mending gak usah ikut. Lagian kan kerjaan numpuk biarpun gak dijadwalkan masuk.” Katanya dengan melihat mataku. “Kerjaan kan gak ada habis-habisnya Pak!” mataku kuarahkan ke tv.”sementara liburan bareng keluarga kayak gini jarang-jarang ada” aku melanjutkan. Aku semakin tak sabar menunggu sentuhannya di pundakku. Namun masih kutunggu. “Iya sih!” matanya tertuju ke tv juga, tapi dia menggangkat kakinya sebelah kiri ke atas sofa. “lagian malu dong sama mertua. Biaya kesana semuanya ditanggung mertua” aku menoleh ke dia. Dan aku berhasil melihat gundukan selangkangannya semakin terhimpit. Dan kepala kontolnya jelas tercetak menggunduk. Hanya sepintas, karena aku kembali melihat layar tv. “Sebetulnya mertua, ngajak aku juga. Tapi dengan berbagai alasan jadilah aku tak ikut” katanya melanjutkan.

“Kalo seandainya aku sih, aku mau aja!” kataku dengan sedikit tertawa sambil merebahkan kepalaku dengan pura-pura gak tau tangannya ada di belakang. Kesabaranku menunggu dia menyentuh pundakku hilang. Sehingga kepalaku kurebahkan. Namun dia tak menariknya. Aku memejamkan mata.

“Kan itu kamu,” diapun merebahkan kepalanya ke belakang, “kan prinsip orang kan beda-beda” dia terhenti tapi tangannya mulai mengusap pundakku. Jantungku mulai berdetak keras. Karena yang kutunggu akhirnya datang juga. Belum berhenti tangannya mengusap pundakku dengan pelan, tiba-tiba dia melanjutkan, “iya juga yah! Perduli amat itu uang mertua.”

Aku jadi tertawa dan berucap, “ Mertuamu kan kaya!” aku memberanikan diri meletakkan tangan kiriku di daerah dengkul kanannya. Berpura-pura membetulkan dudukku sehingga aku lepas dari usapan tangan kirinya. “seandainya mertuamu gak kaya, yah wajar dong berpikiran seperti itu.” Tanganku kutarik ke samping. Sehingga berada tepat sebagai pembatas pinggul kami berdua.

Diapun membetulkan badannya dan menarik tangannya. Namun justru dia meletakkan kepalanya tepat di sisi pundak kiriku. Aku diam aja. Malah kutarik tanganku dan kuberanikan diriku meletakkannya di atas pundak kirinya. Inilah saatnya untuk memulainya pikirku. Tetapi aku sangat enggan untuk memulai. Aku memandang ke arah tv. Di dekat tv ada beberapa frame foto keluarganya.

Aku berdiri mendekati foto itu. Dia mengikuti dengan mengangkat kepalanya. Aku berdiri dekat televisi. Tanpa melihat ke belakang, “ini foto istrinya yah pak?” tanyaku berpura-pura. Dan tanpa menunggu jawaban, “cantik juga istri bapak” . Kutahu dia terpancing.

“Inilah keluargaku” katanya mendekat. Dengan meletakkan tangan di bahuku, aku merasakan getaran sangat nikmat. “Yang ini mertuaku” katanya dengan menunjuk pake tangan kirinya, ke sebuah foto. Foto itu menunjukkan seorang bapak sedang duduk di kursi.

Dengan melingkarkan tangan kiriku ke pinggangnya dari belakang. Telapak tanganku terbuka lebar di sisi perutnya. Dia semakin merapatkan badannya. Aku tahu dia semakin tergoda. Namun segera kusadari dan aku melepaskan diri dan kembali duduk. Dia pun mendekat dan duduk. Namun kali ini duduk kami sangat rapat sehingga paha kanannya menempel ketat ke paha kiriku. Aku semakin terbakar nafsu ingin langsung memeluknya. Tetapi aku masih menahan diri. Aku sempat melihat gundukan celananya semakin menggoda. “Sudah berapa lama ibunya berlibur?” tanyaku “Hampir seminggu!” katanya singkat “Pantesan….!” “Pantesan apanya?” katanya sambil senyum “gak peduli jeruk makan jeruk!” kulewatkan tangan kiriku untuk terentang dan dia mengangkat kepalanya. Saat ini tanganku jadi bantalnya. Telapak tangankupun mulai mengusap bahunya yang telanjang. “Yang penting enak”, katanya seraya tangannya mengusap pahaku. Kali ini kubiarkan. Karena aku gak sabar lagi agar segera menggumuli dia. Kupandangi wajahnya lekat lekat. Dan dia juga memandang mataku tak lepas. Kami beradu pandang. Tangannya semakin menjalar ke arah selangkanganku. Kudekatkan bibirku ke mulutnya tanganku satu lagi memegang wajahnya. Diapun mendekatkan mulutnya ke mulutku. Kulumat mulutnya Lidah memainkan lidah, bibir menyedot bibir. Tanganku merasakan tongkatnya semakin membesar. Dia memperlebar bukaan pahanya, sehingga tanganku semakin leluasa. Sementara tangannya semakin buas menjelajahi selangkanganku. Kulepas lumatanku untuk sesaat. Seakan tidak rela dia mengikutkan wajahnya. Kupandangi matanya sambil tersenyum. Diapun tersenyum melihat mataku. Kembali kulumat mulutnya. Akupun mengambil manuver menduduki pangkuannya dan dia ku peluk erat. Diapun melingkarkan tangannya memeluk erat. Kemudian kulekatkan pipiku ke pipinya dan ku gesek-gesek. Diapun memanjangkan lehernya. Aku ciumi lehernya membuat dia melenguh nikmat. Aku semakin buas dan leluasa menjilati sekujur lehernya. Seakan disengat listrik dia meregangkan badanya. . Tanganku bergerilya di sempitnya badanya ke sofa. Sambil melumat mulutnya, kupegangani singletnya untuk membuka. Dia memberikan akses. Kutarik ke atas. Nampaklah bulu-bulunya di dada dan perut. Oh sangat sexy sekali. Gerakanku semakin membuat kontolku membesar. Kontolnyapun semakin menekan telorku. Memanas. Dia semakin melumat mulutku. Aku semakin sesak bernafas. Dengan susah payah kutarik nafasku dengan hidung. Wajahku menjelajah dadanya. Kugigit lembut pentilnya susunya. Kepalaku dipeluknya dengan erat menahan nikmatnya. Kumainnkan kiri dan kanan. Pakaianku teracak-acak oleh usapan tangannya. Kepalaku turun ke perutnya. Terus ke selangkanganya. Aku menciumi celananya. Kontolnya sudah sangat keras di balik celana pendeknya dan sepertinya sudah sangat sesak. Aku menekan mulutku disana. Dia melenguh tak karuan. Aku menggigit kontolnya . “ohhhhhh ahhhhhhh umphhhh” dia melenguh habis, “aku taka tahan lagi” katanya tertahan. Dengan segera aku menurunkan celananya sekaligus. Terpampanglah kontolnya yang sudah tegak maksimum mengayun menabrak wajahku. Hmmmmm mengasyikkan. Tanpa menunggau lebih lama, aku melumatnya. Kumasukkan seluruh kontolnya sampai menyentuh tenggorokanku. Entah suara apa yang keluar dari mulutnya menahan nikmatnya. Dan terakhir dia bilang “please jangan siksa aku seperti ini”. Akupun menaikkan wajahku menuju wajahnya. Kulumat kembali mulutnya. Dengan rakus lidahnya menyambut mulutku. Tangannya dengan cepat dan berusaha melucuti pakaian dan celanaku. Sangat lihai sekali. Hingga dalam hitungan singkat aku sudah telanjang bulat. Dia memutar sehingga aku terduduk dan saat ini dia mau mengambil kendali. Menciumi seluru badan bagian depanku. Taklupa juga dia menggigit lembut kedua pentilku. Aku menggelepar tak terkontrol menahan nikmatnya. Dan akhirnya dia mengulum dan melumat kontolku. Kalo sudah begini biasanya aku tak tahan lama. Sangat nikmat. Dengan berpikir aku tak mau kalah dulun aku menarik wajahnya ke atas. Melumat kembali mulutnya. Aku melorotkan pantatku, sampai turun ke karpet. Kini kami sudah di lantai berkarpet itu. Dia menindih aku. Kuputar lagi agar dia di bawah. Kami berguling tak karuan. Kadang badanku atau badanya menyentuh kaki meja. Kami tak perduli. Kami sudah dikalahkan oleh hasrat yang menggebu dan memanas. Disaat aku menindih dia, kujelajahi kembbali badannya sampai ke bawah. Kulumat kontolnya. Masuk mundur, maju mundur. Kujilat telornya yang membulat. Uhhh tak muat di mulutku. Aku hanya bisa mengulum sebelah saja. Entah apa yang keluar dari mulutnya. Kujilat anusnya, diapun menggangkat kakinya memberiku ruang. Sambil kukocok kontolnya, kutusukkan lidahku menerobos buritnya. Baru lima kali tusukan, dia berbisik, “ aku tak tahan lagi, jangan siksa aku. Ohh nikmatnya” aku tak perduli. Kutusuk terus buritnya. “ohhh please, jangan lidahmu kontolmu aja” mendengar itu, aku mengangkat badanku. Daan kuciumi mulutnya yang dia terima dengan senang hati. Kuarah kan kontolku ke buritnya. Dengan susah payah aku memasukkannya. Dengan upaya berulang akhirnya kepala kontolku bersarang juga. Aku menahannya di situ beberapa saat. Aku asyik melumat mulutnya, agar dia lupa kalo yang masuk baru hanya kepala kontolku. Dan setelah bibir lobang kenikmatannya tidak mengunci kontolku lagi, dengan kasar aku mendorongkan kontolku sampai amblas seluruhnya dan bersarang memenuhi lobang kenikmatannya. Aku tahu dia kesakitan. Dari suara tertahan yang keluar dari tenggorokannya, karena kubekap dengan mulutku. Dengan kuat dia meronta. Namun dia tidak berusaha melepas atau mendorong aku. Hanya tangannya yang dia hempaskan ke karpet. Dengan erat dia kupeluk agar rontaannya tidak sampai melepaskan kontolku. Aku diamkan sebentar.. Aku melepaskan mulutku karena dia tak meronta lagi. Kupandangi wajahnya. Matanya tertutup rapat dan mulutnya menyeringai menampakkkan giginya. Sambil kupandangi wajahnyanya, tangan kananku meraih kontolnya, kuelus, dan sudah setengah tegang. Kukocok perlahan. Dia menikmatinya. Dengan sayu dia membuka matanya. Aku tersenyum dan dengan senyuman paksa dia membalasnya. Diapun kemudian menarik badanku untuk dipeluk. Aku mulai mengayun dengan perlahan dan semakin lama semakin kencang. Wajahku kubenamkan di lehernya. Tangan kananku mengocok kontolnya. Beberapa saat kemudian dia menarik tanganku dan aku merasakan jepitan lubangnya. Aku tau dia semakin menikmatinya. ‘aku mau keluar ‘ dia berbisik. Dengan memeluk erat aku membalas bisikannya, ‘keluarkan sayang ‘. Dan bersusah payah aku memompa kontolku. Beberapa saat kemudian aku merasakan panasnya laharnya di perutku memperlicin badan kami. Berkali kali tembakannya. Pelukannya erat sekali. Nafasnya tertahan. Seiring dengan itu laharkupun meledak di lobang kenikmatannya. Kami terhempas tak bergerak. Aku masih dipeluknya erat. Kulumat kembali mulutnya. Entah berapa lama kami seperti itu. Tapi aku merasakan kontolku lepas sendiri dari anusnya, karena lemas. Aku menjatuhkan diri ke samping. Kupandangi langit-untuk sesaat. Dengan bertopang dengan tangan kiriku, aku tidur menyamping, kulihat betapa banyanknya spermanya di perutku dan perutnya. Sangat banyak, bahkan sampai dadaku dan dadanya. Kuusap sperma yang didadanya. Dia diam aja. Kupandangi matanya. “ ternyata kamu liar juga yah!!! Tapi kasar mainnya ‘ dia membuka pembicaraan. “sorry deh! Keburu nafsu” kilahku “Nggak apa-apa. Nikmat kok dan aku suka banget!” katanya sambil memeluk aku. “Besok kan gak dutymu?” tanyanya dan aku mengangguk. “Kamu tidur disini yah!!!” ajaknya. Aku diam aja. Dan akhirnya malam itu kami bermain habis-habisan. Entah berapa kali kami menikmatinya. Di kamar mandi, di dekat tv, bahkan dia tak perduli dengan mengajakku tidur di ranjang tempat dia tidur dengan istrinya. Malam itu sampai besoknya. Bahkan anusku terasa panas sampai dua hari, karena dia juga mengentoti aku. Aku pulang dari rumahnya jam 4 sore besoknya. Setelah itu kami juga sering melakukannya tetapi kebanyakan di motel. Karena gak ada tempat yang aman. Untuk menutupi agar teman sekerja tidak curiga kami hanya smsan. “kutunggu di kamar xxx, motel yyy yah” atau “masihkah ada pejuhmu untukku” atau “Kurindu kontolmu” atau “ jangan ngocok buritku masih mau menampung”. Nah kalo membalas yang ini, aku menuliskan, “ah paling juga aku mendapatkan sisa yang kau kasi sama binimu” Dan banyak lagi smsan yang lain. Hingga akhir kami di PHK dari perusahaan itu karena tutup, kami selalu melakukannya paling tidak 3 kali sebulan. Dan kami sangat menikmatinya dan tanpa diketahui siapapun. Dan aku memutuskan kontak dengan dia setelah aku pulang kampung. Pada awalnya setelah dia bekerja, dia juga menawarkan pekerjaan samaku di tempat kerja dia. Tapi aku tak mau karena akan menambah beban dia nantinya. Aku tak mau kami bubar setelah orang mengetahui hubungan kami. Lebih baik putus sebelum orang mengetahui, karena ini tidak umum di masyarakat kita.


Antara aku, bang Umar dan Mas Bagus
16 Januari 2011 tommylovezacky 36 komentar

Semenjak kepergian ayahku, ekonomi keluargaku nyaris ambruk, sakit yang dideritanya dulu memaksa kami menguras semua harta yang kami miliki, ayahku yang hanya seorang supir pribadi tak bisa memiliki cukup tabungan, yang kami miliki telah habis, sayangnya semua itu belum cukup membiayai pengobatan hingga kondisinya makin parah dan tak tertolong lagi. Kami semua sangat terpukul, terutama Ibu, tapi itu tak membuatnya lemah dan jatuh, karena Ibu sadar, selain aku, masih ada 4 orang adikku yang harus dibiayai hidupnya, hingga dengan sedikit sisa modal yang ada,Ibu berjualan nasi setiap pagi dipasar. Namaku Satrio Wardhana,usiaku kini masih belum genap 23 tahun. Karena ekonomi keluarga yang pas – pasan telah mendidikku jadi anak yang prihatin,aku tahu ibuku berjuang keras agar aku tetap bisa sekolah,dan aku sadar perjuangan ibuku meyekolahkanku, hingga akupun tak ingin mengecewakannya.Sampai akhirnya aku bisa lulus SMA dengan nilai yang membanggakan. Tapi sayang akupun tak mungkin kuliah, sekuat apapun keinginan itu, rasanya mustahil bagiku dan Ibuku,hingga pak Man, pemilik bengkel di dekat rumah, menawarkan kesempatan untuk bekerja di bengkel bubut miliknya, aku pikir, mungkin sudah saatnya akupun membantu ibu memikirkan biaya hidup keempat adikku. Bulan berganti tahun,pekerjaanku yang kasar dan full power telah banyak merubahku, secara fisik tentunya, orang bilang badanku mulai berotot, tapi jika diperhatikan, akupun merasakan demikian, aku pikir lumrah jika itu terjadi, saat besi as bahan mentah untuk bubutan datang, aku dan beberapa temanku yang selalu kebagian untuk membongkar,menurunkan dari Colt diesel dan membawanya ke gudang yang jaraknya hampir 50m, dengan jumlah ratusan batang dan frekuensi yang nyaris rutin 2 kali seminggu, sehingga badan kami otomatis terbentuk,tak ubahnya latihan beban di fitness centre. Meskipun tubuhku tak sekekar bang Umar, teman sekaligus kakak angkatku di bengkel,atau bang Farid,menantu pak Man,yang sepanjang hari selalu saja telanjang dada memamerkan otot dada yang bulat dan tampak padat yang ditumbuhi bulu halus, serta bicep yang bertato pada kedua lengannya, berkulit coklat agak gelap,tetapi tampak bersih dan segar, seumur dengan bang Umar, sedang abang2 yang lain meskipun tak sekekar kami tetap saja tampak jantan berotot. Bang Umar sangat baik kepadaku dan keluargaku,dia orang Padang, umurnya sekitar 30 than,belum menikah, dia tak punya famili di Jakarta, hingga kamilah yang jadi keluarganya,aku sendiri heran kenapa di umurnya yang sudah mapan dia belum ingin berkeluarga,secara fisik bang Umar nyaris sempurna,wajahnya tampan,lebih tampan dari bang Farid,berkulit coklat terang, selalu memangkas pendek rambutnya,jambangnya tak pernah lupa dirapikan, membuatnya makin tampak segar,jika dibandingkan, dia lebih mirip bintang Iklan di TV, ditambah postur tubuhnya yang tinggi hampir 180an, lebih tinggi 5 – 10 cm dariku,kekar dan tampak sangat jantan.Pembawaannya yang kalem membuat kami segan kepadanya, sehingga pak Manpun mengangkatnya jadi kepala bengkel.Aku sangat dekat dengannya,rasanya seperti memiliki kakak kandung,kemana mana bersama, bahkan bang Umar sering menginap di rumahku,meskipun dia memiliki kamar di lantai 2 diatas bengkel. Suatu hari aku telat masuk bengkel karena motorku mogok saat mengantar adikku ke sekolah, sesampainya di bengkel bang Farid menegurku Darimana aja yo, tuh si Umar gelisah nungguin lo, katanya sambil cengegesan, kujawab apa adanya, bergegas aku ganti baju di belakang, sesampainya di bengkel Lama lama curiga neh sama Umar, jangan jangan elo lagi calon bininya, kemana mana berdua aja riuh tawa spontan terdengar, kami hanya cengar cengir bingung mau jawab apa, ah buat apa diladenin juga,pikirku. Yo, gw kasih tau yee, si Umar tuh kayaknya ga demen cewek, dia demennya cowok kekar kaya elo,apalagi lo ganteng, kalo gw kan udah ada bini, makanya dia gak brani, lo liat aja kamarnya, banyak gambar cowok kekar ditempelin di dinding, bang Umar cuma senyum2 saja, kembali semuanya tertawa, tapi tak lama setelah itu pak Man datang sehingga kami seketika diam,dia memanggil bang Umar ke ruangannya,sepertinya ada kerjaan baru, dan benar adanya, hari itu terpaksa kami lembur kejar target. Karena lelah hbs lembur,malam itu aku meminta numpang tidur di kamar bang Umar .Setelah mandi akupun bergegas ke kamarnya, sementara bang Umar masih di bengkel di lantai dasar.Aku baru pertama tidur di kamar bang Umar, saat masuk, aku mendapati ruangan kamar yang rapi dan bersih, aku baru ingat bang Umar tidak merokok,kupandang sekeliling,ada sebuah kasur ukuran no 2, sebuah lemari kayu dan meja kayu yang cukup besar, diatasnya cuma ada gelas dan botol air, beberapa poster binaraga luar dan lokal tampak berpose di dinding kamar yg bercat putih,dan sebuah cermin yang cukup besar,2 kali lebih besar dari punyaku di kamar, aku tak berfikir terlalu jauh, aku menganggap itu hanya obsesi bang Umar yang ingin seperti mereka.Kubaringkan tubuhku di kasur lantai yang sudah agak kempes,tak lama bang Umar masuk,ternyata dia selesai mandi,tubuhnya hanya dibalut handuk selulut warna biru, rambut dan bahunya masih tampak basah, aku tertegun memandang keindahan tubuh pria tampan itu, pemandangan yang sangat jarang kunikmati..tampak sexy, dia berdiri sebentar menatap poster dan meniru gaya mereka, aku tersenyum geli dibuatnya,dia mengajakku mengikuti tingkahnya,kutanggalkan kaos yang membungkus tubuhku,kami tertawa melihat tingkah kami di depan cermin,sambil sesekali kami saling memuji bahkan saling menyentuh otot di tubuh kami, tapi sungguh, aku melihat bang Umar yang lain disana,dia begitu ceria, dan makin sexy, entah kenapa akupun bahagia di dekatnya. Sekitar pukul 00.30 kami beranjak tidur, dia meminjamiku celana pendek gombrong,lama kucoba untuk tidur dengan mencari posisi yang nyaman, tapi tetap saja tak bisa lelap, baru kusadari kamar ini panas,aku mendengar bang Umar sudah mendengkur, kutoleh dia, ternyata dia telanjang dada,dengan posisi telentang, kepalanya bertumpu pada kedua telapak tangannya, ah kupikir juga lebih baik begitu,kutanggalkan kaosku,kasur yang sempit memaksa kami tak berjarak, siku bang Umar terasa hangat di punggungku,sebenarnya aku cukup terganggu,tak lama dia merubah posisi kini posisinya menghadap punggungku. Aku masih belum terlelap saat kurasakan tangan kekarnya mulai memeluk perutku, ahh,kubiarkan saja, entah kenapa aku merasa nyaman,tak lama tangan itu mu lai menjalar ke dadaku,membelainya pelan dan mulai meremas, lagi – lagi aku menikmati diperlakukan seperti itu,bahkan aku melenguh saat jari2nya memilin putingku yang merah, aku mendesah nikmat, tak lama kemudian kurasakan ada tubuh yg menempel punggungku,hangat,ciuman lembut mendarat di punggungku,menjalar ke leher, aku bener2 keenakan,dia bangkit dan mulai menciumi pipiku, aku terpejam nikmat, aku benar benar tak kuasa menolak,tapi aku sendiri bingung dengan kelakuan bang Umar,apa dia juga menyadari perbuatannya..aku membuka mata,yang tampak hanya tubuh kekar yang mulai berkilat dan lembab karena keringat sedang menindihku penuh nafsu,ciuman dan jilatan menjalar mulai dari leher turun ke dadaku,aku mulai berfikir, jangan jangan dia mengigau, Bang..kamu kenapa? sejenak dia berhenti, berdiri dengan kedua lututnya lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya,posisiku masih telentang di depannya,dia menghela nafas panjang lalu mulai bicara, wajahnya tampak serius, Maaf yo, tadi abang lepas kendali wajahnya tertunduk.. Maksud abang ? Tanyaku ga paham Kamu boleh marah atau mencaci abang, ah mungkin abang ga pantas jadi kakakmu karena berbuat tidak senonoh, tapi Abang harus jujur sekarang, Abang suka sama kamu aku terdiam,perlahan bangkit lalu duduk di depannya, kini aku bingung, walaupun sebenarnya aku juga suka sama dia, tapi tak pernah terlintas sampai sejauh ini Tapi bang, kita kan sama sama laki laki .. Iya Yo, abang sadar ini ga mungkin,??? ya..sudah kita tidur lagi aja, maaf Abang sudah mengganggu tidurmu lantas dia berbaring membelakangiku, aku masih tak percaya apa yang baru saja terjadi, harusnya bisa saja langsung kubilang aku juga sayang sama dia,tapi kenapa tak kulakukan, aku menyusulnya berbaring, tapi bukan untuk tidur,rasanya tak mungkin lagi mata ini terpejam..sudah cukup lama kami berbaring saling membelakangi,tak juga kudengar dengkurannya, apa dia juga belum tidur, hatiku berkecambuk antara menerima dia atau melupakan kejadian tadi dan tidur sampai pagi..kubalikkan tubuhku, kini aku menghadap punggung kekarnya yang coklat terang,lukisan otot bahu dan punggung yang jelas terukir entah kenapa tampak begitu menggairahkan, kubelai punggung itu, dan kucium,kudengar bang Umar mendesah pelan, kucium hingga ke tengkuknya, dan kubalikkan badannya Bang, Rio juga sayang sama Abang kataku lirih,dia memijit mijit keningnya seperti orang pusing,aku tahu itu hanya ekspresi dia saat tegang, bahkan degup jantungnya bisa kudengar, kusingkirkan tangan dari wajahnya, dia terpejam, lalu kedua matanya terbuka perlahan,aku tersenyum, diapun membalas agak kaku, kubelai wajah tampannya yang mirip Yama, bintang iklan itu, baru kali ini kusaksikan wajahnya dari dekat,sangat tampan,diciuminya telapak tanganku, lalu dibelainya wajahku Kamu ganteng banget Yo aku tertawa, ah..bang Umar lebih ganteng , wajah kami makin dekat, diciumnya keningku,lalu perlahan dia mengecup bibirku,aahh, sungguh sensasi yang luar biasa berciuman dengan sesama pria, kubalas ciumannya, lama kelamaan, ciuman kami makin buas,aku sangat menikmati saat lidahnya menjelajahi rongga mulutku, kulakukan juga padanya, kedua tangannya sibuk meraba raba tubuhku,meremas bongkahan pantatku yang montok dan keras, akupun tak mau kalah, aku rasa ada yang mengganjal celana kami sesuatu yang tadi tertidur kini ikut terbangun, bahkan seperti ingin bebas dari sarangnya,bang Umar merubah posisi, kini gantian aku yang ditindihnya. Mulutnya mulai menjelajahi dadaku yang bulat dan padat, puting susuku jadi sasaran pertama,rasanya nikmat luar biasa, aku baru tahu kalo puting susu pria juga nikmat saat dirangsang, Dewi, mantan pacarku dulu, wanita pertama yang mengajariku tentang sex,bahkan telah merenggut keperjakaanku, selalu kelonjotan saat puting susunya kuisap,dan kini, akupun kelonjotan saat mulut bang Umar dengan penuh nafsu memainkannya,tubuhku mulai keringatan,membekas di seprai yang putih,lidah bang Umarpun sangat lihai menari nari diatas pusarku, aku seperti orang kehabisan nafas menahan nikmat yang kurasa,ditanggalkannya celanaku, diapun begitu, kini kami berdua telanjang bulat, baru kusaksikan kesempurnaan tubuh bang Umar seutuhnya,kontol yang tegak perkasa tampak indah ditopang testis yang bulat kokoh, jembutnyapun tampak rapi,kini kami berdiri di atas kasur dengan bertumpu pada lutut, saling meraba kontol yang ukurannya nyaris sama panjang dan besar, Kontolmu gede juga Yo, kaya pentungan satpam, haha aku tertawa pelan,kami saling meraba kontol, tampaknya ada cairan bening diujungnya,ahhh…baru kali ini kontolku diraba laki – laki lain,sensasinya nikmat luar biasa, lalu kami kembali berciuman mesra, saling peluk dan remas otot dada kami yang bulat, kontol kami tegang beradu.Bibirnya yang merah mulai liar menjelajahi tubuhku, tubuhku yang basah berkeringat tak diperdulikannya, seakan ingin mengecap buliran keringat yang mengalir di sela sela ototku.Dan lidahnya kini lama bermain di kotak 6 sebesar bungkus rokok yang tercetak di perutku, aku hanya bisa melenguh nikmat sambil meremas mesra rambutnya,otot bahunya tampak begitu indah, kini ia menungging,pantatnya tampak indah terbentuk, ciuman lembut mulai bersarang pada batangku,dia mulai memegangnya lembut,aku kembali keenakan saat lidahnya menyapu batang kontolku,dan tak lama kemudian aku merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti kontol panjangku,aku seperti tercekat kembali kehilangan nafas merasakan kenikmatan isapan bibir merah bang Umar pada kontolku, jauh lebih nikmat dari bibir Dewi,tangankupun tak mau diam, biasanya pada posisi seperti ini aku agak menunduk,salah satu tanganku meremas dan berusaha meraba serta memasukkan jariku ke vagina Dewi agar mudah menerima kontol besarku saat kuentot mahasiswi nakal itu dengan buas.Kini, kulakukan hal itu pada abangku,kuraba belahan pantatnya, jauh lebih keras dari pantat Dewi,tapi tak ada vagina sempit seperti milik Dewi disana,hanya lubang dubur milik pria kekar itu yang sepertinya bisa kurangsang dengan jariku,dan ternyata benar, bang Umar terdengar melenguh nikmat saat satu telunjukku keluar masuk di lubangnya, aku semakin bersemangat merangsangnya, cukup lama kulakukan itu padanya. Bang Umar menyuruhku telentang,diisapnya lagi kontolku dengan lembut,kedua biji pelerku diisapnya juga, deru nafasnya makin jelas terdengar, kami benar benar sudah tak bisa menahan nafsu yang tak seharusnya ini, diangkatnya pahaku, aku turuti saja, aku pasrah dengan apapun yang dia lakukan padaku, kini aku seperti terbang karena sensasi kenikmatan bibir dan ujung lidahnya di lubang anusku,aku hanya bisa mengerang nikmat, karena memang begitu nikmat, tapi aku tak mau seterusnya diservis olehnya, sungguh tidak adil, maka kini kuminta ganti posisi untuk ber 69,posisiku kini di bawah seperti yang biasa kulakukan dengan Dewi, cairan vagina Dewi adalah favoritku, kini berganti dengan precum nikmat dari kontol super Bang Umar, awalnya aku ragu untuk mulai mengulum kontolnya, coba perlahan kulakukan, tetap saja seperti mau tersedak,tapi nafsu mengalahkan segalanya, kini aku dengan lahap menikmati kontol bahkan lidahku sudah lihai menjelajahi lubang sempit kemerahan di belahan pantat sexy yang juga kemerahan karena kuremas agak kasar, diujung sanapun bang Umar tak henti hentinya merangsang kontol dan lubang duburku, sprei dia kamarnya tak ubahnya cucian yang baru kelaur dari mesin cuci, basah kuyup oleh keringat kami berdua yang terus mengalir deras…. Bang Umar sedang membujukku, sambil tangan kanannya menggenggam kontolku yang sudah sekeras batu Jangan ah Bang, itukan sakit, lagipula itu tempat kotoran, aku ga mau ah .. Ayolah Yo, abang jamin kamu pasti ketagihan aku lama terdiam mempertimbangkan tawarannya, dia mendorongku perlahan agar berbaring, lalu dia bangkit dan membuka lemari, dan kini gel bening telah siap di tangannya, aku berdebar masih tak percaya akan melakukkan ini, dibalurkannya gel dingin ke kontolku yang tegak menjulang, lalu dia mengangkangi wajahku agar dapat kurangsang lubang sempit itu, setelah dia merasa siap, dia mulai ambil posisi jongkok siap menerima kontolku, perlahan dia membimbing batang kontolku agar mudah memasuki lubang anusnya,rasa penasaran membuatku tak sabar ingin segera menganal lubang dubur pria tampan bertubuh kekar di depanku denga penuh nafsu, karena masih kesulitan menembus, Mas Umar menambah pelumas, akupun tak sabar menyaksikan kontol besarku ditelan pantat montoknya, aku makin bergairah menatap abangku bercucuran keringat tak sabar ingin segera aku sodomi,kepala kontolku perlahan terbenam,kontolku mulai terasa terjepit kuat, seketika bang Umar meringis kesakitan, aku mulai khawatir, ” kenapa bang ? ” tanyaku sedikit panik, karena kini kulihat wajah dan dadanya tampak begitu merah, aku tak tahu kenapa, entah karena sakit yang dia tahan atau karena nafsu yang menggebu – gebu, dia berhenti, kontolku belum sepenuhnya masuk, ditariknya keluar lagi, lalu dimasukkan lagi, bahkan lebih dalam, demikian diulang hingga beberapa kali, oh..aku tahu maksudnya sekarang, dia ingin agar anusnya mulai terbiasa menerima kontolku yang cukup extreem, kini kontolku yang hampir 20 cm terbenam sepenuhnya dalam pantatnya yang montok, aku mulai didera nikmat teramat sangat, aaggggh….gila, rasanya lebih nikmat dari vagina Dewi, terlebih saat bang Umar mulai menggoyang pantatnya naik turun, aaggghhhh….erangan nikmat dan deru nafas terdengar sangat indah, kami seperti tak pernah kuatir ada orang lain yang mendengar rinihan nikmat ini…” Yo…enak banget…kontoll lo yo..aaaggggghhhhh .abang suka banget…aaaghhhhhh aaghhhhhhhhh..lo mesti ngentotin abang tiap malam yo, aaaaghhhh…” mulutnya muali meracau karena nikmat yang tiada tara…, sementara matanya merem melek keenakan ” Ya bang, enak banget bang..aaghhhh .lebih enak daripada memek si Dewi bang, pantat abang lebih keset…..agggghhhhh…boleh bang Rio entot abang tiap hari….aggghhhhhh aggghhhhh…..agghhhhh,Rio sayang abang…..” cukup lama bang Umar menduduki kontolku,buliran keringat makin deras mengalir, tubuhnya yang berkilat makin membuatnya sangat menggairahkan….kontolku benar benar terstimulasi dari unjung hingga pangkalnya dengan baik oleh pria kekar itu, ohhh…rasanya tak percaya bisa terjadi..orang yang sangat kukagumi kini kunikmati dengan buas, bahkan dia tampak sangat bahagia kusodomi…aku belum puas menikmati pantat montoknya, kini kami ganti posisi, kuminta abangku berbaring, kami melakukan dengan hati – hati tak ingin kontolku terlepas dari pantatnya, maka kami saling berpegangan kuat, otot dada dan lengan nya yang makin menyembul karena menahan beban tubuhku sungguh makin memabakar gairah, kini tubuhnya kutindih, kuangkat salah satu kaki di bahuku.. kupegang pahanya yang kekar sambil terus kuhujamkan sedalam kubisa kontolku yang lapar, erangan nikmat kami berdua nyaris tak pernah terhenti, kontol bang Umar pun berayun – ayun begitu tegang dan nampak sangat indah, aagghhhhh….agghhhh, ” gila yo….enak banget sayang…..anjrit….entot pantat abang yo…..aaghhhh, yang dalam yo…..aaaghhh, enak banget….” aggghhh, kuciumi betis bang Umar yang berambut lebat…aku sangat suka posisiku sekarang, karena aku bisa mendorong kontolku sedalam yang kumau, sesekali bang Umar menyeringai nampak kesakitan saat kubenamkan dalam kontolku, hal itu yang justru makin membakar nafsuku…aku mengajak abangku berdiri, aku ingin ngentotin pantatnya dari belakang, dia menurut, kini dia nungging disamping meja, salah satu kakinya kuangkat dengan lengan kananku, dan kuhujamkan lagi rudalku yang masih saja tak kenal lelah, …kini sambil kuentot pantatnya kami pun masih bisa berciuman dengan mesra, lengan kanan bang menggapai tengkukku dan kami saling mengulum lidah…agghhhh …agghhh…suaranya yang jantan makin sangat menggairahkan saat mengerang keenakan, kami benar – benar seperti kesetanan, entah sudah berapa lama kami bercinta, tak ada rasa lelah sedikitpun , yang ada hanya nikmat berkepanjangan yang tak ingin segera berakhir, kini aku memintanya berbaring diatas meja, bang Umar membuka kakinya lebar lebar, dan kuarahkan lagi kontolku yang belum juga puas bersarang dalam anusnya yang begitu nikmat,tangan kekarnya membelai dada dan perutku ang berkotak kotak, gerakanku masih saja stabil menikmati lubangnya , saat aku masih dengan penuh tenaga menyetubuhi dia, tiba tiba dia menepuk wajahku, cukup mengagetkan, bang Umar menunjuk ke cermin besar disamping kami, tampak refleksi persenggamaan sejenis dengan jelas disana, tubuhku yang basah kuyup tampak makin kekar, dengan posisi kontol yang masih tertancap dalam anus seorang bodybuilder tampan yang terbaring diatas meja, kami sama – sama tersenyum, ” Indah banget bukan, kamu memang mahluk terindah yang abang miliki, …abang bahagia banget yo….: ” aku cuma tersenyum, kulanjutkan pekerjaanku yang belum tuntas,bang Umar kembali mengerang indah, suara erangan nikmat kembali bersahut – sahutan merdu, “aaaghhhh….yo abang mo keluar nehhh…..aaaghhh…gila..enak banget entotan lo yoo….agggggghhhh aaaagggghhh….aagghhhhhh….”"”crooooooooooooooooooottt….croooooooooooooooot….crooooooooooooooooot…..bang Umar ejakulasi tanpa menyentuh kontolnya sama sekali, alhasil, sperma dia muncrat tak terkendali, di dadanya, bahkan nyebrang sampai wajah tampannya, dan berceceran di di meja dan lantai, pria itu benar – benar menikmati entotanku, kupercepat gerakanku karena akupun hampir sampai, aaaggghhhh…aaghhhhhh..aggghhhhhh….croooooooooooooooooooooooooootttt, crrroooooooooooooooooottt, kukeluarkan begitu banyak spermaku dalam lubangnya, tubuh kami masih kejang menikmati keluarnya lava hangat yang dibarengi rasa nikmat luar biasa…..dengan nafas yang masih terengah engah, kujilati sperma di dada dan lehernya, putih kental dan baunya sangat menyengat, dia tersenyum ” Lho….kok doyan nelen sperma juga Yo, ? ” aku tersenyum, seketika kami berciuman mesra, sperma di mulutku terbagi dengannya….kami sangat puas malam ini…… Semenjak malam itu, kami jadi makin dekat, sekalipun tak ada komitmen, sepertinya sudah keharusan hampir dua sampai tiga kali seminggu bang Umar minta jatah, dia tak pernah bosan menikmati entotanku, hingga suatu malam aku yang dientot kontol kudanya yang begitu jantan, terus terang aku sangat takut, tapi aku tak bisa menolak mengingat begitu sayangnya aku sama dia, pertama disodomi kontolnya, aku menahan sakit yang teramat sangat, bahkan esok paginya aku tak dapat bekerja seperti biasa, berhari hari rasanya kontol bang Umar masih tertinggal dalam pantatku, ada sedikit penyesalan,sekalipun tak bisa kupungkiri, aku juga merasakan nikmat kontolnya hingga akupun ejakulasi selama aku difuck kontolnya. Bang Umar sepertinya menyadari aku tak suka difuck, sehingga diapun tak pernah meminta lagi, tapi entah kenapa , aku merasa hubungan kami mulai dingin, sudah hampir sebulan ini kami nyaris tak pernah bercinta,walau kami masih sering tidur bersama, tapi tak ada lagi acara saling ngentot seperti sebelumnya. Suatu malam ibu kedatangan tamu, beliau seorang pria muda, sepertinya orang kaya, tampak dari mobil yang dikendarai, umurnya sekitar 30an, sangat tampan, tubuhnyapun lebih kekar dariku,postur tubuhnya nyaris sama dengan bang Umar. Ibu dan tamu tersebut sedang berbincang di ruang tamu, sedang aku nonton tv di ruang tengah bersama kedua adikku, dua adikku yang lain sudah terlelap di kamarnya, keempat adikku sangat dekat denganku, saat menonton tv saja aku harus berbaring di tengah-tengah mereka, sehingga kedua lenganku jadi sandaran mereka,sampai mereka tertidur, untung mereka masih kecil, jadi aku tak merasa pegal, aku sadar posisiku sebagai anak yang tertua, semenjak tak ada Bapak, aku jadi pengganti Bapak buat mereka, mungkin itu juga yang buat aku rindu sosok Bapak, dulu semasa hidup, aku tidak begitu dekat dengan beliau, aku hanya dekat dengan ibuku, rasanya menyesal sekali, kini setelah beliau wafat, aku sering merasa rindu ” Yo, sini nak, Masmu kamu mau bicara” tiba tiba ibuku memanggilku, kupindahkan kedua adikku perlahan agar mereka tidak terbangun, kurapikan kaosku, dan rambutku yang kusut, dan bergeras ke depan, aku dikenalkan dengan tamu Ibu..” Ini anak saya yang paling besar den, namanya Satrio, kujabat tangan pria tampan itu, kulitnya sangat bersih, dan jabatan tangannya sangat kuat, ” Bagus ” dia menyebut nama, akupun begitu, ternyata mas Bagus anak mantan atasan Bapak waktu masih jadi supir pribadi, waktu kecil mas Bagus dirawat oleh ibuku, ternyata siang tadi mereka tak sengaja ketemu di pasar swalayan saat ibu beli seragam sekolah untuk adikku yang baru masuk SD.Dia banyak menanyaiku, sampai badanku yang kekarpun tak lepas dari komentarnya. Mas Bagus menawariku untuk ikut dengannya, bekerja di perusahaanya sekaligus akan dikuliahkan, oh Tuhan, aku nyaris tak percaya dengan apa yang baru kudengar,ternyata mas Bagus ingin membalas jasa kedua orang tuaku, apalagi setelah tahu Bapak telah wafat, dia jadi terenyuh dengan kondisi perekonomian keluarga kami. Mas Bagus memintaku memikirkan tawarannya baik – baik, sungguh aku ingin sekali kuliah dan merubah masa depanku, tapi aku juga berat meninggalkan keluargaku, juga bang Umar, mereka sangat berarti bagiku, semalaman aku tak bisa tidur memikirkan hal itu….
Categories: ASIAN HOT MALE, BIG COCK (KONTHOL BESAR), Cerita GAY Hot, MUSCLE MAN

Kakak Kandungku
13 Desember 2009 tommylovezacky Tinggalkan komentar Go to comments

Awalnya saat aku masih SMP kelas 1. Ada pengalaman luar biasa yang sulit aku lupakan seumur hidup. Kami keluarga besar, ada 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 perempuan. Aku sebagai anak bungsu.

Hanya ada 3 kamar di rumah kami, 1 buat ortu, 1 buat anak perempuan, dan 1 lagi buat semua anak laki laki yang 4 orang itu. Akhirnya dalam kamar itu ada 2 ranjang susun spring bed yang bisa ditarik dan dimasukkan, untuk kami berempat.
Kami yang laki-laki semua, tidur sekamar, semuanya biasa aja dan tidak ada peristiwa yang khusus, ampe suatu hari……

Semua anak dah keluar, kecuali kakak ku yang bernama Liem, dia paling badung, dan malah drop out dari SMP, dia usia 19 tahun waktu itu, dan ku 13 tahun. Semua sedang sekolah dan ortu sedang kerja. Aku inget banget waktu itu sekitar jam 9-10 pagi, soalnya aku sekolah siang.
Aku memang tidur di bagian bawah ranjang (pake ranjang susun, tapi bagian bawahnya tinggi sehingga bisa ada kasur lagi). Jadi di ruang kamr itu agak gelap gitu. Aku ada di pojok bagian dalam dan sedang tidur dengan nyaman. Tiba tiba aku berasa seperti ada yang megang pantat aku. Aku diam aja, terus tangan tersebut turun ke celana ku, dan pegang pegang disana. Aku tetap diem dan lagi malas menyingkirkan tangan itu. Lalu tangan tersebut makin berani dan membuka resleting celana ku, ku bingung, tapi entah kenapa aku tetep diem dan membiarkan tangan itu berbuat lebih jauh..

Pelan-pelan tangan itu menggosok sebentar lalu mengeluarin penis ku. Celanaku kaga dipelorotin. Lalu kontol ku dikocoknya, gila enak banget. Apalagi saat pagi seperti itu, kontol emang selalu ereksi. Aku diem aja, tapi kontol ku makin besar dan tegang secara penuh. Aku merasa nikmat banget, Aku mau bersuara tapi takut, akhirnya aku tetep diam aja menikmati dionani.
Lama tangan itu mengocok, hingga aku ngak tahan lagi.

Aku kaya mau pipis rasanya, lalu tiba-tiba aku merasa pipis tapi kok kaga basah banget, tapi ada yang keluar. Cuman aku kaga tau soalnya gelap. Tapi rasanya enak banget, badan ku mengelinjang dengan keras, ahh…….. Aku berseru lirih tertahan…
Aku tahu tangan tersebut basah, soalnya dia ngelap di celana ku. Perasaan aku campur aduk, antara senang, kesal, marah dan lain-lain jadi campur aduk. Aku hampir mau nangis, namun tangisanku tertahan dan buru buru aku menghadap tembok. Sementara celana ku masih belum direseleting lagi.

Aku kaga tau apa yang baru terjadi, tetapi ku merasa ada sesuatu yang hilang saat itu, yah keperjakaan ku hari itu hilang, oleh kakak ku yang badung.Pengalaman itu memberikanku fantasi yang lebih lagi.
Sejak peristiwa aku dionani kakak ku, Liem, that’s the day when I lost my virginity. Aku merasa bahwa keperjakaan ku sudah lenyap. Dan hari itu aku tahu yang namanya kenikmatan dari alat kelaminku itu bagaimana. Dan astaga, aku seperti kecanduan, Aku pengen banget ngulangi lagi peristiwa tersebut. Pengen sekali lagi saja. Sungguh, perasaa kepengen dan hasrat itu begitu kuat. Tapi gimana caranya?

Sebenarnya, aku ama kakak ku Liem ini kagak deket. Dan aku tau kebiasaan buruknya, dia sering pulang malem kalau ngak mendekati subuh. Pokoknya mau-maunya dia ajah, bonyok (bokap nyokap) ku ampe udah habis kesabarannya.
Tapi ku pengen pengalaman tersebut berulang, dan ku masih bodoh kagak bisa nyoli sendiri seperti sekarang ini. Akhirya aku muai coba coba sendiri saat aku tidur dengan menuttupinya rapat rapat dengan selimut. Namun entah mengapa, rasanya tidak seenak dan senikmat saat dikocok oleh kakakku. Saat itu aku rasakan sensasi yang begitu nikmat, jujur aja koko ku itu ngocokin kontol ku, rasanya enak banget, walaupun agak kasar-kasar tapi sensasinya…. Edan… enak dan wow pokoknya mantap.

Sebenarnya aku terkesan ama kakak ku, bukan karena nakalnya, tapi gayanya gaul dan khas anak muda. Walaupun kita keturunan Chinese, tapi dia terkenal di tempat ku tinggal sebagai salah satu pemuda yang oke dalam bergaul, dan juga ketampanannya di atas rata-rata. Tampangnya memang khas tipikal Chinese, badannya putih, rambutnya dibuat panjang, model bruce lee. Sebenarnya badan dia kagak gemuk, kaga kurus juga. Tapi kalau dibilang muscle, enggak juga. Mungkin dibilang berisi lah. So… ku menunggu kapan kesempatan pengalaman yang dulu terulang…
Tunggu punya tunggu tidak ada kejadian apa-apa lagi. Kadang ketemu juga biasa aja…. Sampai akhirnya….

Suatu pagi, seperti biasa semua kakak ku udah pada pergi, baik yang sekolah atau yang kerja, cuma tinggal ku berdua di kamar ama koko ku, Liem itu. Aku udah kaga tahan lagi, untuk merasakan pengalaman yang seerti dulu lagi. Kayanya aku hari ini bakal nekad, jika tidak kesampaian. Pokoknya aku mau lagi kaya kemaren.
Koko ku tidur di ranjang atas dan ku ada di bawah ranjangnya. Aku memposisikan badan ku melintang sehingga bagian celana ku tepat ada di bagian bawah pinggir ranjang. Ternyata lama aku menunggu, ternyata hal itu tidak terjadi lagi.

Akhirnya dengan gelap mata aku nekad. Aku liat wajahnya menghadap ke dinding, pelan-pelan Aku turunkan tangannya yang kiri ke bawah ranjang. Aku mulai berkeringat dingin, ku nafsu banget, tapi malu, takut, kacau deh, pokoknya ku pengen lagi.
Tangan dia udah turun dan ada di bawah ranjang, sementara badannya tetap di atas ranjang. Lalu aku posisikan lagi tubuh ku agar lebih dekat lagi. Celana pendek ku, arahkan tepat di atas telapak tangannya, ah… masih belum nyampe… Lalu aku angkat pantat ku supaya tangan dia tepat di kontol ku. Yah berhasil. Tapi tangan itu Cuma diam saja.

Lalu aku mulai mendekatkan jendolan kontolku ke jari jarinya, dengan cara mengangkat pantatku. Lalu tangan si Liem bergerak pelan meremas kontol ku,… ah… ini yang ku tunggu sekian lama. Tapi ku tetap pura-pura tidur, namun aku menikmati banget. Lalu tangannya pelan-pelan melepas resleting celana pendek ku. Reseleting celana ku dibukanya pelan. Lalu dengan agak sedikit kasar dia bentangkan ke kiri dan kanan, lalu celana dalam ku dia remasnya, ah remasan itu pas di kontol ku, aku rasakan enak banget.
Lalu dia mengeluarkan kontol ku dari celana dalamku. Tapi celana ku kaga dipelorotin, Aduh tanggung neh, aku merasa kurang nyaman.

Sebenarnya saat itu pantat ku masih agak mengantung ke atas, karena aku berusaha mendekatkan jarak. Lalu pelan-pelan aku turunin pantat ku, eh tangannya ngikutin turun, ah lumayan juga, dengan begitu aku tidak terlalu cape dengan posisi tadi. Berbarengan dengan itu aku agak turunin celana ku pelan-pelan sehingga tangan si Liem lebih leluasa lagi. Dan benar, dia mulai ngocokin kontol. Ouh, genggaman tangannya di batang kontolku terasa mantap. Aku merasakan enak banget. Sensasinya beda saat aku memegangi kontolku sendiri. Tangan Koko Liem mulai turun naik mengocoki kontolku, sementara badannya masih dia atas ranjang, Dan kami sama-sama pura pra tidur, padahal nafas kami sudah sama-sama memburu.
Kocokan di kontol ku membuatku seperti melayang kemana. Fantasiku seolah dibawa terbang oleh remasan dan kocokan tangan Liem.

Sensasi nikmatnya membuatku mengalami pengalaman seorang remaja akan apa itu sex, sunggub luar biasa. Si Liem terus mengocok kontol ku turun naik, kontol ku dimainin ama dia, dipilin-pilin, lubang penis ku dipencet-pencet ama dia, sedikit kasar, lalu kembali dia mengocok kontol ku. Sebenarnya ada rasa sakit bercampur rasa geli, karena dia melakukannya dengan agak kasar. Tapi justru itu membuat aku suka banget…..
Lama dia mengocok dengan ritme yang cepat dan itu membuat aku tidak tahan, lagi. Dia terus mengocok dengan cepat, lalu dengan lenguhan pelan, aku semakin terbuai sensasi kocokan tangan di batang kontolku. Badan ku bergetar, menahan sensasi nikmat itu.

Tangan itu tetap ngocokin kontol ku, dan itu membuatku tidak dapat menahan diri. Secara refleks aku memegangi tangannya dan menahan agar tangan itu tidak mengocok lagi. Oups, pganganku membuat Koko Liem tertahan. Dan dia membuka matanya. Dan secara tak sengaja pula, mataku saat bersamaan juga membuka. Ah, akhirnya ketahuan kalau kita sedang sama sama terjaga. Koko Liem tersenyum padaku. Dan akupun membalas senyumannya. Lalu dia menatapku sambil mengangguk. Akupun mengangguk. Lalu dia turun ke ranjangku. Dan kini dia meneruskan aktifitas mengocok kontolku yang mulai melemas.

Sementara dia mengocoki kontolku, tangan dia yang satunya membimbingku untuk memegang dan menyentuh jendolan selangkangannya. Woww.. aku merasakan ada otot tegang dibalik celana tidur itu. Lalu tanganku itu digosok gosokkan ke jendolan itu. Dan tangan Kok Liem dilepas dan justru membukakan celananya. Akhinrya kontol milik Koko Liempun mencuat dan mengacung tegang. Kontl itu telah disunat, dengan warna coklat sawomatang, dengan kepala agak kemerahan. Ukurannya lebih ebsar dari milikku. Ada bulu jembut kelamin di pangkal kontolnya. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Karena aku tidak pernah melihat secara langsung batang kemaluan milik orang lain.
Dan kini tanganku disuruh meremas dan memegangi batang kontol yang tegang keras itu. Aku yang memang belum berpengalaman, Cuma meracapnya di bagian kepala kontol itu. Dan itu justru membuat Koko Liem mengumpat. “Shitt!!. Ga enak. Sakit”,ujarnya.

Aku bingung mesti gimana. Karena aku sudah berusaha meniru aksinya, namun justru membuatnya tidak suka. Aku merasa bersalah. Lalu Liem beranjak berdiri dan melepaskan celananya, sehingga dia setengah telanjang. Lalu dia mendekatkan kontolnya yang masih teracung itu ke mukaku. Aku bingung dengan aksinya itu. Tapi aku berhasil membaui bau yang khas dari daerah tertutupunya itu. Bau pesing bercampur keringat yang tertahan di dalam celana, membuat bau itu terasa berbeda dengan bau yang lain. Bukan apek, bukan amis, bukan bacin. Entah bagaimana aku melukiskan bau khas kelelakian itu. Namun aroma itu membuatku terbius dan spontan mataku memejam. Dan aku terkaget ketika batang kontol Liem itu kini menyentuhi hidung dan bibirku. Agak keras, karena kontol itu telah tegang penuh.

“Buka mulutmu”,perintah Liem mengagetkanku.
Karena rasa bersalahku tadi belum hilang, aku menuruti perintahnya. Dan aku buka mulutku. Lalu Liem menyorongkan ujung kepala kontolnya ke mulutku. Spontan bibirku menyentuh kulit kontol Liem. Ada rasa jijik menyeruak, Namun batang itu terus menusuk dan menyeruak masuk ke rongga mulutku. Aku hampir tak dapat bernafas dan mau muntah. Sekejap mulutku mengatup dan gigiku mengenai batang kontol Liem.
“Aw….”,Kokoku itu berteriak kesakitan.
“Jangan kena gigi, bego!”,umpatnya.
Aku semakin bingung dibuatnya.

Lalu Koko Liem bergeser, dan kini dia memelorotkan seluruh celanaku yang tertahan di pahaku. Akupun kini sama, telah telanjang dibagian bawah tubuhku.
Lalu dengan secepat kilat, dia telah berada di depan selangkanganku. Sekilas aku merasakan lidah hangat menyentuhi ujung kontolku. Ada sensasi nikmat luar bisas dan berbeda dengan sensasi kocokan tangan yang tadi. Aliran nikmat itu menjalar menyetrumi sekujur tubuhku. Belum sadar penuh, aku dibuat tergkaget lagi ketika mulut Liem kini telah mengulum dan menjepit batang kontolku. Yah, kontolku amblas didalam kuluman mulut dan bibir Liem yang merah itu.
Ada rasa hangat dan nikmat mengaliri seluruh batang kontolku. Nikmatnya sulit aku lukiskan dengan kata kata.

“Ayo kamu tiru. Kamu isep juga punyaku. Tapi jangan kena gigi lagi ya”,perintah Liem.
Akupun menurut bagaikan kerbau yang dicubuk hidungnya. Aku meniru apa yang dilakukan kakakku itu. Aku mulai membuka mulutku dan menjulurkan lidahku, Dengan perasaan jijik, aku menyentuhkan lidahku ke batang kontolnya. Lalu mulutku aku paksa membuka dan mengulum batang kontol itu.

Saat mengatup, ada rasa kenyal di mulutku. Dan karena akupun merasakan nikmat di kontolku yang dikulum kulum Liem, akhirnya aku mengimbanginya.
Saya jilat-jilati kontolnya pakai ujung lidah aku, nggak kebayang deh rasanya, terus aku cium-ciumi batang keras itu, memang ada baunya yang khas. Mmhmmh.. bau khas yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Saya mulai iseng menggigiti biji pelernya yang menggantung dengan gigitan kecil. Koko kelihatan mulai lunglai dan mulai menjerit-jerit keenakan, “Huuaahhhhh…kamu apain. Ohhhhh.” jeritannya yang keras membuat aku tambah nafsu dan kemudian aku percepat gerakan lidah aku yang menjilat-jilat kontolnya, “Eenngghh.. hhngg.. aanngghh pelan yaaaaahhh!”

Sementara itu di bagian selangkangan aku. Dengan lembut dia mengelus-elus kontol aku yang terus menegang itu. Terus dia kocok pelan-pelan kontol aku pakai tangannya yang putih mulus itu. Lalu terus dia kocok-kocokan sampai kontol aku tambah berdiri tegak, sebentar-sebentar dia genggam, kemudian dia cium-ciumi kontol aku, nggak lama kemudian dia mulai mengulum-ngulum batang kontol aku. Ehmm.. nikmat memang kalau kontol dimain-mainkan seperti itu. Ketika bibir merah itu mengulumi penis aku dengan sedotan yang keras, membuat aku tambah terangsang dan kegelian. Lalu dia meludahi penis aku sambil dikocok kocok dengan tangannya. Rupanya itu untuk melicinkan kocokannya. Sungguh nikmat aku rasakan.
Lantas dia mulai mengulum-ngulum biji-biji kontol aku, terus dia gigit-gigit kecil sambil terus dikocok kocok.

Saya juga lihat dia dengan tekun mengulumi batang kontol aku. Dan itu menambah nafsu aku sampai ke ubun-ubun, karena dipadu oleh sensasi nikmatnya. Saya lihat kepalanya yang naik turun dengan indah menghisap-hisap kontol aku yang sudah hampir meledak-ledak, dengan bibirnya yang merah itu. Dia menghisap dalam dalam seluruh batang kontol aku hingga pipinya nampak kembang-kempis. Dia hisap sambil sekali-sekali menjilat-jilat pinggir batang penis aku pakai lidahnya yang liar dan ganas. Ini memang pemandangan indah yang tidak bisa dilupakan. Saya belai-belai saja rambutnya pakai tangan kiri dan tangan kanan aku mengocoki kontol dia. Sementara dia semakin sibuk menekuni penis aku yang teracung tegak itu.

Tiba-tiba penisku tambah menegang dan tubuh aku mengejang keras. Aku berusaha tegak dan kocokan tangan aku di kontol Hendra terlepas. Tapi dengan sigap Hendra meneruskan kocokan di kontolnya sendiri. Mataku semakin berkunang kunang dan tubuhku seakan melayang dengan diikuti kontolku berkedut kedut dan Crott.. Crott..crotttt spermaku muncrat di dalam mulutnya. Rasa hangat kuluman mulutnya bercampur spermaku. Dan terasa spermaku mengalir di dalam mulutnya. Pasti benar ada yang Liem telan spermaku, terus dia membuka mulutnya sambil menunggu sperma-sperma aku mendarat di ujung lidahnya, setelah selesai aku muncratin semua spermaku lalu dia menjilat-jilat kepala penisku sampai bersih sekali. Sensasi pengaaman itu sungguh luar biasa aku rasakan. Apalagi sesaat kemudian Liem berdiri dan mengocok kontolnya tepat di mukaku. Aku dapat menyaksikan secara jelas kocokan tangannya di kontolnya.

Di arahkannya batang kontolnya tepat ke muka saya. Aku sedikit membuka mulutku dan Liem terus mengocok dan mendekatkan kontolnya ke bibiku. Tiba tiba dia mengejang dan mendesis kuat. “Aaarrrhhhhhhhh… Arrrrhgggggggggg…sambil tangannya meremasku.” Crot..crott… crottt… cairan hangat menyembur dan mengenai mulut, pipi serta daguku. Ada aroma khas yang tercium dari cairan sperma kakakku ini. Aroma yang khas dan berbeda
dengan bau selangkangannya. Baunya segar, namun sedikit langu. “Ahhhh enak banget. Weh, spermaku banyak banget..” katanya. Terus dia gosok-gosokan kontolnya di mukaku sehingga sperma-spermanya merata di mukaku. Ah jorok banget. Tapi aku suka banget. Sukaaa banget. Pengalaman indah, yang tak mungkin kulupakan seumur hidupku.
(IGAMA)
1
0

i